Ironi, Bonyoknya Armando Gegara Mis-match

Selasa 12-04-2022,11:11 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Ade tidak menghiraukan. Terus berjalan. Tapi emak-emak bersama rombongan, terus memaki Ade. Berulang-ulang. Ada yang berteriak, tertuju ke Ade: "Kamu penista agama. Kami puasa ini."

Akhirnya Ade bertanya ke emak-emak: "Maksud ibu apa? Saya gak ngerti."

Tahu-tahu, ada pria memukul kepala Ade dari arah belakang. Kena pukulan, Ade berusaha melawan. Saat itulah, siatuasi kacau. Banyak orang mengeroyok Ade. Pukulan bertubi-tubi. Celana Ade dilorot, dibuang.

Beruntung, ada dua polisi melihat itu. Langsung, menyingkirkan massa. Dibantu beberapa polisi lagi, Ade diselamatkan dari terkapar di aspal. Meski wajahnya bonyok. Kedua matanya terkatup, berdarah-darah.

Celananya hilang. Tinggal kaos hitam bertulisan "Indonesia untuk Semua". Dan, celana dalam hitam merosot, karena sudah terkoyak. Ade benar-benar diselamatkan polisi dari maut. Sampai tadi malam ia dirawat di RS Siloam Jakarta. Kondisi luka parah.

Diketahui, di antara ribuan pendemo, ada kelompok emak-emak mengenakan jaket seragam bertulisan 'We Are With IBHRS'. Emak-emak ini tak berbicara saat ditanya wartawan, tujuan mereka ikut demo.

Kapolri Listyo kepada wartawan mengatakan, ia mendapat laporan dari anggota di lapangan, bahwa ada pendemo ditangkap karena membawa senjata tajam.

Ade pasti mengira, pendemo mahasiswa. Semuanya. Padahal, demo terbuka untuk umum. Siapa pun bisa nimbrung di situ. Dan, setelah bergabung, karakter mereka berubah jadi karakter kelompok.

Gustave Le Bon, dalam bukunya yang terkenal "The Crowd: a Study of the Popular Mind (Paperback, 2016) menyatakan, peserta demo berubah dari individu jadi kelompok massa.

Disebutkan, bahwa perubahan karakter individu terjadi dalam tiga tahap: Perendaman atau pendalaman, penularan, dan sugesti.

Selama perendaman, para individu dalam kerumunan, kehilangan rasa diri individu dan tanggung jawab pribadi. Disebabkan oleh anonimitas kerumunan.

Gustave Le Bon (7 Mei 1841 - 13 Desember 1931) adalah ilmuwan bidang sosiologi, psikologi, antropologi, kedokteran, dan fisika.

Disebutkan, setelah proses perendaman, masuk ke penularan. Individu yang masuk dalam kerumunan, cenderung mengikuti ide-ide dominan dan emosi dari kerumunan. Individu tertular ide kelompok.

Setelah itu, masuk ke tahap sugesti. Atau hasutan. Kata-kata di antara orang di dalam kelompok, otomatis menyalurkan sugesti hasutan.

Misal, ada yang berteriak: "Bakar…" Itu bagai komando buat para individu dalam kelompok. Contoh, demo mahasiswa di Gedung DPR, diawali lemparan botol minuman dari massa ke polisi. Kemudian meningkat, lemparan aneka benda, termasuk batu ke polisi. Akhirnya polisi menembakkan gas airmata dan semprotan pemadam kebakaran.

Menurut buku The Crowd, efek ini mampu menyebar di antara individu dalam kelompok yang "terendam", seperti virus pada penyakit menular.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler