Wanita Move On

Wanita Move On

Tapi, waktu itu Gunawan menolak. Gunawan pilih beperkara. Di dua front: pidana dan perdata. Chin Chin dilaporkan ke polisi. Sampai ditahan. Lalu, dijadikan terdakwa di pengadilan.

Chin Chin bebas.

Chin Chin diadukan lagi ke polisi. Di perkara lain: menggelapkan uang perusahaan. Lalu, perkara lain lagi. Dan lain lagi. Rasanya Chin Chin diadukan secara pidana di enam perkara.

Chin Chin juga digugat di banyak perkara perdata. Seru sekali.

Chin Chin sendiri ganti memerkarakan Gunawan. Di banyak perkara pidana. Tapi, Gunawan tidak sampai menjalani penahanan. Suatu kali ia sampai lama tinggal di Singapura.

Chin Chin juga menggugat Gunawan di banyak perkara perdata. Termasuk menggugat cerai. Lalu, menggugat lagi gono-gini. Masih menggugat lagi yang lain lagi.

Pokoknya seru sekali.

Saya tidak tahu semua itu. Waktu itu saya masih sibuk menjadi sesuatu di Jakarta. Barulah ketika kembali ke Surabaya, saya kaget. Chin Chin lebih langsing. Tidak seperti dulu, ketika kami berteman. Melihat itu, jari saya pun gatal. Saya harus menulis drama keluarga itu. Awalnya saya kira, tulisan saya itu hanya akan maksimal 10 seri. Ternyata sampai 50 seri.

Semua aspek kehidupan suami istri tersebut dramatik.

Chin Chin –nama di paspornyi Trisulowati– lulus terbaik SMAN I Blitar. Ingin jadi dokter. Dia gagal tes masuk di Unair. Lalu, kuliah di Petra, mengikuti jejak kakak laki-lakinyi.

Chin Chin lulus jadi arsitek. Kakaknyi lebih dulu lulus di teknik sipil.

Sambil kuliah, Chin Chin mengerjakan apa saja: memberikan les privat. Di mata pelajaran apa saja: matematika, biologi, bahasa Inggris, bahkan bahasa Jawa. Justru bahasa Mandarin yang dia tidak bisa.

Setelah lulus jadi arsitek, Chin Chin bekerja di Jakarta. Di Grup Duta. Yang punya real estate di Karawang.

Chin Chin mendesain semua rumah dan ruko di perusahaan itu. Lalu, mengawasi pembangunannya. Juga me-marketing-kannya.

Dua tahun di Jakarta, Chin Chin menguasai urusan real estate. Dari A sampai Z. Dia pekerja keras. Dia tenggelam di situ. Sampai pacarnyi yang di Surabaya meninggalkannyi.

Sumber: