Balon Putih

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Lagarenze 1301
Wkwkwk…. Saya jadi kepikiran, kok undangan VVIP lainnya bisa hadir di lokasi tepat waktu? Bahkan, begitu banyak nahdliyin yang bukan tamu VVIP juga bisa hadir. Mungkin karena mereka lebih "niat"…. (ampuuun, Pak Dis)
Kg Adna
Penulis Disway: "Besok, genap lima tahun saya menulis di Disway. Setiap hari. Tanpa absen satu hari pun." ---Baru lima tahun Bah…yang dua periode (sepuluh tahun) banyak. Bahkan kalau gairah dan staminanya tinggi, masih berminat untuk lanjut hingga tahun ke-15 lho Bah… Penulis Disway : Pun ketika saya di pedalaman Amerika. Atau Tiongkok. Atau India. Atau Pakistan. Atau pun ketika sedang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. ---itu semua bukan tempat terlarang (haram) untuk menulis. Kurang ciamik buat Abah kalau hanya untuk menunjukkan kehebatan Abah sebagai penulis. Penulis Disway : Anda pun sudah hafal gaya tulisan saya. Mungkin anda sudah bosan. Atau terganggu. Atau ketagihan. ---emmm…yah. cukup mengerti tapi tidak sampai hafal. Kalau terganggu kayaknya enggak. Beberapa orang yang dirugikan oleh tulisan Abah mungkin ada yaitu orang-orang yang namanya disebut dalam tulisan. Tapi buat para komentator dan para cucuk lampah, pengikut, penjilat dll rasanya Abah tidak pernah mengganggu. Penulis Disway : Mulailah muncul komentar-komentar yang isinya seperti masakan Thailand: pedas, kecut, renyah, gurih, hambar jadi satu. ---Rasa seperti itu mewarnai tulisan Abah dari dulu. Penulis Disway : Dan yang paling menghibur ini : banyak komentar yang lucunya m3mbuat saya tertawa sendiri. Pun dengan penumpang sebelah saat di dalam pesawat. ---yang lucu buat Abah, juga lucu buat saya dan yang lain. Sepertinya.
Pryadi Satriana
Saya 'tawakal' (baca: saya 'berserah diri sepenuhnya kepada Allah') … Apa boleh buat (baca: saya 'nggrundhel'). 'Tawakal' bisa dipakai dg 'Apa boleh buat'? Yang pakai bergelar 'Prof. Dr.'? Sudah diberi undangan VVIP - ndhak 'diundang online' pakai diundi - ndhak keliatan batang hidungnya di acara, ndhak tau arti VVIP, 'sangat sangat dipentingkan oleh yg mengundang'? 'Tawakal' di-'glethakno' di jalan tol oleh 'Yang Di Atas'? Cuma bisa bilang 'Apa boleh buat'? Bisa nulis CHDI 5 th tanpa jeda ndhak bisa menghadiri undangan? Merasa orang penting? Karena disebut 'Raja Media'? Mantan menteri BUMN? Bergelar Prof. Dr.? Sering menguji ujian doktor? Sampai pun 'cerita' di CHDI? Sering memberi kuliah umum di banyak perguruan tinggi? Pun diceritakan di CHDI? Apa 'kejadian' ini semacam 'pengingat'? Bahwa MERASA JADI ORANG PENTING bisa 'menyepelekan orang lain'/'saran orang lain'/'acara orang lain' tanpa menyadarinya? Apa hikmah kejadian ini? Hanya Pak Dahlan Iskan yang tahu. Salam. Rahayu.
Kg Adna
EDISI 5 TAHUN Penulis Disway : Suasana sarasehan para "Perusuh" Disway dengan Dahlan Iskan di kampung Agrinek, Cikeusik, Pandeglang, Banten, 31 Desember 2022. -Raka Denny for Disway- berarti pembaca Disway sudah pada tingkat tidak layak didikte. ---Anak TK pun sebenarnya jangan diajari dengan cara didikte. Penulis Disway : Terutama oleh opini saya. Berarti Anda dengan latar belakang seperti itu adalah orang-orang yang berpikir sangat independen. Berarti sudah waktunya saya merenungkan suara-suara di komentar Disway. Terutama suara ini: berikanlah wadah ekspresi bagi pembaca. Diwadahi hanya di kolom komentar tidak lagi memadai. Saya serius sekali memperhatikan suara itu. ---suara-suara yang minta wadah ekspresi adalah suara-suara biasa. Karena hak berekspresi adalah hak siapa saja. Penulis Disway : Maka mulai terbitan 9 Februari ini, akan ada rubrik baru di Disway: ekspresi pembaca. ---Yang serius di sini: apakah Abah akan menyelinap lalu kabur di balik munculnya rubrik opini ini, dengan berhenti menulis rutin setiap hari?
Leong putu
Dengan pakaian seperti itu, pak Bos DI terlihat keren. Akan lebih keren lagi kalau di jari tangan kanan memakai cincin akik sebesar setengah bola bekel warna merah. Jari tangan kanan memakai cincin akik setengah bola bekel warna hijau. Pergelangan tangan memakai gelang kayu hitam yang melilit seperti ular itu. Lebih sip kalau sekalian membawa tongkat model pegangan payung (melengkung) …. #edisi nasehat.
Kg Adna
EDISI 5 TAHUN Penulis Disway : Suasana sarasehan para "Perusuh" Disway dengan Dahlan Iskan di kampung Agrinek, Cikeusik, Pandeglang, Banten, 31 Desember 2022. -Raka Denny for Disway- berarti pembaca Disway sudah pada tingkat tidak layak didikte. ---Anak TK pun sebenarnya jangan diajari dengan cara didikte. Penulis Disway : Terutama oleh opini saya. Berarti Anda dengan latar belakang seperti itu adalah orang-orang yang berpikir sangat independen. Berarti sudah waktunya saya merenungkan suara-suara di komentar Disway. Terutama suara ini: berikanlah wadah ekspresi bagi pembaca. Diwadahi hanya di kolom komentar tidak lagi memadai. Saya serius sekali memperhatikan suara itu. ---suara-suara yang minta wadah ekspresi adalah suara-suara biasa. Karena hak berekspresi adalah hak siapa saja. Penulis Disway : Maka mulai terbitan 9 Februari ini, akan ada rubrik baru di Disway: ekspresi pembaca. ---Yang serius di sini: apakah Abah akan menyelinap lalu kabur di balik munculnya rubrik opini ini, dengan berhenti menulis rutin setiap hari?
Liam Then
Ngarangnya on the spot, karena memang sudah sering jadi pikiran dari dulu, jadi enak saja, apa adanya kepikiran tinggal di ketik. Makanya banyak yang salah. Hahaha. Pertama A Peng pusing. Kok terakhir malah bilang sudah riset satu tahun. Semoga di maklumi, saya bukan penulis, kuliah pun D3 tak tamat. Cuma saya memang dari kecil suka membaca.Apa saja saya baca. Levelnya ketagihan membacanya sudah sampai level begini, di Taiwan dulu waktu jadi TKI karena semua bacaan huruf china, begitu ketemu koran berbahasa Inggris disana, senangnya minta ampun, walau bahasa inggris pas-pasan.Akibatnya penguasaan pasif makin bagus.
ALI FAUZI
Pada acara peringatan Satu Abad NU di Sidoarjo, Selasa (7/2), tampak betul kekuatan slogan "mati urip nderek kyai" yang cukup kental di kalangan santri. Semoga yang hadir, termasuk yang terjebak di jalanan di luar Stadion Sidoarjo, mendapatkam berkah --seperti yang mereka harapkan melalui slogan tersebut.
imau compo
Pagi-pagi mau komentar. Boro-boro komentar, lagi enak-enak baca CHDI tetiba aplikasinya nutup, seperti tekan tombol back. Berkali-kali. Jadi ingat Bli Leong Putu, aplikasinya seperti laki-laki salah minum jamu, pengin strong keseduh daun putri malu. Dengar kokok ayam saja langsung mati. Perusuh sejatinya punya DNA complain, tapi ingat partisi yg coba dibangun Pak DI yg bernama camp akhir tahun. Tidak ingin proyek ini gagal dalam melunakkan hati perusuh. Malahan perusuhnya dibuatkan WAG. Hasrat complain juga pudar ingat nasib Kang Riki Gana yg konon hanya bisa baca. Ya sudah…CHDI bebas berekspresi, bebas delivery.
yea aina
Insyaa Allah besok 9 Februari 2023, ultah Disway ke 5. Hari ini tulisan CHD masih terkait harlah NU ke 100. Kalau NU mewacanakan fikih peradaban, maka CHD Disway membuka rubrik baru: Perusway. Lebih muda kalah umur, tak mau kalah inovasi. #isikomenkosong
Johannes Kitono
Apeng 78 T. Chd 06/08/2022 dengan judul Rp.7,88 T menghimbau Apeng alias Surya Darmadi pemilik Darma Group untuk segera pulang ke Indonesia.Gegara alih fungsi hutan 37.000 ha jadi lahan Sawit di Indragiri Hilir dituduh merugikan negara sebesar Rp.78,8 T. Apeng ternyata pulang dan bersama kuasa hukum langsung lapor ke Kejagung. Dan JPU mungkin nyontek CHD dan menuntut Apeng dengan pidana seumur hidup dan tambah denda 73,9 T. Dengan alasan terjadi kerugian negara karena sudah 40 tahun hutan dijadi lahan sawit. Ironisnya, justru komoditi sawit yang sudah menciptakan lapangan kerja dan devisa dituduh merugikan negara.Gubernur yang terima uang admin Rp.3 mily dihukum 1 tahun penjara dan Bupati juga kena 10 th dan denda Rp.1 mily. Apeng tentu kecewa dan marah dituduh Mega Koruptor dan melakukan pencucian uang.Pengusaha shio Naga itu justru berani kembali dari Taiwan dengan harapan bisa mencari solusi atas masalahnya.Konon, pelanggaran yang dilakukan adalah tidak bayar Dana Reboisasi dan PSHD. Pola kemitraan inti plasma ikut dijadikan tuduhan. Pada hal waktu itu ( 2014 ) belum ada kewajiban.Dan UU kan tidak bisa berlaku surut. Biarpun sangat kecewa Apeng masih sempat kasih kiat bgmn elunaskan utang negara." Tangkap saja100 pengusaha, cari kesalahannya dan kasih hukuman denda 75 T. Langsung lunas hutang negara Rp 7.300 T. ", kesal Apeng yang didampingi Juniver Girsang, kuasa hukumnya.Kalau itu terjadi devisa bertambah dan Kejagung jadi DC terbesar didunia.Malu or bangga.
Udin Salemo
#everyday_berpantun Di Malaysia ada cerita Pak Man Telo/ Seorang master ponzi di zamannya/ Hari ini terasa adem di Gorontalo Matahari tak seganas biasanya Kalau tuan pergi ke Solok/ Jangan lupa membeli beras/ Jika tuan suka mengolok/ Tunggulah pembalasan yang keras/ Kelapa puan berpuluh-puluh/ Mau dibawa ke Surabaya/ Kalau gajian lewat tanggal sepuluh/ Namanya tuan menyiksa saya/ #derita_orang_gajian
Leong putu
Memang orang tua yang ngaku banyak salah namun tabungannya gak sedikit itu selalu begitu. Mau terdampar, tersesat, Hp ilang, obat ketinggalan sampai terjebak macet pun kelakuannya tetap sama. Santai, pamer dan juga setengah ngece. Mungkin dalam hatinya Ia berkata :"sak sara - sara urip ku, tas sik pancet penak Pry…wkwkwk". (Ketawanya pun pakai wkwkwk…) …. #edisikompor #kompormbleduk
Liáng - βιολί ζήτα
Comment-nya Mbah Pry koq melebar terlalu jauh ya. Diksi yang dipakai Abah DI wajar koq. Abah DI menuliskan "SAYA tawakal di tengah jalan tol." Tawakal karena no way out, tidak ada pilihan lain, ya sudah menerima dan menjalani apa yang sedang terjadi, whatever will be will be. Disambung dengan "Apa boleh buat." lebih merefleksikan penyesalan Abah DI sendiri, seolah-olah Abah DI menyalahkan diri sendiri "kenapa tidak diantisipasi kemungkinan macet parah seperti ini dan berangkat lebih awal atau bahkan sudah berada dan menginap di Sidoarjo sehari sebelumnya". Tidak ada seorangpun yang sempurna, hal yang dialami Abah DI, kita semua pernah mengalaminya juga. Akan lebih bijaksana ketika kita mengkritisi kejadian tertentu yang dialami orang lain tanpa harus mengaitkan dengan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya secara langsung. "ngono yo ngono… ojo ngono, Mbah Pry" Sehat selalu Mbah Pry. Terimakasih.
Sumber: