KDRT di Depok Caranya Unik

KDRT di Depok Caranya Unik

Klein: "DV disebabkan banyak faktor, tapi bukan karena hilang kendali."

Di buku itu dipaparkan beberapa variabel penyebab pelaku DV. Diurai sejak pelaku masih kanak-kanak, serta aneka kejadian yang dialami waktu kecil, juga terkait budaya patriaki. Bahwa laki harus mengontrol wanitanya. Kalau tidak, maka (dalam budaya masyarakat) ia bukan laki. Diledeki, laki letoy.

Tapi, yang menarik teori berikut ini:

Dr Lenore Edna Walker dalam bukunya: "The Battered Woman" (1979) menyoroti sisi lain KDRT. Di situ dipaparkan tahapan pelaku KDRT. Disebut periodisasi aniaya.

Buku itu best seller dunia. Dari buku itu Dr Walker memenangkan Distinguished Media Award Amerika, 1979. Dibaca banyak orang se-dunia.

Menurut Walker di buku itu, semua peristiwa KDRT pasti melewati periode berikut ini, secara berurutan. Ada empat:

1) Periode tercipta ketegangan. Pelaku marah pada pasangan (isteri atau pacar). Kemarahan berulang pada waktu-waktu tertentu. Pada kejadian-kejadian tertentu. Tapi marah yang tidak rasional. Marah demi kepentingan ego pelaku.

Korban mulai gelisah.

2) Periode tindakan. Terjadilah KDRT. Bisa diawali KDRT psikis. Berupa hinaan, makian, ancaman, yang semuanya menyerang psikologi korban. Bisa juga langsung aniaya.

Untuk KDRT psikologis, bisa berhenti sampai di situ. Stop. Tidak berkembang jadi KDRT fisik. Berarti pelaku tidak niat menyakiti pasangan. Tapi bisa juga di waktu berikutnya terjadi KDRT fisik. Pemukulan, aniaya, pembunuhan.

3) Periode bulan madu. Setelah cek-cok hebat, atau sudah pemukulan, penganiayaan, pelaku minta maaf. Pelaku benar-benar menyesali tindakannya. Karena, pada dasarnya pelaku mencintai korban. Ia takut kehilangan korban. Maka, ia minta maaf ke korban.

Biasanya korban memaafkan. Bisa karena ada anak. Atau masih cinta. Terjadilah periode bulan madu. Rukun lagi. Bagai bulan madu lagi.

4) Periode tenang. Hubungan pria-wanita itu baik-baik saja. Seolah tidak pernah terjadi kekerasan. Pelaku menepati janji, tidak bakal mukul lagi. Dan, memang tidak mukul lagi. Bahkan, pelaku memberi hadiah ke korban.

Sampai di sini hubungan diuji. Inilah titik batas periodisasi.

Walker menulis: "Jika setelah tahap empat, pelaku masih melakukan DV lagi, maka kecil kemungkinan ia bisa berubah baik. Tinggal bagaimana si perempuan mengambil keputusan."

Sumber: