Pengurus Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Malang Raya Resmi Dilantik

Pengurus Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Malang Raya Resmi Dilantik

AMEG.ID, KOTA MALANG - Belakangan ini, para dokter ahli terus menggaungkan terapi paliatif sebagai penanganan holistik di samping pengobatan medis. Untuk itu, Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Malang Raya ini terbentuk dengan pengurus yang terdiri dari para dokter ahli. Pada Sabtu (21/10) siang, para pengurus MPI Malang Raya resmi dilantik di Ruang Majapahit RSUD dr Saiful Anwar.

Sebagai informasi, terapi paliatif adalah perawatan kepada pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan penanganan menyeluruh. Mulai dari mengatasi nyeri yang dialami pasien hingga pendampingan psikologis, sosial dan spiritual.

Dengan kata lain, terapi ini merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga. Khususnya dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, seperti penyakit kanker. Karena ketika salah satu anggota keluarga terdiagnosis kanker misalnya, maka satu keluarga juga ikut merasa stress.

Menurut ahli paliatif RSUD dr Soetomo, dr H Agus Ali Fauzi PGD PallMed (ECU) mengatakan terapi ini sudah memiliki payung hukum. Yaitu UU No 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, Pasal 1 Ayat 3. Untuk itulah, komunitas MPI ini terbentuk untuk membantu masyarakat yang tengah berjuang dari penyakitnya.

"Penyakit ini kan makin kompleks. Tidak cukup tenaga kesehatan kita, maka dari itu pentingnya ada relawan komunitas yang bisa aktif berpartisipasi untuk mendukung program paliatif," terang dr Agus.

Para relawan yang tergabung ke dalam MPI Malang Raya ini akan mendapatkan pembekalan bagaimana memberikan treatment paliatif yang benar. Apa saja yang do and don't saat menghadapi pasien dan keluarga saat memberikan terapi ini. Bukan hanya penyakit kanker saja yang dapat terapi ini, tetapi juga penderita HIV/AIDS hingga gagal ginjal.

Sementara itu, Ketua MPI Malang Raya Dr dr Ristiawan Muji Laksono Sp An-TI Subsp MN(K) FIPP mengatakan komunitas ini dapat menjadi tempat bersandar bagi pasien penyakit parah.

"Targetnya itu di mana dia bisa ketemu dengan komunitas yang sama senasib, bisa bercerita, ada rohaniawan, ada tenaga medis juga. Sehingga apa kira-kira keluhannya, misalkan sakit nyeri itu bisa kita obati, atau kurang cairan kita beri cairan dan seterusnya," kata dr Ristiawan.

Sumber: