Penahanan Ditangguhkan, Jumhur Hidayat Langsung Temui Rizal Ramli
“Apa refleksi selama berada di tahanan?” tanya Rizal Ramli kepada Jumhur.
“Perjuangan membela rakyat kecil memang tidak pernah mudah. Tapi kita tidak akan pernah berhenti,” jawab Jumhur. Dia juga mengatakan akan fokus menghadapi sisa persidangan, sebelum vonis dijatuhkan, Juli nanti.
Dia yakin majelis hakim akan berpihak pada fakta-fakta yang sudah terungkap dalam persidangan selama ini. Misalnya, tak benar dirinya mengeluarkan ucapan berbau SARA, karena yang disebutnya adalah RRC, atau Republik Rakyat China, merujuk pada negara yang kini memiliki pengaruh besar di Indonesia.
Juga tak benar dirinya membenci kelompok pengusaha. Salah seorang saksi dari kalangan pengusaha yang dihadirkan di persidangan oleh JPU juga membenarkan itu. Sang pengusaha malah meminta Jumhur dibebaskan dari segala tuduhan.
Tertahan di Australia
Istri Jumhur, Alia, kepada Rizal Ramli menceritakan saat-saat menegangkan saat sekitar 30 polisi mendatangi kediaman mereka, pagi harim 14 Oktober tahun lalu.
Anak-anak mereka yang masih kecil trauma melihat kehadiran polisi dalam jumlah sebanyak itu langsung masuk menggeledah seisi rumah.
Menurutnya, tiga anak perempuan Jumhur yang masih kecil tak tahu ayah mereka di dalam tahanan. Kepada mereka Alia mengatakan, ayahnya ke Australia dan belum bisa pulang karena ada pandemi Covid-19.
“Makanya mereka jadi benci banget sama Covid-19,” Alia setengah tertawa.
Sebab itu, saat tiba di kediaman, kemarin, Jumhur membawa “oleh-oleh” berbau Australia untuk anak-anaknya.
“Belum saatnya mereka tahu apa yang terjadi sebenarnya,” ujar Alia lagi. Sedangkan anak sulung Jumhur yang sudah berusia 13 tahun, kata Alia lagi, sudah dapat menjaga rahasia. (*)
Sumber: