Konflik Unik di Medan
Waktu itu, belum lama terjadi penggusuran. Yang digusur melawan. Sehingga bentrok antara tergusur dengan aparat keamanan. Doa Romo Syafi’i, juga ada itu-nya. Begini:
"Di mana-mana rakyat digusur, tanpa tahu ke mana mereka harus pergi, di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan, ya Allah… Di Negeri yang kaya ini, rakyat ini outsourcing wahai Allah… Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat.”
Mak jleeeb… Doa outsourcing yang menyodok.
Doa, tidak diatur UU. Misal, dilarang begini- begitu. Tidak. Tidak ada aturan. Jadi, bebas saja. Toh, doa Romo itu juga tidak melanggar larangan agama.
Doa outsourcing itu cuma unik. Seperti, misalnya, di suatu acara tahlilan, di rumah seorang kaya nan mewah. Pendoa berdoa begini: “Semoga orang-orang kaya tidak arogan dengan kekayaannya, ya Allah… sehingga mereka kelak mendapatkan azab-Mu yang sungguh pedih…”
Tapi, keputusan Wali Kota Bobby Nasution terhadap Kadis Kesehatan Edwin tidak terkait kritik Romo Syafi’i terhadap Jokowi. Yang mertua Bobby Nasution. Apalagi, soal doa. Tidak berhubungan. Tidak ada relevansinya.
Edwin dicopot berdasarkan inspektorat, karena kinerja buruk. Bahwa, Edwin adalah besan Romo Syafi’i adalah fakta. Sesuai posting-an Bobby yang membalas posting-an Romo Syafi’i.
Kinerja Edwin disorot publik juga. Eks Jubir Bobby semasa kampanye, Sugiat Santoso, membela Bobby. Menurutnya, Romo Syafi'i tak perlu baper saat besannya dicopot. "Itu, kan penilaian berbasis kinerja," ujarnya kepada pers, Rabu (29/4/2021).
Sugiat menyebut kinerja Edwin saat Kadis Kesehatan Medan. ”Pembayaran jasa petugas medis penaggulangan korona di RS Pirngadi sempat macet. Tapi, setelah Bobby menjabat wali kota, pembayaran langsung cair,” katanya.
Walaupun, itu hanya pengamatan publik. Pengamatan orang di luar pemerintahan. Bukan penilaian Inspektorat Pemkot Medan. Yang jadi dasar pemberhentian Edwin dari jabatannya.
Lalu, bagaimana tanggapan pihak Gerindra atas konflik sesama kader Gerindra itu?
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan Rabu (29/4/2021) menyatakan, Gerindra tetap mendukung Bobby. ”Disayangkan, sampai terjadi polemik seperti itu,” katanya.
Ada dua hal pemicu konflik tersebut. Pertama, kini orang bebas menyampaikan apa saja di medsos. Gampang, gratis, tanpa seleksi pihak mana pun. Sehingga bisa menyinggung orang lain.
Kedua, banyak politikus atau orang yang terkait dengan politikus, memanfaatkan doa, melampiaskan hasrat politik. Bukan doa dalam hati, atau sendirian dalam kamar. Bukan. Melainkan terpublikasi luas. (*)
Sumber: