Tung Desember

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Semakin banyak baca buku agama semakin gaduh, mungkin maksudnya buku agama yg stensilan. Yg stensilan ini siapa yg buat? Proyek! Radikalkan dulu, habis itu deradikalisasi. Tidak hanya satu bidang ini, bidang lain juga begitu, jembatan, drainase, sekolah dan proyek-proyek lain. Demikianlah, kalau yg dikejar uang, sedihnya, di Astana Anyar, korbannya, polisi yg baik dan soleh.
Ibnu Shonnan
Sarapan menunya sayur lontong/Kuahnya penuh santan kelapa Saat baca komentar Om Leong/Berkuranglah sakit kepala
beny rohman
Kadang suka aneh, sok²an deradikalisasi, paling toleran, dll. Tidak pernah ngaca di ormasnya sendiri suka membubarkan pengajian yg tdk sepaham. Kan gathel lak ngono iku????
MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
kalau ada pendapat yg paling benar, kenapa tak kita ikuti? kalau belum merasa paling benar, kenapa tak cari yg paling benar? yg paling benar bisa jadi milik bersama dg dialog, diskusi, tukar pikiran.
Ibnu Shonnan
Diantara benih-benih radikalisme adalah mempunyai penilaian akan dirinya sendiri ; "bahwa pemahaman dan pengetahuannya paling benar". Indikasinya adalah berani memvonis faham dan keputusan pihak lain salah mutlak. Dan hal itu, ia ekspresikan-diantaranya- lewat komentar.
Ibnu Shonnan
Pagi-pagi buka laptopl/Menu sarapan nasi pecel CHD tulis isu yang ngetop/Mesti banyak hati yang kesel
Leong putu
Hari sabtu masak sagu / Dibubur manis gula aren / Ibu ibu selalu begitu / Bibirnya manis kalau lagi pengen /
Jimmy Marta
Mana yg lebih dulu, karena miskin jd radikal atau bersebab radikal menjadi miskin? Mestinya sudah ada kajian jelas. Tentang hubungan sikap radikal dg hidup miskin. Begitupun tentang pemahaman agama dan pendidikan yg mereka dapatkan. Dilihat secara sosio ekonomi, semua yg memilih bersikap radikal itu adalah orang2 yg 'terpinggirkan'. Karena skill atau pendidikan?. Mungkin. Yg jelas terlihat, akses mereka ke kemajuan pembangunan dan kue ekonomi sangat lemah. Rata2 nya mereka berada dibawah garis. Lembaga2 resmi kadang melaksanakan program deradikalisasi terasa sangat normatif formal. Metodanya, ceramah, kontra doktrin dan diberi buku. Seragam. Bagi mereka, itu membosankan. Untunglah Shofa Ikhsan memberikan sentuhan berbeda. Melakukan pendekatan personal. Tidak banyak menceramahi. Dan memberi buku yg bukan itu2 saja. Kalau memakai idiom lebih baik mencegah dari mengobati, tentu menghilangkan faktor penyebab adalah jurus terbaik. Yaitu kemiskinan.
Sumber: