Tanpa Salaman Tak Mengurangi Makna Ibadah

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG - Ketua Bidang Komisi Fatwa MUI Kabupaten Malang, Dr KH Ramadhan Chotib MH, berpendapat, di tengah pandemi Covid-19 ini masyarakat dianjurkan bersalaman isyarat, tanpa harus bersentuhan tangan.
Pernyataan itu mengemuka pada talk show Idjen Talk yang digelar radio City Guide FM, Sabtu (8/5/21) pagi tadi.
Ramadhan mengaku telah berbincang dengan para pakar kesehatan serta sejarah Islam. Nabi Muhammad SAW pernah memberikan isyarat bersalaman dengan pengikutnya dari sebuah desa, yang saat itu dilanda penyakit menular.
"Di tulis dalam sejarah, Nabi Muhammad pernah bertemu seorang pengikutnya yang berasal dari sebuah desa yang dilanda penyakit menular, sehingga beliau memberikan isyarat bersalaman," katanya.
"Berdasar sejarah itu, kita juga harus tahu saat Nabi Muhammad melakukan isyarat bersalaman itu, kita bisa mencontohnya saat Lebaran nanti. Isyarat itu tidak mengurangi esensi dari ibadah dan budaya silaturahmi Lebaran itu sendiri," tambahnya.
Masyarakat juga diimbau tidak percaya dengan informasi hoax terkait kasus bersalaman itu, dan menganjurkan agar bertanya dengan para pakar atau ulama yang berkompeten.
"Masyarakat sekarang masih terlalu percaya dengan informasi hoax, saya mengimbau agar bisa bertanya dengan pakar dan ulama, sehingga bisa memahami isyarat bersalaman tanpa harus bersentuhan tangan dengan orang lain," pungkasnya.(ar)
Sumber: