PGA LIV

PGA LIV

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Lukman bin Saleh

Saya sekarang jd bingung menyikapi sikap Donald Trump. Dia memang urakan. Tp dia anti perang. Yg lain memang santun. Tp tukang bantai manusia. Seperti pembunuh berdarah dingin…

Ahmad Zuhri

Pendapat saya.. Mas Ulik ini udah kurang fokus di Persebaya, basket iya, gowes iya, yg terbaru pegang atletik juga. Dari semua itu, kelihatannya yg paling menonjol ya gowes nya.. entah kl saya yg salah mengamati. Masalah nya sepak bola ini yg paling sensitif, tapi kayaknya kurang mendapat perhatian lebih.. Maafkan, kl pendapat saya kurang tepat..

Mastok Hariyanto

Tulisan Trump, otak,Azrul,Samin,gk menarik ,baca bbrp baris…g dilanjut

Jimmy Marta

Bagaimana jika keruwetan dinegri pewayangan diserahkan ke Trump?. Mungkin ia bisa mengurainya. Tapi yg lebih mungkin ia akan membuat lebih rumit. Namun saya akui otak saya kalah jauh dari otak trump ini. Otaknya bisa dipakai buat muter2 bikin rumit. Pikirannya bisa mengolah untuk bikin ruwet. Lidahnya ringan, bisa membuat yg rumit menjadi ruwet. hehe… Untuk mengatasi yg rumit bin ruwet itu Trump sudah membuat putusan. Otaknya sudah memerintahkan. Sk nya ada. Dipikirannya. Sudah dibacakan. Mulutnya…haha..

thamrindahlan

Kicau burung berderik derik / Berebut gabah pematang sawah / Hakim Agung kenapa melirik / Melihat hadiah tawaran pekara /

Mirza Mirwan

Tidak seperti Indonesia yang berdasarkan Pancasila, di mana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Mahaesa, Amerika Serikat (AS) adalah negara Tanpasila. Tetapi sejak 1956 Kongres AS telah menetapkan kalimat "In God We Trust" sebagai motto, menggantikan "E Pluribus Unum". Dan sejak Oktober 1957 kalimat "In God We Trust" itu dicetak pada uang dolar. Apakah karena itu lantas di AS tidak ada korupsi? Jangan salah, di AS juga ada korupsi, kok. Hanya saja tidak sampai edan-edanan kayak di Indonesia. Sampai-sampai seorang hakim agung, dan dulu itu Ketua MK, terlibat korupsi -- menerima suap. Jangan tanyakan berapa hakim pengadilan negeri dan pengadilan tinggi, atau jaksa di kejaksaan negeri, kejaksaan tinggi, dan kejaksaan agung yang terlibat korupsi. Banyaaak. Greed has no limits. Keserakahan tak punya batas. Itu benar. Sudrajad Dimyati, hakim agung yang diborgol KPK itu, mestinya sudah hidup "sarwalaras" (santai) dengan gaji pokok plus tunjangan bulanan yang sekitar Rp 100 juta -- jauh lebih besar ketimbang penghasilan bulanan seorang menteri. Memang jumlah itu hanya setara sepertiga dari gaji hakim agung di AS yang US$ 268.300/tahun. Tetapi standar hidup di Indonesia, kan, jauh lebih rendah ketimbang di AS. Jadi sekitar Rp 100 juta itu sudah jumlah yang ngudubilah besarnya. Tetapi kenapa masih juga menerima suap? Jawabnya, ya itu tadi, keserakahan tak punya batas. Karena serakah Sudrajad Dimyati lupa pada sumpah jabatannya, lupa ajaran agamanya, dan lupa segala-galanya. Rasain!

Roziq Kurniawan

Dulu waktu di pilpres saya menganggap trump seperti yg indonesia, keras kepala atau kepalanya keras , ternyata yg satunya hanya strategi poltik dari konsultannya , tp yg disana memang karakternya , tinggal hasil FBI nya yg independennya seperti BI di indonesia

Tarsan Jowo

Sumber: