Blokir Aset Rafael dari Miliar ke Triliun

Blokir Aset Rafael dari Miliar ke Triliun

Salah satu yang komentar adalah Said Didu. Kalau ini bukan panjat sosial. Karena, Said Didu memang tokoh masyarakat. Orang sudah top. Ia mantan staf khusus Menteri ESDM sekaligus mantan komisaris BUMN, PT Bukit Asam.

Said Didu, melalui akun Twitter, Selasa, 7 Maret 2023, mengkritik keras Menteri Keuangan, Sri Mulyani, selaku atasan Rafael Alun. Said Didu dikenal sebagai tokoh yang sangat kritis. Tulisannya pedas, begini:

“Bu Menkeu yth, dari berbagai wawancara Ibu, Ibu nyatakan "kita" sbg ultimate shareholder dan berikan PMN ke BUMN sehingga pantas staf @KemenkeuRI jadi Komisaris BUMN. Kata "kita" ini seakan bhw uang negara yg dikelola oleh Kemenkeu adalah uang @KemenkeuRI - itu uang rakyat Bu.”

Keras-pedas. Said Didu suka membela rakyat. Atas nama rakyat.

Tahu-tahu, pegiat antikorupsi Emerson Yuntho membagikan LHKPN Said Didu saaat jadi pejabat di beberapa kementerian dan perusahaan BUMN, via sosmed juga.

Emerson menyoal jabatan rangkap, sesuai topik cuitan Said Didu. ternyata, Said Didu juga rangkap banyak jabatan. Tahun 2010, Said Didu menjadi Staf Khusus Kementerian BUMN sekaligus Komisaris Perkebunan Nusantara (PTPN IV) dan Komisaris Merpati Airlines. Juga jadi Komisaris PT Bukit Asam (PTBA).

LHKPN Said Didu dibeberkan Emerson: Tahun 2007 hartanya Rp7,4 miliar. Kemudian, setelah menjadi komisaris PT Perkebunan Nusantara merangkap Komisaris Merpati Airlines serta Staf Khusus BUMN menjadi Rp 12,1 miliar.

Pada 2015 Said Didu merangkap Komisaris PT Bukit Asam. Laporan hartanya jadi Rp 20,9 miliar, atau naik hampir Rp 8 miliar dalam delapan tahun. Saat itu, Said Didu Komisaris PT Bukit Asam merangkap staf khusus Menteri ESDM.

Emerson fokuskan, bahwa Said Didu selama menjadi Komisaris PT Bukit Asam tidak tertib melaporkan LHKPN. Dari tahun 2016 hingga tahun 2018, LHKPN Said Didu tidak terdata. Padahal saat itu ia masih menjabat sebagai Komisaris Bukit Asam.

Sampai akhir jabatan Said Didu sebagai pejabat negara, pun tidak tercatat di LHKPN. Akhirnya, Emerson mencuit begini:

“Btw mana laporan LHKPN Pak Bos tahun 2016, 2017 dan 2018 kan pernah jadi Komisaris PT Bukit Asam? Diberhentikan dari PT Bukit Asam akhir 2018. Kita dan Kami bertanya ya Pak.”

Cuitan Emerson tidak dibalas Said Didu. Padahal Said Didu dikenal sebagai sosok yang rutin melontarkan cuitan kritis di akun twitternya.

Belum tentu, Said Didu belum membalas karena malu. Belum tentu. Bisa saja karena ia tidak membuka sosmed, atau ada kesibukan yang membuat ia tak memeriksa sosmed.

Kendati, itulah bukti bahwa perkara Mario menganiaya David melebar, bukan saja ke dugaan korupsi dan pencucian uang bapaknya Mario (Rafael), melainkan juga menimbulkan ‘perang sosmed’ antar para tokoh masyarakat.

Sejatinya, itu hal biasa. Buat masyarakat kita. Jadi habit. Biasa, menumpangi suatu trending topic, apa pun topiknya. Tak peduli, siapa dan bagaimana dirinya sendiri. (*)

Sumber: