Belanda Budiman

Minggu 24-04-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Sebagai wartawan, Budiman bisa masuk Iran lebih mudah dengan paspor Indonesia. Tapi bisa lebih mudah masuk Israel dengan paspor Belanda. "Sulit memilihnya," kata Buddy Wicher, nama panggilannya.

Lebih dari paspor dan kewarganegaraan, Buddy Wicher, kini lagi jatuh cinta pada bebek goreng Surabaya. Jangan-jangan karena belakangan tidak bisa banyak pakai minyak goreng lagi. (*)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Presiden Wow!

Waris Muljono

Selisih 12 detik ama yg pertamax, ternyata susah ya nyari pertamax…..

Gito Gati

Ketika pengusaha sdh susah diatur (tentu ada campur tangan pejabat korup) maka politik yang harus menyelesaikan. Contohnya jack ma. Ketika jack ma semakin rakus dan negara merasa terancam, maka pemerintah china "melenyapkan" jack ma. Toh walau jack ma "dilenyapkan" sebenarnya pemerintah china hanya ingin membatasi. Dg dibatasi pun jack ma masih tetap kaya raya. Begitu juga dengan di Indonesia, hal itu harus dilakukan Presiden jokowi sendirian. Saya adalah pendukung pak jokowi yang realistis. Ketika minyak goreng melambung tinggi saya "berteriak" keras di fb. Ketika bahan bakar kendaraan melambung tinggi, saya masih maklum (yg penting jangan langka). Tapi ketika minyak goreng yang melambung tinggi maka saya tidak terima. Karena aneh saja, produsen sawit nomor satu dunia diombang ambing oleh harga. Betapa lemahnya pemerintah. Akhirnya logika saya lalu menjustifikasi pasti ada tangan2 korup pejabat yanng terlibat. Kita lihat saja, presiden sdh membuat kebijakan moratorium ekspor. Kalau masih bocor maka harus ada reshufle kabinet.

Mirza Mirwan

Saya belum membaca komentar, jadi mungkin substansi komentar saya ini sudah ada yang menuliskannya lebih dulu. Apakah melarang total ekspor CPO dan minyak goreng jadi itu tepat? Menurut saya yang awam soal perdagangan luar negeri, rasanya kok tidak. Konsumsi minyak dalam negeri hanya 5 juta ton. Mengapa harus melarang total ekspor yang 50 juta ton? Bukankah dengan menguranginya 20% saja sudah lebih dari cukup? Ini masalah devisa, lho. Memangnya pemerintah siap kehilangan devisa -- meski untuk satu bulan saja -- dari CPO dan minyak goreng hingga menjadi nol devisa? Kecuali itu juga pasti akan memicu kekacaua pasar minyak goreng secara global.

No Name

Om mirza, Sebenarnya pemerintah sdh kasih kesempatan bagi pengusaha. Yaitu adanya DMO. Tapi kenyataan dilapangan beda. Pengusaha sedikitpun nggak ada empati buat rakyat. Ditambah pejabat korup pula. Saya yakin kebijakan presiden kali ini hanya sock terapi. Setelah dirasa semua wajar maka presiden akan mencabut peraturan ini. Terlepas dari plus minus, semua kebijakan pasti ada resikonya. Utk itu, saya sangat mendukung kebijakan presiden kali ini.

Do'a yang kurang lebih mewakili seluruh rakyat Indonesia. Semoga pak menko tidak mencabutnya lagi seminggu kemudian. Sampai harga kembali normal.

Rank Bukik

Ayo gelar tikar, mari kita tonton rame-rame serial "The Good Cop, Bad Cop ".. pengen tahu ending nya gimana.. ( nonton sambil senyum yg dimencep-mencepkan , gak boleh komen, gak boleh protes … percuma !!!)

No Name

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler