Mandi Lumpur Rp 2 Juta per 30 Menit
Semula polisi mengira, Sari dieksploitasi. Ternyata jawab Sari ke polisi, enteng saja: "Tidak pak polisi. Saya tidak dipaksa. Saya malah senang, sehari dapat sejuta."
Ceritanya begini. Pemilik akun TikTok @Sultan, mengunggah siaran live streaming, mandi lumpur. Isinya, Sari kelojotan di genangan lumpur. Sekalian, lumpur disiramkan ke badan gaya mandi pakai gayung.
Siaran itu viral. Penonton yang tersentuh memberikan saweran, cuma menekan tombol "gift". Pemilik akun @Sultan menghimpun gift. Setelah banyak, ditukar duit ke TikTok. Hasilnya dikumpulkan, lalu dibagi dua sama rata dengan Nenek Sari.
Kalau Sari mengaku sekali live dapat sekitar Rp 1 juta, maka hasilnya sekitar Rp 2 juta. Mandi uang itu.
Maka, warga desa tetangga Sari, ramai pada siaran TikTok mandi lumpur semua. Ada yang dapat lebih banyak daripada Sari, ada yang lebih rendah. Ada juga yang zonk.
Tapi, warga yang sehari-hari bertani jadi ogah bertani. Pada mandi lumpur semua. Mengemis semua.
Bagaimana bisa dapat duit? Syaratnya cuma tiga:
1) Harus punya akun TikTok versi terbaru. Yang ada fitur live.
2) Pemilik akun minimal usia 16 tahun.
3) Jumlah pengguna minimal 1.000 followers.
Jika syarat itu terpenuhi, langsung mainkan. Bisa mandi lumpur, comberan, atau apa pun. Lalu, syarat tambahan ini yang berat: Harus viral. Karena, dengan viral, berpotensi ada follower yang memberi gift, atau menekan tombol gift.
Ketika sedang siaran, pemilik akun bisa melihat jumlah penonton. Juga melihat masuknya gift dari penonton.
Gift yang bernilai uang, cuma yang jenis diamond (berlian). Setiap 200 gift diamond, bisa ditukarkan ke TikTok dengan USD 1 (Rp 14.875).
Jadi, fenomena mandi lumpur, adalah perkawinan antara permainan medsos dengan pengemis. Tapi, kedua pihak sama-sama pengemis.
Definisi pengemis: Orang yang melakukan sesuatu, dengan harapan agar orang lain merasa iba, lalu memberi hadiah. Baik berupa uang, makanan, atau gift. Kuncinya: Pelaku sudah berharap diberi hadiah.
Sumber: