Selamat, tebakan kosong anda telah mengantarkan anda pada tahta singgasana yg unik
ini, tersenyumlah dan nikmati hari dgn bahagia, tunggu Otole, semoga dia segera hadir
untuk mengesahkannya…
Lukman bin Saleh
Saya keliru untuk 2 hal ini. Saya kira fikiran saya benar, ternyata salah besar. Pertama tentang Rusia. Saya kira mereka canggih dalam berperang. Ternyata begitu kolot dan ketinggalan zaman. Bayangkan saja, komunikasi militer yang seharusnya sangat rahasia dilakukan melalui jalur yang tidak terenkripsi. Hanya melalui saluran komersial. Mudah disadap. Tentara Ukraina dan intelejen asing bisa mendengar komando2 mereka sambil ngopi2. Tentara kehabisan makanan. Kendaraan tempur kehabisan BBM. Dan macam- macam fakta yang membuat kita hampir tidak percaya. Terdengar seperti lelucon di zaman modern ini, tapi benar2 terjadi untuk keadaan yang sangat serius. Kedua tentang lockdown ini. Dulu saya menyalahkan pemerintah yang mengambil kebijakan setengah2. Lockdown tidak, tidak lockdown pun tidak. Ternyata inilah yang tepat untuk mengahadapi Covid 19 untuk negara kita. Lockdown total seperti Tingkok kita tidak mampu. Terlalu bebas seperti negara baratpun akan menimbulkan terlalu banyak korban. Jadi untuk urusan Covid ini, harusnya sejak awal saya percaya saja apa katanya Faul Ivan…
herry isnurdono
Sekali lagi pak DI salah menilai penanganan Covid-19. Ternyata negara kita Indonesia lebih baik daripada China. Andapun sudah tahu, tidak ada lockdown di Indonesia. Dan tidak akan pernah he….he……..Pasti rakyat akan senang, dapat mudik lebaran lagi setelah 2 (tahun) libur mudik. Apalagi pemerintah melaksanakan libur bersama dari tanggal 29 April 2022 s/d 9 Mei 2022. Nikmat mana lagi, yang dialami rakyat Indonesia.
Untuk sementara Covid-19 ikut libur dulu. Entah setelah lebaran, mudah2 an tidak ada ledakan penderita Covid-19. Atau rakyat sudah tidak takut lagi sakit Covid-19, karena penderitanya seperti sakit flu biasa.
Ahmad Zuhri
Lock down itu hanya cocok untuk negara otoriter seperti China, Myanmar, dll.. Kalau untuk negara demokrasi yg masih berkembang, lebih cocok ya seperti kita ini.. PSBB/PPKM karena ekonomi harus tetap jalan disamping kesehatan yg tetap harus diperhatikan.
Agus Suryono
JADI INGAT CERITA CALON ARANG Kata cerita.. Pada jaman itu, isuk lara - sore mati. Sakit pagi, sorenya mati.. Lebih dari separo penduduk mati. Saat itu kita masih terbelakang. Jadi penanganannya ya sesuai jamannya. Empu Barada adalah orang paling intelek pada jamannya. Kalau soal cara ya udah pas. Untuk ukuran saat itu.. Indonesia dibandingkan China. Itupun ya udah pas. Sudah sesuai dengan kompetensi dan keperluan lokal. Harus diakui China bukan bandingan kita. Khususnya pemimpin China vs
pemimpin Indonesia. Sama-sama kena musibah. China sukses dengan penanganan bagi
warganya. Dan sukses pula, jualan vaksinnya. Ke seluruh dunia, termasuk Indonesia..
DeniK
Kita sudah berpengalaman mengadakan ivent Akbar Yang. Dihadiri puluhan ribu orang di Lombok ,tidak ada tuh berita lonjakan kasus baru.