Pojokan Sri

Pojokan Sri

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

doni wj

Jadi kagum dg Universitas Heidelberg. Yg mendokumentasi dan mempresentasikan pengetahuan/sains sebagai buah karya pikiran dan penanda peradaban. Semangat yg sama dahulu kala pernah dilakukan dan membawa kejayaan serta era keemasan Islam. Ketika sains dan ilmu pengetahuan dijadikan landasan, nafas, dan semangat menjalani kehidupan. Hingga menjadi tulang punggung kemajuan dunia saat ini. Kalau Al Khawarizmi tidak menemukan Algoritma, tidak akan ada komputer, smartphone, atau artificial intelegence. Kalau Ibnu Sina dan Al Kindi tidak menemukan metode diagnosa, pembedahan, dan pengobatan. Dunia medis masih akan menerapkan klenik, bukan klinik. Semuanya berawal dr ayat Qur'an yg pertama turun: "Iqro..'". Bacalah. Dengan Nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan. Kita diminta untuk membaca, mengkaji, menelaah, meneliti, fenomena alam semesta di sekitar kita. Semua ciptaanNya. Dengan nama Allah. Semangat ini yg luntur di kalangan Muslim saat ini. Terjebak di dalam dogma dan benar-salah. Lupa pada Perintah Pertama. Maka kalau prihatin dg kondisi umat Islam saat ini, jawabannya adalah: kembali kepada perintah yang pertama. Lalu bagaimana dg manusia Indonesia? Kita terlalu terkagum-kagum pada pencapaian dunia dan sistem yg mengajarkannya. Bagaimana Universitas tertua ada di Qawariyin 830an, atau Al Azhar, atau Oxford. Lupa bahwa di relief Borobudur tahun 700an terekam sistem pengajaran klasikal sudah digunakan. Kagum boleh, terlalu jangan. Kita prihatin? Kembalilah pada yg pertama

Udin Salemo

#everyday_berpantun Kularang engkau pergi ke Pungasan/ Di Pungasan banyak kolam ikan/ Inyong dhewek suka tjengengesan/ Hebatnya filsafat tak memberi makan/ Di Pungasan banyak kolam ikan/ Satu kolam besar punya pak Hari/ Karena filsafat tak memberi makan/ Makanya tak pernah inyong pelajari/ Situjuah bandanyo dalam/ Bakambuik pinang mudonyo/ Bamulo kasiah mandalam/ Digayuang suduik matonyo/ Hari sananyan pai ka Padang/ Singgah sabanta di Ulakan/ Sabana lamak samba randang/ Mintuo lewat nyo acuahkan/

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: