Tabungan Rp 37 Miliar Diblokir, Tapi Rafael Belum Tersangka
Itulah tabungan paling likuid, atau paling gampang dicairkan dalam nilai tak terhingga, setiap saat. Dibanding penarikan tunai rekening bank, yang terbatas.
Itu tanda Rafael gemar menabung. Sebagai bekas pejabat eselon tiga Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, tabungannya tergolong banyak. Di saat mayoritas rakyat Indonesia sulit menabung.
Jangankan rakyat Indonesia, rakyat Amerika Serikat (AS) pun sulit menabung.
Tiga psikolog AS, Sandra C. Matz, Robert Farrokhnia, Joe J. Gladstone, dalam karya hasil riset mereka bertajuk: “Leveraging Psychological Fit to Encourage Saving Behavior”, dipublikasi di American Psychologist, 27 Februari 2023, disebutkan:
Dikutip dari data The Bureau of Economic Analysis, US, per Oktober 2022, warga AS menabung rata-rata cuma 2,3 persen dari pendapatan mereka. Itu terendah dalam dua dekade terakhir. Diperkirakan, penyebabnya krisis ekonomi akibat Covid-19.
Riset trio psikolog itu fokus ke: Mengapa rata-rata orang sulit menabung?
Jumlah responden 6.056 orang, peserta tabungan aplikasi nirlaba bernama SaverLife. Peserta dipilih, hanya yang punya tabungan kurang dari 100 USD. Mereka diminta tim periset meningkatkan tabungan menjadi di atas 100 USD dalam sebulan sejak riset dimulai. Itu target responden.
Sebelum riset dimulai, tim periset mewawancarai responden, mengorek kepribadian dan cita-cita mereka. Lalu responden dibagi dalam lima kelompok. Akhirnya, dimulai… Waktu bergerak. Responden menambah nilai tabungan.
Saat riset berlangsung, tim periset mengirim email kepada lima kelompok responden secara berbeda, sesuai kelompok, satu sampai lima:
1) Dikirimi lima email selama sebulan. Isinya, menyemangati mereka menabung. Disebutkan, jika tabungan banyak, maka cita-cita respoden segera tercapai. Fokus ke cita-cita jangka pendek responden.
2) Dikirimi lima email. Isinya, dorongan menabung. Disebutkan, jika tabungan responden bertambah banyak, maka bisa membeli ini dan itu, yang tidak sesuai dengan cita-cita responden.
3) Dikirimi lima email. Isinya, dorongan menabung dengan suntikan harapan bisa membeli sesuatu yang harganya jauh di atas 100 USD.
4) Dikirimi lima email. Isinya klise. Misal: Hemat pangkal kaya. Orang hemat orang hebat.
5) Tidak dikirimi email sama sekali.
Hasilnya begini: Kelompok satu yang sukses (tabungan di atas 100 USD) tingkat sukses 11,4 persen dari jumlah kelompok. Kelompok dua, 7,85 persen. Kelompok tiga, 7,46 persen. Kelompok empat, 7,42 persen. Kelompok lima, 3,4 persen.
Sumber: