Mengapa Dua Wanita Dibunuh Dicor?
Di rekaman CCTV, tampak mereka diperilakan masuk oleh seorang pria yang kemudian diketahui sebagai Permana, teman SMP Yusi. Maka, polisi mendobrak rumah tersebut.
Ternyata di dalam rumah ada Permana, belepotan darah. Polisi memeriksa, lengan kiri Permana luka teriris. Kemudian Perman dilarikan ke RSUD Bekasi. Tapi sudah meninggal dalam perjalanan.
Di rumah itu juga ada motorYamaha Lexi nomor polisi B 4967 KMI, milik Yusi.
Misteri raibnya dua wanita, Yusi dan Heni belum terungkap. Polisi menggeledah rumah tersebut. Itu rumah yang dikontrak Permana sejak 2019, ia tinggal di situ sendirian.
Di bawah tangga, polisi mencurigai sesuatu. Di atas lantai keramik di bawah tangga, ada beton cor, yang janggal. Coran masih baru. Panjang sekitar 1,60 meter, lebar semeter, tinggi sekitar 20 sentimeter. Dianggap janggal, sebab coran ini berada di atas keramik.
Juga, di halaman depan ada sisa semen, pasir dan batu kerikil (stanslag) bahan cor.
Maka, coran itu dibongkar. Hasilnya, bau busuk langsung menyeruak. Dua mayat wanita bertumpuk di situ. Meskipun tinggi coran cuma sekitar 20 sentimeter, tapi keramik di bawah coran itu ternyata sudah digali. Sehingga cukup untuk menumpuk dua mayat wanita di situ.
Polisi menyimpulkan, dua wanita itu dibunuh Permana, lalu untuk menutupi jejak, dicor. Karena, Permana tinggal di rumah tersebut sendirian. Kemudian, Permana bunuhdiri dengan memotong urat nadi. Permana mati setelah kehabisan darah dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Apa motifnya? Polisi masih menyelidiki. "Masih kami dalami," ujar Kombes Hengki.
Ryandi, tetangga Yusi, kepada wartawan menceritakan, begini: "Pak Permana itu teman sekolah Bu Yusi. Malah, Pak Permana dimusukin kerja oleh Bu Yusi. Sehingga mereka sama-sama kerja di tempat yang sama, di perusahaan besi di Kampung Rawa Pasung, Bekasi."
Ryandi tahu itu, karena pernah diceritai Yusi. Bahkan, Ryandi pernah melihat Permana mendatangi rumah Yusi, ketemu Yusi bersama suami, Heri.
Ryandi: "Waktu itu Pak Heri cerita ke saya, Pak Permana datang dengan tujuan menggadaikan motor. Tapi, Pak Heri menolak, karena yang akan digadaikan itu motor milik kantor."
Dilanjut: "Dugaannya soal utang perusahaan. Pak Permana ada setoran tagihan pembayaran besi kepada Bu Yusi terkait pembelian besi perusahaan. Tapi Pak Permana ditagih, mundur-mundur terus. Saya enggak tahu nominalnya berapa."
Cukup sampai di situ. Ryandi menduga, Yusi mendatangi Permana di rumahnya di TKP, terkait utang itu. Karena, Permana terus molor, belum mengembalikan uang pembelian besi milik perusahaan.
Jika cerita Ryandi benar, bisa disimpulkan bahwa Permana orang rumit. Ia memakai uang kantor, dan Yusi sebagai orang yang memasukkan kerja Permana, merasa bertanggung jawab, sehingga terus menagih. Saat permana ditagih, malah akan menggadaikan motor milik perusahaan juga.
Sumber: