Retribusi Mahal, Penghuni Pasar Mimbaan Menjerit
![Retribusi Mahal, Penghuni Pasar Mimbaan Menjerit](https://ameg.disway.id/uploads/Pemilik-Toko-Fashion-Jakarta-di-Kompleks-Pasar-Mimbaan.jpg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG- Sejumlah pemilik kios dan ruko di Kompleks Pasar Mimbaan Kecamatan Panji, Situbondo, mengeluhkan harga sewa atau retribusi yang terlalu tinggi. Yakni Rp 220 ribu permeternya, itupun dihitung dengan rumah di atas toko.
Pantauan di lapangan, masa pandemi Covid-19, kondisi pasar cukup sepi sejak dua tahun berjalan. Sehingga kondisi ini membuat takut para investor lokal maupun luar untuk berinvestasi membuka usaha di kawasan Pasar Mimbaan.
Ditambah, kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo memindahkan event pasar Ramadan di kawasan Pasar Senin dan Pusat Oleh-oleh Situbondo (Pasesi), Jalan Basuki Rahmat.
Terbukti, Dua toko besar milik Duta dan perabotan rumah tangga, sudah hengkang pindah ke tempat lain. Termasuk Toko Kartini Fashion yang memiliki 6 los ruko sudah pindah ke tempat Roxy Mall di Jalan Basuki Rahmad.
Pemilik Toko Fashion Jakarta, Rere, mengaku omsetnya menurun sejak setahun terakhir. Selain masa pandemi Covid-19, tidak ada event yang digelar Pemkab di Pasar yang dulunya rame itu. Bahkan, event Pasar Ramadan kini digelas di tempat lain.
“Event Pasar Ramadan itu sangat berpengaruh bagi penjualan toko kami. Padahal kami berharap dan menunggu momen itu, tapi malah digelar di tempat lain. Kami harap Bupati lebih peduli terhadap tumbuhnya ekonomi pedagang Pasar Mimbaan,” kata Rere.
Selain itu, katanya, penataan pasar yang amburadul, adanya tenda terbengkalai dan rombong tak terpakai, membuat kumuh kawasan pasar ini. Sehingga lahan parkir menyempit, pastinya pengunjung enggan masuk karena kesulitan memarkir kendaraannya.
Begitu pula diungkapkan H Sufi, pemilik toko fashion baju muslim di pasar ini, mengaku bulan ramadan tahun ini tidak mengalami peningkatan pendapatan dari penjualan, karena sepi.
“Biasanya pada bulan Ramadhan mampu menghasilkan 3 kali lipat dibanding hari biasanya. Tapi kini hanya mampu mendapatkan peningkatan pendapatan, seperempat persen saja,” kata Sufi.
Karenanya, sejumlah pemilik kios dan ruko di Kompleks Pasar Mimbaan ini berharap Bupati baru ada terobosan, untuk meningkatkan perekonomian dalam pasar. Tidak seperti saat ini, hanya dibiarkan begitu saja, kumuh dan amburadul penataannya. (ir)
Sumber: