Kecewa Skala 9,5

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Universitas itu begitu ingin terus menambah jumlah profesor. Agar bisa segera membuka program S3. Justru kini kehilangan satu.
"Saya akan membantu agar bisa segera menghasilkan guru besar lagi," katanya. Memang itu tidak mudah. Hambatan terbesarnya adalah capaian jumlah karya tulis di jurnal internasional.
Dalam hal lobster Effendi agak berseberangan dengan Susi Pudjiastuti–mantan menteri perikanan dan kelautan yang mendapat sentimen positif di mata publik.
Effendi tidak setuju ekspor benur lobster dilarang. Kecuali aturan bisa benar-benar ditegakkan. Masalahnya, kata Effendi, akibat larangan itu muncul penyelundupan. Besar-besaran. Ke Vietnam. Ia sampai ke negeri itu untuk membuktikannya.
"Tanpa benur selundupan budidaya lobster di Vietnam tinggal 20 persennya," ujar Effendi.
Ia juga ingin membantah argumen yang mengatakan lobster belum bisa dibudidayakan. Ia tunjukkan bukti-bukti ini: negara mana saja yang sudah melakukan budidaya lobster.
Maka, katanya di acara pelepasan gelar guru besarnya di ReflyHarun YouTube Channel, lebih baik ekspor jangan dilarang.
Hanya saja harus ada kewajiban bagi eksporter untuk melakukan budidaya lobster di dalam negeri. Harus dengan teknik budidaya dari Vietnam.
"Dengan demikian ekspor kita ke Vietnam bisa dimanfaatkan untuk alih teknologi," katanya.
Effendi merasa mendapat serangan balik dari para penyelundup benur lobster. Yang nilai bisnisnya triliunan rupiah pertahun.
Serangan itu sampai ke soal pribadi. Lewat isu-isu yang sengaja diciptakan. Misalnya: Effendi mendapat fasilitas ratusan ribu paket bantuan sosial dari pemerintah.
Isu itu memanfaatkan terbongkarnya kasus korupsi bansos oleh menteri sosial dan kelompoknya.
Serangan tersebut juga memanfaatkan terbongkarnya kasus korupsi benur oleh menteri perikanan dan kelautan dan jajarannya. Effendi di frame ada di pusaran itu.
Frame tersebut, kata Effendi, dibuat melalui karya jurnalisme. Nama Effendi sering disebut dalam berita. Sampai-sampai ia dipanggil ke KPK –meski hanya sebagai saksi.
Itu saja bagi Effendi sudah dianggap merusak reputasinya. Terutama sebagai pejuang demokrasi, pejuang anti korupsi, dan pejuang kebebasan pers.
Sumber: