Bakar 1.500 T

Bakar 1.500 T

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

JIM vsp
Saking besar dan banyaknya Anggota NU, membuat kita sering lupa atau jumbuh bahwa NU ini adalah Organisasi, bukan mahdzab. NU itu Ormas Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah, sama dengan ormas lainnya seperti Muhamadiyah, jadi apakah Fikih Peradaban ini hasil Ijtihad Ulama ASWAJA, atau Ulama NU, jika bicara Fikih lebih baik mengedepankan Dialog Ilmu, daripada Identitas.

Sri Wasono Widodo
Pengembangan Fikih di kalangan NU tidak terlepas dari Fikih Sosial yang dipelopori oleh Almaghfurlah KH Sahal Mahfudh, mantan Rais Am PBNU dan Ketua Umum MUI 2000 -2010. Fikih sosial lebih bersifat manhaji (kontkstual) ketimbang tekstual (qauli) untuk menjawab berbagai problematilka sosial yang semakin kompleks. Diperlukan ulama dengan kapasitas keilmuan yang berwawasan luas dan mendalam untuk membahas Fikih peradaban, seperti Gus Baha yang masih senasab dengan KH Sahal Mahfudh.

ALI FAUZI
Sejatinya Fiqih Peradaban itu mirip dengan Fiqih Sosial yang digagas KH Sahal Mahfudz, Rois Aam NU era 2000- 2010. Beda istilah saja.

AnalisAsalAsalan
Fikih bukan masalah iman, Kawan. Masalah iman itu bidang aqidah. Begini contoh fiqih. Di daerah Kudus, zaman dahulu banyak yang memeluk Hindu. Di Hindu, sapi adalah hewan suci. Oleh karena itu, Sunan Kudus mengganti sapi dengan kerbau. Itu fikih.

Iqbal Safirul Barqi
Merumuskan fikih peradaban. Visioner, futuristik. Namun saya khawatir apapun urusan duniawi yang dirumuakan dengan dasar agama, tidak akan bisa berkembang jauh. Paling jauh ya berkembang di kalangan sendiri saja. Sebabnya, agama ialah urusan yang didasari iman, kepercayaan. Iman ada jauh di dalam sanubari, jadilah prinsip hidup, sifatnya sangat privat, gak asasi paling dasar, iman. Pada akhirnya setiap orang yang sudah matang akan punya prinsip kepercayaan masing-masing, sulit untuk merubah iman yang sudah tegak. Kalo masih bisa berubah, berarti iman masih rapuh. Disinilah orang memiliki pandangan masing-masing dalam beragama, baik internal agama islam, belum lagi keberagaman iman antar agama. Ada yang merasa nyaman condong ke kiri, ada yang suka condong kanan. Sak mantepe ati dewe-dewe. Tidak ada benar dan salah sebab semua menganggap imannya benar. Saya pribadi sudah hampir mengambil kesimpulan bahwasanya apapun diskusi menyangkut duniawi dengan sudut pandang agama, mendekati sia-sia.

Multi Suk
di zaman Nabi datang aturan hidup dari tuhan, nabi tanpa ba, bi, bu langsung laksanakan walaupun masa itu umat islam minoritas. tapi sekarang sepertinya dengan alasan ajaran islam bisa berubah (fiqih berubah) kita berangsur di ajak ke zaman jahiliyah lagi. 1. pembunuhan anak , sekarang malah dibolehkan mulai dalam kandungan (dalih KB) 2. minuman keras (dengan alasan pariwisata) 3. Riba dibebaskan (dengan merubah nama menjadi bunga) 4. yang apling banyak alasannya adalah toleransi (padahal jelas lakum di nukum waliyadin)

Everyday Mandarin
Di buku atlas China dan Taiwan, Jakarta ditulis jadi 雅加达 (Yajiada). Tionghua² Indonesia punya versi sendiri, Jakarta = 椰城 (Yecheng), artinya Benteng Kelapa. Tionghua Indo suka mengucapkan jadi Yechen (tanpa "g" di belakang). Ini sepertinya lebih cocok dengan penamaan Sunda Kelapa yang sudah ada sejak 500 tahun lalu. Dan nama Yecheng sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu oleh komunitas Tionghua Indo, hingga hari ini. Padahal nama Yecheng (2 huruf) lebih otentik dan terdengar lebih asli dibandingkan Yajiada (3 huruf). Seperti nama kota² besar dan berusi panjang di China dan Taiwan, mayoritas 2 huruf. Entah siapa yang pertama kali menciptakan penamaan Yajiada. Dalam bahasa Hokkien, Jakarta juga disebut Pasia 巴城 (Pa = Batavia, Sia = Benteng). Silakan mengaitkan sendiri dengan sekolah Pahoa. Engkongnya Karmaka setelah tiba di Hindia Belanda, ditanya ABK, "Dek, mau turun di mana?" "Turun di Pasia." "Sunda Kelapa, Angke, Ancol, atau Tanjung Priok?" Eh, dulu Ancol katanya masih tpt jin buang anak sebelum dibangun Ir. Tjiputra. Ancol dicoret. Tanjung Priok belum ada. Ya udah, turun di Sunda Kelapa 椰城 aja.

Kang Sabarikhlas
Tiba-tiba Cak Dadi'ndukun pijet datang kerumah.."Kang, nanti malam sampean, saya, Wak Modin dan Pak Rt diajak Abah Sholeh ke GOR Sidoarjo, ikut acara 1 abad NU mulai pk 00.00 sampai sholawatan” ”Lho Cak Di…" "Sudahlah jangan kawatir Kang, nanti naik Apansa Abah Sholeh, saya disuruh siapkan 2 termos kopi sasetan, Lumpia, Lemper dan 1 slop rokok sama bawa asbak ya…” "..anu Cak Di, waduh..sarung saya jelek, sudah 'mbrebet’ yang bawah” "ealaah Kang, yo wis nanti tak mintakan sarung ke Abah Sholeh, pamit Kang, Assalamu'alaikum.." "Wa'alaikum salam,.. lho Cak Di jangan mintakan sarung ke Abah Sholeh, ini saya mau beli”.. duh, Cak Di kok ngebut naik sepeda…

Liáng - βιολί ζήτα
Reply comment untuk comments-nya Pak Pryadi Satriana. Saya percaya "kepakaran Pak Pry di bidang sejarah" tetapi untuk meyakini "Kebenaran Firman Tuhan lebih kepada IMAN. Apakah orang-orang percaya (umat Kristen) memandang Alkitab (Firman Tuhan) secara absolut ?? IYA, itu PASTI. Di dalam Injil Matius 24:35 "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu". Kekekalan tentu saja bersifat "absolut", oleh karena itu orang-orang percaya (umat Kristen) pasti memandang Alkitab secara absolut. Dan… itulah yang disebut ber-IMAN kepada Tuhan, meyakini Firman Tuhan. Pak Pry sendiri menulis di dalam comments kemarin : Walaupun ditulis oleh manusia, Alkitab "keluar dari Allah" ("breathed out from God") ini adalah keyakinan Pak Pry sebagai perwujudan IMAN, sebagaimana juga keyakinan orang-orang percaya (umat Kristen) lainnya. Oleh karena itu, sejarah berfungsi sebagai pembelajaran menuju pemahaman yang benar, pemahaman yang benar berperan dalam ke-Iman-an. Tetapi sejarah juga membuktikan, IMAN telah menjadikan Saulus menjadi Paulus, tanpa Saulus mempelajari sejarah terlebih dahulu !!

Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
Saya tidak setuju dengan kalimat penutup Pak Disway. "Bahwa ajaran islam itu ada yang harus tetap tetapi ada yg bisa berubah. Yg bisa berubah jauh lebih banyak". Kalau ajaran islam dari saya kecil dulu, perasaan sama. Misalnya sholat, puasa, zakat, berbakti pada orang tua, jangan membunuh, jangan mencuri, berdoa dan lain lain. Ajarannya sama. Mungkin yg dimaksud adalah cara menjalankan ajaran agama. Kalau cara banyak banget perubahan. Dulu baca quran , buka kitab sekarang buka aplikasi. Dulu mengaji langsung kepada pak guru, sekarang bisa online. Caranya memang banyak banget perubahan. Apalagi cara hubungan suami istri. Dulu di kasur atau tikar. Sekarang ,banyak berubah, misalnya yg lagi trend di kursi tantra. Ajaran tetap sama, cara menjalankan ajaran yg banyak berubah. Mengapa? Dengan adanya perubahan, membuat lebih nyaman dan lebih bahagia. Bahagia di 3 aspek. Yaitu aspek jasmani, aspek rohani dan aspek yg paling penting yaitu aspek ukhrowi. Sekian . Salam kursi tantra. He he he….Biar tambah bahagia. salam bahagia.

Parikesit
Hanya Rekomendasi Hampir enam malam, kami sekelompok selalu begadang, mencari ta'bir (dalil) sebagai jawaban atas pertanyaan dalam bahtsul masail tahun itu, "mengais" dari tumpukan kitab fiqih klasik, kitab hadits dari arbain nawawi hingga sunan tirmidzi, tafsir jalalain hingga tafsir showy. Singkat cerita, setelah saling adu argumen, dewan tashih dan tarjih mengukuhkan, berbagi jawaban sudah dimatangkan, masalah2 fikih terkini "seolah" sudah terpecahkan, puncaknya hanya rekom yg jadi tembusan, rekomendasi yg terabaikan. Entah kepada siapa rekom itu ditujukan, saya tak ingat lagi karena banyak tak karuan, mungkin ada belasan. Walaupun seakan jadi angin lalu, kami tetap ridho waktu itu, karena menganggap sebagai tambahan ilmu, tentu sangat menyita waktu, juga isi saku, inilah perjuangan wahai kawanku, tetap semangat dan maju, walau kita dianggap sebagai debu. Sapiku lemu- lemu. Hehe..

bagus aryo sutikno
Numpang tanya p Kyai.. Nderek priksa. Semoga dengan fiqih peradaban, masalah ini bisa terjawab. Pertanyaan saya, "Sah'kah puasa seseorang yang tidak ada makanan untuk makan sahur dan berbuka..? Pertanyaan kedua, " Sah'kah puasa pak Presiden, pak Gubernur dan Pak Walikota/Bupati yang warga'nya tidak makan sahur karena tidak ada makanan..?!' Matur nuwun Kyai'ne.

bagus aryo sutikno
Pak Kyai Ibu Nyai dan para alim ulama, saya tanya, KAPAN seluruh penduduk di muka bumi ini menangis bersama-sama..?! Ora usah muktamar atas pertanyaan sulit tersebut, DAN kapankah seluruh penduduk bumi ini menangis bersama-sama, jawabnya adalah saat nabi Adam As bertemu bersua bermuwajahah dengan Siti Hawa. Nangislah seluruh penduduk bumi. Lha yo nggur 2 kuwi penduduk'e. Tangis bahagia. #ngguyu sik #ojo serius2

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: