Gegara Kasus Sambo Citra Polri Merosot

Gegara Kasus Sambo Citra Polri Merosot

Burhanuddin memaparkan hasil survei bertajuk Persepsi Publik terhadap Kasus Sambo: Antara Penegakan Hukum dan Harapan Warga, yang dilakukan secara virtual, Kamis 25 Agustus 2022.

Burhanuddin: "Efek kasus Sambo, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri memang turun. Namun, setelah Sambo ditetapkan sebagai tersangka, tingkat kepercayaan publik meningkat menjadi 54,4 persen."

Itu hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 11-17 Agustus 2022. Jumlah sample 1.229 responden. Dalam wawancara melalui telepon.

Selama proses awal pengusutan kasus Sambo, masyarakat memperhatikan. Tercatat 73 persen responden menyimak proses Polri menangani kasus Sambo. Tentu, dari berita media massa.

Burhanuddin: "Sebanyak 65,7 persen masyarakat percaya dengan pernyataan Kapolri, bahwa Kepolisian akan mengusut tuntas kasus Sambo dengan transparan, objektif dan bisa dipertanggungjawabkan."

Itu sebelum Ferdy Sambo ditetapkan jadi tersangka. Tapi, sesudah dibentuk Tim Khusus.

Setelah Sambo jadi tersangka, kepercayaan publik naik jadi 54,4 persen.

Jika dibanding dengan hasil kinerja awal Kapolri Listyo yang 76 persen, terjadi kemerosotan 21,6 persen, akibat kasus Sambo. Yang tentunya sulit dikembalikan seperti semula. Perlu kerja keras anggota Polri.

Paparan Burhanuddin itu tidak lengkap jika tidak dikomparasi dengan pendapat akademisi. Dosen Jurusan Komunikasi, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rachmat Kriyantono kepada pers, Rabu 17 Agustus 2022, mengatakan:

"Polri sudah lama bercitra kurang baik. Kasus Sambo membuat citranya semakin jelek.”

Dilanjut: "Ada ungkapan satire di masyarakat. Misal, kehilangan ayam jika melapor polisi bisa kehilangan sapi. Ini tanda citra Polri jelek."

Rachmat tidak menyangkal hasil riset yang menyebutkan citra Polri pada level 67 persen, sebelum kasus Sambo. Karena itu hasil riset. Tapi, kejadian pembunuhan Yosua, membuat pola anggapan masyarakat terhadap Polri yang semula sudah kurang bagus, menjadi tidak bagus.

Rachmat: “Jadi, kasus pembunuhan Yosua itu bukan yang membuat citra Polri negatif. Bukan. Karena, sampai kini citra negatif Polri sudah sangat melekat."

Pendapat Rachmat cenderung membangun Polri. Bersifat mengingatkan. Tidak membuat Polri terlalu terlena oleh pujian, bahwa hasil riset menyatakan, publik percaya terhadap kebijakan Kapolri dalam mengusut kasus Sambo (65,7 persen).

Kenyataannya, masih ada kebijakan Polri dalam pengusutan kasus Sambo yang tidak transparan. Menimbulkan tanda tanya di masyarakat.

Sumber: