Hukuman Goreng

Hukuman Goreng

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

balagak nia
Ane sih kurang sepakat kalau keberhasilan UT ditandai dengan lulusannya banyak diterima sebagai ASN. Tahu sendiri khan kualitas pemerintahan kita….Kalau lulusannya ternyata banyak yg sukses sebagai professional nah itu baru top. Jadi ingat dulu waktu gonjang ganjing IPDN, salah satu alumninya dgn gagah bilang di TV kalau banyak alumni IPDN berhasil ditandai dengan sudah menyelesaikan S2, coba cek ASN kebanyakan yg penting ambil S2, mereka tambah pinter ya nggak. Katanya RG ijazah menandakan pernah sekolah bukan pernah berpikir….

Riki Gana S
Rusuh Agrinex (4) #pantun# pak ojat rektor universitas terbuka// dari nama sudah pasti orang sunda// dari sekian perusuh yang ada// rasanya hanya sedikit yang anak muda..// kampus UT ada di Serang// tak pernah berisik walau banyak ruang// kalaulah mau hati senang dan riang// komenlah asyik dan janganlah tegang..// lulusan fisika murni adalah pak azmi// yang dari kampar bernama pak suardi// janganlah sampai menjadi sensi// mari senam satu jam seperti Pak DI..// jalan-jalan ke banten selatan// tiba di Baduy membeli durian// yang kemarin ribut kopi sachetan// semoga bukanlah duda-duda yang keren// demikian kiranya. saya riki gana. spesialis perusuh sebelum ishoma. wkwkwk… Tabik!

Amat Kasela
Sekolah dan kampus itu cuma tempat sekolah formal, Om. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dari mana saja. Tinggal kita mau belajar apa tidak? “Setiap Orang Menjadi Guru, dan Setiap Rumah Menjadi Sekolah,” kata Ki Hadjar Dewantara. Lanjut lagi, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah pendidikan. Kita adalah pembelajar sepanjang hayat. Ttd. Perusuh tobat

Warung Faiz
"Masalahnya mau kuliah atau tidak" Sebuah pukulan hook langsung kena sasaran_menyindir saya dan perusuh2 lainnya yg tdk melanjutkan kuliah.. Sebagai orang satu2nya tamatan slta yg kebetulan terpilih ke agrinex_rasanya manusiawi kalo saya sedikit insecure berhadapan dgn rekan2 lainnya… Alhamdulillahnya tdk ada satupun berusaha menonjolkan diri_Pak DI dan rekan2 lainnya org2 humble_beruntung saya bertemu dgn mereka.. Sebagai wartawan senior,Pak DI lah yg mampu "menelanjangi"latar belakang kami,dari pendidikan,profesi sampai keluarga.. Setelah terkuak,saya langsung berkata wow_padahal khan mestinya alip,ba,ta dulu_takjub dgn latar belakang peserta lainnya.. Untungnya saya ingat pesan guru ngaji_insecure itu hampir sama dgn sombong,sama2 penyakit hati_orang insecure cenderung membatasi diri dgn orang dirasa diatasnya_sementara org sombong sebaliknya,cenderung membatasi diri dgn orang yg dirasa dibawahnya_kesimpulan saya,insecure bentuk lain dr kesombangan_bisa jd kesimpulan saya salah,silahkan rekan2 perusuh menyimpulkan lain…

Tuan Sumartan
Alhamdulillah saya pernah kuliah di UT yang biaya kuliahnya murah, sistem belajarnya mandiri, bisa sambil kerja dan saya bersykur juga pernah wisuda di kampus Pondok Cabe.

Rihlatul Ulfa
Saat saya menaiki kapal menuju Lampung pada malam hari. saya lihat laut menjadi hitam dan yg saya pikirkan adalah. 'oh bunuh diri yg paling mudah adalah meloncat dari kapal ini, tidak membuat rumah/kost/hotel/apartemen menjadi angker. paling2 saya ditemukan setelah jasad mengapung atau mungkin sudah dimakan ikan. saya juga berfikir saat mencoba menjadi pembunuh. saat korban saya masukan karung dengan pemberat batu dan buang dilaut lepas. buktinya kasus aksyena yg meninggal didanau sekecil itu saja pembunuhnya tidak pernah terungkap. apalagi strategi saya itu wkwkk. ini hanya pikiran liar. :p

Mpok Dipa
Awalnya saya tanya ttg UT ke pak Zuhri, wkt itu buat anak teman yg baru lulus SMA. Ternyata anak saya yg lulus SMK berminat juga (mungkin dia lelah krn mau lanjut ke Fak yg sesuai ilmunya saat d SMK ga sampai sampai tabungannya). Akhirnya dia kuliah di UT sekarang sambil bekerja d hotel Raflles Kuningan. Semua dia biaya sendiri sampai membeli buku dan laptopnya hasil dari kerjanya. Thn ini harusnya anak yg no 1 lanjut S2 setelah S1 Sastra Prancisnya d Unnes kelar sekitar 5 th yg lalu. Kadarallah, sdh bayar pendaftaran, sdh bikin esai bebas utk syarat ujian masuk…eh giliran test masuk harus d RS krn DB. Hilang dah semuanya he he he. Semoga aja th depan masih punya semangat utk lanjut lagi, mumpung masing single dan punya biaya sendiri utk lanjut kuliah. Tinggal takdir Tuhan saja, mana yg lebih duluan menghampiri d tahun 2023 ini : Jodohnya atau pengumuman pendaftaran kuliahnya. Semangaaaat buat semua mahasiswa yg kuliah modal sendiri di seluruh negeri !!!!

Abd Qohar
Secara administrasi, UT memang sangat bagus. Tetapi praktek di lapangan perlu dikaji lagi. UT memang bagus dalam membantu dalam pemenuhan target bahwa guru harus sarjana (S1), dimana dulu mayoritas guru, terutama guru SD hanya lulusa Diploma (D3). Namun seiring perkembangan waktu, dan sudah banyak guru yang sarjana, UT menerima banyak mahasiswa dari lulusan SMA. Sebagian besar mahasiswa UT mengambil jurusan keguruan, terutama PGSD, yang nantinya akan menjadi guru SD. Pada pembelajaran di UT setiap semester hanya 8 minggu, biasanya Sabtu-Minggu, bisa secara Online, dan mahasiswa bisa lulus dalam 8 atau 9 semester. Kita bandingkan dengan kuliah di kampus reguler, tiap semester minimal 16 minggu, hampir tiap hari mahasiswa masuk secara offline. Mahasiswa bisa lulus 8 atau 9 semester. Banyak teori dan praktek pembelajaran serta sikap dan karakter yang harus dicontohkan dan dipraktekkan secara luring di ruang kelas. Bagaimana membuka pelajaran, mengelola kelas, mengaktifkan siswa dalam diskusi, mencontohkan sikap yang baik, dan sebagainya dipelajari dengan praktek secara luring. Ini penting karena mereka adalah calon guru yang nantinya akan mendidik siswa secara langsung/luring di kelas. Mungkin kalau pembelajaran di sekolah sudah online semua dan tidak perlu mengajari sikap/karakter secara nyata, maka mencetak guru model online tersebut bisa dilakukan, dan UT akan menjadi yang terdepan. Mohon maaf, ini hanya usul agar pendidikan di Indonesia bisa lebih baik, secara nyata..

balagak nia
Ane sih kurang sepakat kalau keberhasilan UT ditandai dengan lulusannya banyak diterima sebagai ASN. Tahu sendiri khan kualitas pemerintahan kita….Kalau lulusannya ternyata banyak yg sukses sebagai professional nah itu baru top. Jadi ingat dulu waktu gonjang ganjing IPDN, salah satu alumninya dgn gagah bilang di TV kalau banyak alumni IPDN berhasil ditandai dengan sudah menyelesaikan S2, coba cek ASN kebanyakan yg penting ambil S2, mereka tambah pinter ya nggak. Katanya RG ijazah menandakan pernah sekolah bukan pernah berpikir….

Amat Kasela
Sekolah dan kampus itu cuma tempat sekolah formal, Om. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dari mana saja. Tinggal kita mau belajar apa tidak? “Setiap Orang Menjadi Guru, dan Setiap Rumah Menjadi Sekolah,” kata Ki Hadjar Dewantara. Lanjut lagi, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan adalah pendidikan. Kita adalah pembelajar sepanjang hayat. Ttd. Perusuh tobat

Najib Habibie
Jurusan sosial di Universitas negeri dihapus saja, biarkan UT saja yang buka jurusan sosial. Universitas lainnya yang buka jurusan teknik.

Forsandy Kurniawan David
yang wisuda dijakarta cuman lulusan terbaik? wah berarti bapakku termasuk donk, kelas 6 sd aku diajak kejakarta bapak wisuda sarjana pendidikan bahasa inggris. bapak memang guru hebat ta henti-henti dia belajar meski sudah jadi PNS masih saja belajar, teman setianya radio BBC australia frekwensi SW itu.masih ingat bisik-bisik bapak dengan temannya "belajar yang keras, persiapkan ujian baik-baik, materu ujian UT lebih susah dibanding perguruan lain!!" iya makasih sahut bapak sambil bawa sekoper berisi kaset-kaset dan buku buku UT. dadi kangen bapak aku.

Leong putu
"Selanjutnya coba perkenalkan diri Anda, Perusuh dari Bali" : kata Abah. "Hmmm…anu..bah..anu.. nama saya Leong Putu, karyawan swasta dan usaha sendiri…". . "jenjang pendidikan, bagaimana pak Putu ?". ".saya S3 Abah". ."wiiih luar biasa, beri tepuk tangan dooong. Punya usaha apa pak Putu ?". ".ada dech bah…. Saya ada dua usaha, satu sukses, satu masih gagal, dan masih akan di coba lagi". ".yang sukses usaha apa ?". ."usaha nambah anak". ."duuuuh….kalau yang gagal ?". ."usaha nambah istri bah…". ."….hmmmm…(say juga (dalam hati)…) ….baiklah … baiklah….S3 nya jurusan apa ?". "S3 tehnik, Abah ". ."serius ?…tehnik apa ?" ."tehnik bikin anak, universitas terbuka ". ."ya iyalah….tehnik bikin anak, ya harus terbuka….hedeeeeh masak mau pakai celana jeans ? #$%$#%". … #perusuh kok ditanya.

EVMF
Sekilas UT di Inggris. Berdirinya Universitas Terbuka di Inggris adalah wujud dari janji kampanye Harold Wilson, mantan pemimpin Partai Buruh. Harold Wilson di dalam kampanyenya untuk pemilihan umum menjanjikan : "Memberikan kesempatan kepada mereka yang ketinggalan kuliah di universitas tradisional, untuk mengalami pembelajaran tingkat gelar berkualitas tinggi". Ketika Harold Wilson terpilih sebagai Perdana Menteri, dia menugaskan Menteri Kesenian, Jennie Lee, untuk mengawasi pelaksanaan proyek tersebut. Pada tahun 1965, komite pendidik, wakil rektor universitas, dan penyiar televisi dibentuk. Pada tahun 1969 The Open University diluncurkan yang berkantor pusat di Milton Keynes. Memiliki jaringan lebih dari 5.000 tutor dan menggunakan teknologi komunikasi untuk menyampaikan pengajaran dan penilaian. The Open University juga menjalankan les kelompok, sekolah siang, dan sekolah musim panas residensial. The Open University juga menjalin kemitraan jangka panjang dengan BBC, memproduksi bersama hingga 25 serial TV dan radio setahun. Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, penyiar Anna Ford dan aktris Glenda Jackson termasuk di antara sejumlah nama terkenal yang pernah mengajar untuk The Open University.

Mirza Mirwan
Model perkuliahan lewat korespondensi sebenarnya sudah ada sejak 1938. Tetapi negara-negara Asia terlambat mengadopsinya. Yang pertama mendirikan UT di Asia adalah Tiongkok, zaman Deng Xiaoping, ketika membuka Open University of Beijing, 1979. Disusul kemudian India dengan mendirikan Andhra Pradesh Open University, 1982. Lalu Jepang dengan Open University of Japan (semula bernama University of The Air), 1983. Barulah kemudian Indonesia mengikutinya dengan mendirikan UNIVERSITAS TERBUKA, September 1984. Sampai tahun kemarin total UT di wilayah Asia hampir 50 UT, terbanyak di India. Mereka, UT-UT Asia itu, tergabung dalam AAOU - The Asian Association of Open University -- yang kini diketuai Prof. Ojat untuk periode ke-2 (2023-2024), setelah menjabat ketua periode 2021-2022. Selain menjadi anggota AAOU, semua UT di Asia juga menjadi anggota ICDE -- International Council for Open and Distance Education -- yang markas besarnya ada di Oslo, Norwegia. Nah, ICDE ini sudah dibentuk sejak 1938 -- semula ICCE (international Council for Correspondence Education). ICDE ini tiap dua tahun menyelenggarakan konferensi dunia (world conference), semacam muktamar/munas/kongres untuk ormas atau parpol di kita. Konferensi dua-tahunan itu harus diselenggarakan di benua yang berbeda dari konferensi sebelumnya. Maka Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah konferensi ICDE. Itu terjadi pada konferensi ke-24, tahun 2011. Kayaknya 95% pembaca CHD tak ada yang tahu hal itu sebelumnya.

Sumber: