termasuk yang menyalurkan bom dan kimia kepada para nelayan itu," ujar Ikhwan mengenang.
Ketika sekolah di Aliyah Situbondo, Ikhsan bergabung ke klub pencinta lingkungan. Bumi. Di situlah Ikhwan sadar: ayahnya termasuk perusak lingkungan.
Maka setelah lulus kuliah, Ikhwan mengajak bicara sang ayah. Bom harus dihentikan. Kimia harus
diakhiri. "Tidak mungkin," tanggap sang ayah.
Ikhwan pun mencari jalan memutar. Setelah pagi mengajar di madrasah, ia mendatangi para nelayan. Istri nelayan pun dicarikan kegiatan produktif. Anak-anak nelayan diberi wawasan lingkungan: lewat sekolah mereka. Bahkan Ikhwan sampai membuatkan teks khotbah Jumat. Tujuh masjid di sekitar pantai ini menggunakan teks khotbah Jumat bikinan Ikhwan. Yang isinya tentang ajaran agama dalam menjaga
kelestarian alam.
Dalam dua tahun usaha itu baru berhasil. Tidak ada lagi bom yang diledakkan di laut. Tidak ada lagi
potasium yang menghancurkan terumbu karang.
Waktu itu nelayan juga sudah kepepet kenyataan: kian sulit mencari ikan. Baik ikan tangkap maupun ikan hias.
Ikhwan adalah kisah sukses melestarikan lingkungan. Pembawa acara terkemuka, Andy F. Noya (KickvAndy), pernah datang ke Pantai Bangsring. Membuat liputan. Termasuk mewawancarai Ikhwan dan
ayahnya.
Ikhwan pun memberi tahu sang ayah: "Nanti malam wawancara itu akan ditayangkan". Sang ayah senang
sekali.
Mungkin terlalu senang.
Siang itu ia mendadak meninggal dunia. Kena serangan jantung. Ia tidak sempat melihat wajahnya di layar kaca.
Belakangan Ikhwan mengembangkan pantai ini menjadi tujuan wisata. Yakni setelah terumbu karangnya