Polda Bobol

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Tazzz Amerika.
TTP sendiri awalnya mengaku bertanggung jawab atas bom di masjid Polda itu. Beberapa menit kemudian pernyataan itu dicabut. Pelakunya adalah salah satu faksi dalam TTP: Huzaifa, 25 tahun. Kepalanya ditemukan dengan tubuh berserakan di dalam masjid.
Memang mengherankan bagaimana Huzaifa bisa masuk markas Polda itu. Padahal penjagaan ketat. Pintu masuk hanya satu. Pemeriksaan sangat teliti.
Itu bukan Polda biasa. Itu Polda terpenting. Termasuk pusat security Koridor Ekonomi Pakistan-Tiongkok pun berpusat di Polda ini. Koridor itu memang melewati wilayah provinsi Khybar ini, menuju pelabuhan Gwardar di pantai Samudra Hindia.
Pakistan adalah control negara yang punya begitu banyak persoalan. Tidak punya sumber energi. Makannya roti tapi tidak punya terigu. Ia punya kapas tapi harganya kian merosot: terlalu banyak pengganti kapas yang lebih murah.
Pakistan yang Islam kian jauh saja tertinggal dari India yang Hindu. Dua-duanya sangat fanatik beragama. Tunggal siapa yang lebih punya masa depan. Toh tidak mungkin keduanya bersatu kembali. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 2 Februari 2023: Kaya Aset
Suardi Mengikat Hikmah
Pernah dengar cerita lucu. Ketika ada Banser ganteng dan gagah ikut mengatur tertib parkir, ibu-ibu Muslimat NU nyelutuk, "Wuih, Cak Bangser gagah yo, koyok tentara…." Giliran menjumpai tentara yang agak tambun sedang mengatur lalu lintas, ganti mereka nyelutuk, "Walah, tentara kok kayak Bangser…" Nah.., giliran ketemu "stering komite" berseragam Banser nanti?kok saya malah penasaran, kira-kira celetuk ibu-ibu Muslimat nanti apa ya?
Mbah Mars
Banyak orang salah paham terhadap Muhammadiyah terkait ziarah kubur, seperti salah paham mereka dalam masalah sholawat. Muhammadiyah tidak anti ziarah kubur. Dalam Himpunan Putusan Tarjih, kitab jenazah, bab ziarah kubur sudah dijelaskan secara gamblang. Tarjih mendasarkan keutamaan ziarah kubur berdasarkan hadits riwayat Muslim: Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang ziarah kubur, maka telah diijinkan bagi Muhammad berziarah kubur bundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan akhirat". Bagi Muhammadiyah ziarah kubur adalah amalan yang baik sepanjang dilakukan sesuai tuntunan: 1. Luruskan niat. Jangan dilakukan untuk tujuan yang dilarang syariat. 2. Mengucapkan salam kepada seluruh ahli kubur di area pekuburan. 3. Melepas alas kaki ketika masuk pekuburan. 4. Mendoakan ahli kubur. 5. Dilarang meminta-minta kepada ahli kubur dan menjadikannya wasilah kepada Allah.
bagus aryo sutikno
Dan cukuplah di Disway 1 Aryo, Aryo mBediun. Aryo nGanjuk, Aryo Wiyung, Aryo Tuban dan Aryo Jipang ndak usah muncul atau dimunculkan.
Mbah Mars
Dulu Empat Mata. Itu lho acaranya Thukul Arwana. Belakangan berubah menjadi Bukan Empat Mata. Sekarang Catatan Harian Dahlan Iskan. Kapan-kapan besok jadi Bukan Catatan Dahlan Iskan
Liáng - βιολί ζήτα
*dalam rangka ulang tahun CHDI. Dilematik CHDI di mata seorang pembaca. Pertanyaan yang pernah terlintas di benak saya adalah: mengapa tidak menggunakan nama kolom yang berbeda dengan nama penulisnya?? Bukankah keterikatan dengan nama seseorang itu pada umumnya bersifat temporary, hanya akan exist selama sang penulisnya masih mampu menulis?? Penulis sebagaimana umumnya, suatu saat nanti akan silih-berganti, tetapi nama kolom memungkinkan untuk bertahan lebih lama. Apa yang akan terjadi kelak; katakanlah 5, 10, 15 atau 20 tahun yang akan datang ketika Pak Dahlan Iskan sudah tidak lagi menulis CHDI?? Bukankah selama ini sudah terbentuk image yang kuat di pikiran para pembacanya, bahwa CHDI itu identik dengan Pak Dahlan Iskan, sudah menjadi satu-kesatuan yang tak terpisahkan dan memang menjadi daya-tarik tersendiri bagi para pembacanya?? Bagaimana nasib CHDI selanjutnya ketika satu dan lain hal Pak Dahlan Iskan tidak lagi menulis?? Tentu saja, sesuatu mesti terjadi, yaitu perubahan nama kolom!! Perubahan nama kolom tampaknya akan menjadi cerita baru, karena semuanya mesti dimulai dari awal lagi. Sungguh amat disayangkan, apa yang sudah dicapai CHDI akan tergerus oleh waktu dan kelak hanya akan menjadi kenangan semata. [1].
Budi Utomo
Shinchan pesan pizza. Youtube kocak satu menit. https://m.youtube.com/watch?v=PEHoG6GeK_k. Transkripnya sbb: Terima kasih sudah menghubungi bagian delivery pizza, mau pesan sesuatu? Shinchan (S): Tidak, saya hanya mau pesan pizza saja. Tukang Pizza (TP): itu namanya mau pesan. Tolong nama, alamat dan nomor telepon. S: Namaku Nohara Shinosuke tapi alamat dan nomor teleponnya tidak tahu. TP: Kalau begitu pizza nya tidak bisa diantar. S: Kalau alamat Masao aku tahu. TP: Kalau begitu pizzanya akan diantar ke rumah Masao. S: Hmmm susah juga kalau begitu ya. TP: Mestinya saya yang bilang begitu. S:Tolong telepon lagi nanti ya. TP: Yang telepon khan Anda. S: Ya sudah. TP: Baiklah. S: Hhhh tukang pizza zaman sekarang memang kurang pendidikan.
Budi Utomo
Jadi ingat lelucon almarhum Dalang ternama Ki Enthus mantan Bupati Tegal. Yang membedakan NO (Nahdlatoel Oelama) dengan Muhammadiyah. Yang satu hobi merokok. Yang lain anti merokok. Seorang santri NU sedang merokok di SPBU diperingatkan petugas SPBU untuk mematikan rokoknya lalu dilawan sang santri. Lha itu khan tulisannya NO Smoking. Nahdlatoel Oelama Smoking. Wakakaka
Mbah Mars
Resepsionis: "Nama Bapak ?" Baroto: "Baroto. Tidak pakai bh ya mbak" Resepsionis: "Aduh Bapak kok tahu sih ? Habis gerah banget. Udara panas" Baroto: "Ealaahhhh. Baroto Mbak. Bukan Bharoto"
Sri Wasono Widodo
Lebih bijak jika ponpes-ponpes NU tetap mandiri, baik dari aspek kepemilikan asetnya, diferensiasi "manhaj" nya, maupun kekhususan "prodi"nya. Biar saling ber "fastabiqul khoirot". Yang penting tidak lagi di "polarisasi" seperti era Orba, ada dua kubu yang saling bertolak belakang karena berbeda kepentingan. Demikian juga perbedaan furu'iyah NU dengan ormas lain, yang penting tetap saling menghormati. Jika perlu diadakan "bahtsul masail" antar ormas Islam untuk mencari benang merahnya.
Sumber: