Konflik Unik di Medan

Konflik Unik di Medan

Ini konflik unik. Wali Kota Medan Bobby Nasution berkonflik medsos dengan anggota DPR RI Fraksi Gerindra Romo H.R. Muhammad Syafi'i yang suka mengkritik Presiden Jokowi. Sebab, Bobby mencopot Kadis Kesehatan Medan Edwin Effendi. Sedangkan Edwin adalah besan Romo Syafi’i. Jadi mbulet

***

EDWIN dicopot dari Kadis Kesehatan Medan pada Kamis (22/4/2021). Kabaghumas Pemkot Medan Arrahman Pane menyatakan, penyebabnya kinerja buruk.

“Diperiksa inspektorat. Lalu diusulkan ke kementerian, meminta izin. Lalu diizinkan. Diberhentikan, karena kinerjanya tidak bagus,” jelas Arrahman kepada pers, Jumat (23/4/2021). 

Jabatan Edwin diganti Syamsul yang Wadir RSUD Pirngadi, Medan.

Tahu-tahu, Instagram @romo.syafii pada Selasa (27/4/2021) menyidir Bobby. Isinya begini: 

"Ternyata Bobby sudah ketularan kebiasaan berbohong. Di awal masa jabatannya, terkait pencopotan Kadis Kesehatan Medan.

Dilanjut: "Katanya telah mengingatkan berkali-kali Kadis, soal COVID-19, padahal itu tidak dilakukannya, apalagi dia baru saja menjabat sebagai Wali Kota Medan.”

Romo menyebut, persebaran korona di Medan disebabkan Bobby. Sewaktu kampanye pilkada lalu, terjadi kerumunan di Kesawan, Medan.

Esoknya, Bobby membalas sindiran Romo. Melalui Instagram @bobbynst. Isinya begini:  

"Saya tau pak KADIS KESEHATAN yg saya BERHENTIKAN merupakan BESAN dari bapak ROMO, tapi ini sudah ada dasarnya dari INSPEKTORAT KOTA MEDAN.” 

Keras dibalas keras. Bobby, di Pilkada Medan diusung 8 partai, termasuk Gerindra. Sedangkan Romo Syafi’i juga dari Gerindra. Perang medsos begitu kerasnya.

Selidik punya selidik, ternyata Romo Syafi’i suka mengkritik Presiden Jokowi. Paling kentara, di Sidang Istimewa Tahunan MPR-DPR-DPD, di gedung DPR RI Senayan Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2016. 

Acara tersebut dihadiri Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Waktu itu Romo Syafi’i pembaca doa. Isi doanya begini:

"Jauhkan kami, ya Allah… dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, dan seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.”

Sumber: