Ratu Wushu

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Komentator Spesialis
Kalau soal maaf memaafkan itu silahkan. Karena selama yang dihina itu bukan Allah dan Rosul Nya, bukan Islam, dianjurkan untuk memaafkan. Tetapi yang membuat saya heran adalah kemana kelompok atau orang orang yang spesialis pelapor itu gerangan ? Dulu kita malah hafal, selalu muncul "pahlawan" sosok spesialis pelapor yang anda tahu sendiri siapa dia. Atau ormas yang sangat gercep melapor ketika kelompoknya dihina. Lha ini pada kemana kok hening. Tapi hening dan aman bagus sih. Cuman saya ikut berbela sungkawa kepada ustadz Maher yang dipenjara sampai meninggal. Ataupun ketabahan ahmad dani dan gus nur.
yea aina
Pak @JM. Sepulang menjalankan paragraf IV, eh…. gak ada sih. Sempat baca komentar bapak. Se7 dengan ide imajinatif, paragraf III. Lebih parahnya, pemikiran: pemahaman agama yang sempit (distigma fanatik) sebagai penghambat kemajuan. Digelorakan oleh orang-orang yang kiranya hanya pas-pasan saja pengetahuan tentang agama, bahkan mungkin agama yang diyakininya sendiri juga. Bagaimana mungkin diagnosa bisa tepat, kalau perumusan masalah saja tidak dipahami? Beda kalau motifnya "persuasif politik", asal dianggap kompetitornya, hampir pasti distigma negatif. Agama bagi masing-masing pemeluknya, otomatis menjadi identitas pribadinya. Kiranya sedikit aneh, ada ajakan "menanggalkan" identitas disaat kita wajib menunjukkan keberpihakan di saat pencoblosan pemilu. Kecuali, bila konstitusi telah menghapus kolom "agama" di KTP kita.
Jimmy Marta
Daripada berupaya mengerahkan tenaga untuk melawan yg disebut penghambat kemajuan itu, sebaiknya tinggalkan saja mereka. Pikiran dan sumberdaya fokus saja dipakai untuk mencapai tujuan. Tujuan yg menjadi tugas pemegang amanat. Mencerdaskan mensejahterakan, melindungi dan menegakkan keadilan. Jika ada yg mengkritik, itu resiko jadi pemimpin. Keniscayaan demokrasi. Tinggal tegakkan hukum bagi yg melanggar. Kita khawatirnya, sebutan sempit pemahaman agama sbg penghambat kemajuan itu salah diagnosa. Kemudian salah obat. Padahal yg salah itu pegadaian. Yang benar itu penjual obat. Kalau sakit berlanjut hubungi dokter. Mari kita jalankan perintah agama. Sholat jumat berjamaah.. Catatan : Paragraf I serius alternatif. Paragraf II itu solutif Paragraf III itu imajinatif.
yea aina
Mengutip yang kemarin ditulis Pak Liang @EVMF: fenomena yang dialami Pak Anang AS, ditulisan kemarin: Brain Fog. Kalau tulisan Abah hari ini, mungkin lebih sesuai dengan komentar Pak @Muin TV: fenomena Brain Frog, meskipun saya yakin hanya salah ketik. Silahkan diterjemahkan masing-masing.
Al Fazza Artha
Bagi NU memaafkan buzzer itu bagian dari rahmatan lil alamin, tapi tidak bagi sesama muslim yg d anggap menghinanya. Toh si Ning ini ga d hina hanya d bercandain sama si Eko. Percaya aja saya mah …NU kagak bakalan bawa kasus ini ke ranah hukum kec yg melakukan orang mantan FPI (mungkin). Terlalu sering Eko ini menghina Islam, dan terlalu sering pula orang NU bilang "Islam rahmatan lil alamin". *pengen ngunyah sirih saya rasanya.
didik sudjarwo
Kok saiya ga yakin kalau abah DI ga tertarik dgn surga.Lha wong dgn jabatan (Pres atau Menteri) aja tertarik. Ngapunten.
Kang Sabarikhlas
Hah, is it true?…saya pilih aura Kasih!… Lho anu maksudnya, bisa punya Aura di.Kasihani orang biar saya dapat pinjaman uang tanpa bunga… duh, komen disini sulit dihapus saya jadi kayak orang goblik! anu, mulai besok saya komen lewat grup WA aja… saya kan ndak goblik amat, kan cuma sangat…
ispri yoto
Sumber: