Corpu Inspirasi

Corpu Inspirasi

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

thamrindahlan
Wayang orang perankan Cakil/ Adegan kocak penonton suka/ Wartwan Paranjoy setajam kerikil/ Bersepatupun kaki Adani terluka/

Liáng - βιολί ζήτα
Oom Amat K. Berdasarkan konteks-nya : "batu besar" yang dimaksud Abah DI - ya… Hinderburg, sedangkan Paranjoy digambarkan sebagai "kerikil". Terkait gambaran serupa sebelumnya… Paranjoy sebagai "kucing" dan Hinderburg sebagai "singa raksasa". Sepertinya gambaran Abah DI lebih berdasarkan kerugian finansial, karena "ulah" Hinderburg - Adani mengalami kerugian hingga Rp 2.000 triliun. Sedangkan Amartya Sen dan Noam Chomsky, oleh Abah DI "digambarkan sebagai "antitesis-nya" Economic and Political Weekly yang tidak berpihak kepada Paranjoy.

Amat K.
Duh, gara-gara paragraf terakhir CHD hari ini otak saya yang mahal ini jadi terpaksa terpakai. "Ternyata masih ada wartawan seperti Paranjoy. Intelektual terkemuka India seperti Profesor Amartya Sen dan Noam Chomsky pun berada di belakangnya. Mungkin Paranjoy hanya dianggap kerikil di sepatu Adani. Kini ada batu besar di depan matanya." Kalimat terakhir "Kini ada batu besar di depan matanya" ini inti permasalahan. Klitik -nya saya pikir referennya adalah Adani. Matanya berarti mata Adani. Ada batu besar di depan mata Adani. Jika Paranjoy dianggap kerikil, Amartya Sen dan Noam Chomsky adalah batu besar. Nah, tadi saya sudah menanyakan pada Pak Mirza, ada hubungan apa Noam Chomsky dengan Adani? Pun Amartya Sen. "Hubungan Chomsky dengan Gautam Adani jelas tak ada," jawan Pak Mirza. Lantas saya tak berhenti sampai di situ, coba lagi berbincang dengan ChatGPT, si AI. Jawabnya, dia tidak menemukan hubungan secara langsung antara Amartya Sen, Noam Chomsky, dengan Adani. Jadi makin bingung saya. Maksud saya, tidak ada yang harus dikhawatirkan jika batu besar di depan mata tersebut tidak menghalangi jalan Anda wahai Adani. Terus saja jalan. Saya juga pernah berjalan di depan batu besar. Batu besar tidak akan membayakan selama tidak jatuh mengenai Anda.

Purnomo Inzaghi
Dalam satu kesempatan di acara televisi, Prof Mahfud MD pernah memberikan statement (susunan kata mungkin beda, isinya kurang lebih begini) : satu satunya yang tidak ditemukan dari Pak Jokowi oleh lawan politiknya adalah korupsi, mereka berupaya mencari titik lemah korupsi Pak Jokowi tapi tidak ditemukan. Makanya Pak Jokowi tidak tumbang meski di cerca sana sini, di serang habis habisan. Jika grup Adani terbukti mendapat fasilitas dari kebijakan pemerintah India, bisa jadi akhir kekuasaan Narendra Modi sudah dekat. Korupsi adalah senjata ampuh untuk menumbangkan seorang politikus dari kursi empuk kekuasaannya. Ketika ada celah dan ditemukan setitik saja noda korupsi seorang politikus maka akan di ekspos habis sampai ke akarnya. Pemerintahan sekuat Modi pun bisa tumbang, minimal popularitasnya merosot gegara Adani. Kerikil di sepatu kini sudah menjadi batu besar merintang jalan kekuasaan.

Rihlatul Ulfa
Jika anda berfikir, hukuman dari para hakim di sidang pembunuhan brigadir J karena para hakim merasa takut ada benarnya. Jika saja hakim memvonis Sambo mengikuti tuntutan jaksa atau lebih rendah dari itu. Bagaimana senitimen publik? apalagi diawal kasus ini pun penuh dengan kebohongan. Akan berapa angka jeblok untuk kepuasan masyarakat terhadap aparat negara. tapi jika para hakim memvonis Sambo lebih berat dari tuntutan jaksa, yg ia lakukan pun sangat berani. Perlu banyaknya jam terbang seorang hakim sampai bisa tidak terintimidasi dan netral dalam memutuskan sebuah perkara dengan mempertimbangkan bukti2 yg ada di persidangan juga keteranga dari para saksi. Biasanya ancaman kepada diri seorang hakim, biasanya setelah itu berambat ancaman ke anak atau istri. turbelnsi itu pasti terjadi. tapi para hakim di sidang Sambo dengan keberaniannya perlu diancungi jempol. sangat sulit untuk mendapatkan skenario tersebut jika ditulis oleh penulis untuk dijadikan serial di televisi. drama sidang Sambo serta pembunuhan berancananya dan menghilangkan segala alat bukti, setidaknya seperti menjadi serial di Indonesia yang paling memuaskan.

Rihlatul Ulfa
Kebanyak memang menulis itu langsung pada point, apa yg mau dibicarakan, tentang apa. semuanya vulgar saja. jadi kalau ada yg nulis pake skema manuver2, gak ngerti. hah hooh hah hooh ujung2nya ngereog sendiri hahahaha

Mbah Mars
Biar tambah seru tengkarnya, mustinya Ulfa panggilnya bukan Pak Bagus dong. Mosok: "Anda benar-benar tolol Pak Bagus". Harusnya, "Anda benar-benar tolol Pak Jelek"

andi syarmi
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menghadapi tuduhan yang dilayangkan oleh orang-orang. Yang pertama adalah dgn melawan tuduhan itu secara langsung jika Ybs merasa bahwa tuduhan itu fitnah. Seperti Adani, keluarga mantan Presiden Suharto pernah memperkarakan Majalah Time ke Pengadilan. Hasilnya Keluarga Presiden Suharto Kalah, yg berarti menyiratkan apa yg ditulis oleh majalah Time adalah kebenaran adanya. Yang kedua adalah melawan tuduhan itu tidak secara langsung. SBY tidak memperkarakan pengarang buku Gurita Cikeas, tapi melawan tuduhan buku tersebut lewat buku lainnya yang berjudul Cikeas Menjawab. Hasilnya elektabilitas SBY tetap tinggi. Ini menyiratkan tuduhan buku Gurita Cikeas hanya dipercaya oleh sedikit masyarakat. Yang ketiga adalah tidak melawan tuduhan itu dan berharap pada saatnya tuduhan tersebut akan hilang dgn sendirinya. Donald Trump pernah dituduh punya '' Kaki ketiga " yg kecil. Yang Mungkin dianggap bukan pria sejati, jd tidak pantas jadi penguasa negara adidaya. Tapi trump tidak memperkarakannya. Hasilnya Trump menang dan jadi presiden USA selanjutnya. Sy pikir memperkarakan suatu tuduhan sebaiknya menjadi jalan terakhir, mengingat panjangnya waktu dan besarnya biaya yg harus dikeluarkan. Membalas tuduhan dgn cara elegan mestinya lebih baik dilakukan. Jika sy jadi Trump misalnya, maka saya akan membalas tuduhan tersebut dgn bergabung dengan organisasi pria yg punya moto '' Keras & tahan lama lebih penting dari besar & panjang tapi memble ''

Mirza Mirwan
Paranjoy Guha Thakurta bukanlah "yesterday evening journalist". Ia sudah menjadi wartawan sejak 1975 -- kayaknya seangkatan Pak DI. Selama 47 tahun kewartawanannya ia pernah bekerja di berbagai media bergengsi: Business India, Businessworld, India Today, The Telegraph, dan The Pioneer. Ia juga pernah menjadi pemandu Talk Show di CNCB-India hingga 1400 episode. Di Economic and Politics Weekly Guha Thakurta hanya 18 bulan. Ia masuk Januari 2016, menggantikan C. Rammanohar Reddy yang sudah menjadi editor sejak 2004, dan mengundurkan diri 18 Juli 2017. Nun dulu, 2014, Guha Thakurta pernah menerbitkan buku yang membuat Mukesh Ambani uring-uringan. Judulnya "Gas Wars: Crony Capitalism and the Ambanis." Tetapi buntutnya nggak seheboh gegara artikel di EPW itu. Susah melacak artikel di EPW itu. Tetapi, kata teman India saya, di artikel itu disebutkan bagaimana pemerintah begitu mudahnya mengubah aturan demi menguntungkan perusahaan tertentu dalam Adani Group hingga Rs500 Crore (US$60.463.000). Nggak terlalu besar sebenarnya, karena hanya sekitar Rp916,9 miliar. Tetapi konon diungkit juga di artikel itu masalah penghindaran pajak Adani Group. Dan karena Gautam Adani sahibnya Narendra Modi, karuan saja Adani beringas. Wong yang dihadapi 'cuma' orang India juga. Apakah Guha Thakurta bakal nganggur? Nggak. Selain jurnalis, ia juga produser film dokumenter -- film tentang batu bara di India saja dua kali ia juga produser musik. Juga pengajar di beberapa universitas.

Chei Samen
Sore Teh Nimas. Semasa SD di Selangor, kami diminta Buk Guru menghapal sebuah pantun.. Pergi berburu di padang datar/ Dapat rusa berbelang kaki/ Andai berguru kepalang ajar/ Bagai bunga kembang tak jadi. Moga sehat Teh dan Bung Mirza. Tabik.
Rizky Dwinanto
Yang patut disyukuri adalah Paranjoy baik-baik saja meski hidupnya telah berubah. Indonesia pernah memiliki wartawan seperti dia, padahal yang ditulis adalah penguasa lokal sekelas kabupaten, tapi akhirnya wartawan tersebut dibunuh. Narendra Prabangsa dan Fuad Muhammad Syafruddin.

kritikItuSehat
bukan hoax silahkan cari berita pada thn 2020 bulan okt… Dr. syahganda nainggolan ditangkap krn menulis kritik kebijakan presiden jokowi ttg omnibus law… ditangkap bro…lbh parah dr kasus paranjoy ini kemana demokrasi di negeri ini?

KEY
jelas anda tukang hoax - syahganda ditangkap karena bikin hoax bukan karena mengkritik, persidangannya ada, silahkan diikuti - 10 mahasiswa bukan ditangkap, tetapi diminta klarifikasi di kantor polisi, sorenya sudah pulang semua fix tukang hoax, xixixixi

Chei Samen
Di Bandar Klang Kota Andalas/ Banyak jualan baju dan kain/ Andai cinta udah berbalas/ Jangan nak menggata mencari yang lain.

Udin Salemo

#everyday_berpantun Tulus pergi ke Pasar Muncang/ Untuk membeli banyak baut/ Tulisan wartawan membuat guncang/ Bahkan bisa membuat bangkrut/ Tusukan di leher membuat maut/ Itulah kematian ayam geprek / Tulisan wartawan membuat bangkrut/ Wartawannya bukan wartawan bodrex/ Jam gadang ado di Bukittinggi/ Tampek manggaleh urang baso/ Kawan galak mudah dicari/ Kawan manangih jarang basuo/ Tangah hari jam duo baleh/ Sumbayang subuah pukua limo/ Kasiah sampai cinto babaleh/ Haram hati uda untuak manduo/

Sumber: