Khusnul Mracangan

Khusnul Mracangan

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Rumah pun disita bank.

Khusnul tidak tahu bagaimana cara mempertahankan rumah itu. Dia masih harus menyembuhkan luka bakarnyi.

Ayahnyi meninggal dunia.

Khusnul harus tetap hidup. Dia jualan sayur keliling. Ditambah jualan mracangan di depan rumah kontrakannyi.

Amrozi sudah dieksekusi. Demikian juga Muklas. Dendam suaminyi dibawa sampai mati.

Khusnul kini tergabung dalam Yayasan Keluarga Penyintas (YKP). Yakni penyintas bom teroris. Anggotanya 110 orang. Khusnul sebagai humas di kepengurusan YKP.

Masih ada dua paguyuban penyintas bom teroris lagi: Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) dan Isana Dewata. Yang terakhir itu khusus beranggotakan korban bom Bali.

Begitu banyak korban bom teroris. Begitu menderita mereka.

Belum lagi korban ''bom'' Kanjuruhan dan ''bom'' sirup dari pabrik farmasi. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 2 November 2022: Khusnul Nusakambangan

EVMF
Selamat pagi Pak Pry, The difference between conscience and mind. Di dalam buku Mere Christianity - C. S. Lewis mengungkapkan contoh yang sederhana mengenai perbedaan antara hati nurani dan pikiran kita : Seandainya anda mendengar teriakan minta tolong dari seseorang dalam bahaya, anda mungkin akan merasakan dua keinginan : satu keinginan untuk memberi bantuan, yang lainnya keinginan untuk menghindari bahaya. Tetapi anda akan menemukan di dalam diri anda, selain dua dorongan ini, hal ketiga yang memberi tahu anda bahwa anda harus mengikuti naluri untuk membantu, dan menekan dorongan untuk menghindarinya. Hal ini yang menilai antara dua naluri, yang memutuskan mana yang harus didorong, tidak dapat dengan sendirinya menjadi salah satu dari mereka ; dan biasanya menyuruh kita untuk memihak yang lebih lemah dari dua dorongan itu. "Hal ketiga" itu adalah hati nurani kita. Pikiran merumuskan alternatif. Hati nurani berbicara kepada alternatif mana yang harus kita ikuti (yang mungkin sangat tidak sesuai dengan tingkat kepuasan diri kita). Mungkin Pak Pry ada komentar untuk buku tersebut di atas. Terimakasih, sehat selalu Pak.

Leong putu
Pagi pagi makan ketupat / Agar sehat minumnya sirsak / Eeeh @Otong selamat ya selamat/ Akhirnya dapat pertamak/

Leong putu
Pagi pagi makan ketupat / Agar sehat minumnya sirsak / Eeeh @Otong selamat ya selamat/ Akhirnya dapat pertamak/

Otong Sutisna
Bikin ketupat dari beras / dibungkus pakai kertas / coba lihat hasil kerja keras / dapat Pertamax yang bawah juga mengeras Hatur nuhun @leong @amat

Mirza Mirwan
Kapan hari itu waktu CHD mengisahkan Bupati Dhito yang marah-marah, saya menulis bahwa setan sudah sesumbar tak akan bisa dikalahkan oleh orang yang marah, mabuk, dan bakhil. Nah, cerita tentang almarhum suami Bu Khusnul di atas juga membuktikan kemenangan setan atas suami Bu Khusnul. Demi si anak kedua bisa meneruskan kuliahnya sampai rela menjual dadah -- di negara Pakcik Chei, narkoba itu dadah. "Anakmu harus bisa meneruskan kuliahnya. Kuliah itu penting, agar anakmu kelak bisa mengangkat derajatmu. Kau pasti bangga kalau anakmu jadi sarjana." Mungkin begitulah provokasi setan. Dan suami Bu Khusnul termakan provokasi itu. Ia kalah. Dan ia ditembak polisi -- mungkin melarikan diri saat hendak ditangkap. Nasi sudah menjadi bubur. Kita bisa mengambil hikmah dari kisah suami Bu Khusnul itu.

Sumber: