Saya tidak bilang saham GOTO itu bagus. Mirip-mirip dengan FREN, dan BRMS, per@19 Mei 2022. Ini juga bukan saran beli jual. GOTO, perusahaannya kan tidak ada. Cuma website, cuma sering memberikan jasa. Bisnisnya paling sebentar lagi geser jadi kang suntik dana. Aset GOTO sendiri yang paling jelas ada di JAGO. Dalam catatan saya sendiri bobot GOTO masih (7%) per 18/05/2022 dari IHSG. Ketika GOTO, Go To Go Cap, bobotnya masih sekitar 1%, atau turun 6%. Tapi jika bilang GOTO akan hancur, bisa saja. Cuman tidak untuk waktu dekat. Yang penting kalau mengamati GOTO gunakan korel saja. Karena anjing digital yang tidak memiliki supplay max saja bisa di goreng ke bulan.
EDI HERMANTO
Cuman mau nanya, Apakah presiden Suharto dulu juga lobi2 agar freeport mau investasi di indonesia.
No Name
wisata keluarga ke karang bolong jalan berbaris pakai baju batik sama sama pakai kaos oblong satu bisnis satu lagi ber politik salamsalaman
Muin TV
Coba Kyai Jazuli ini yang dijadikan ketua PKB. Saya yakin PKB akan jauh lebih berkembang. Beliau tidak punya kepentingan apa-apa, cuma ingin membesarkan PKB dengan mencetak kader sebanyak-banyaknya. Cuma masalahnya, apakah Cak Imin mau melepaskan diri dari ketum PKB.
Sri Wasono Widodo
Sebagaimana Ayahanda KH Cholil Bisri, Gus Yaqut punya riwayat politik PKB juga. Namun setelah jadi Ketum PBNU Beliau ambil posisi netral sebagaimana Sang Paklik KH Mustofa Bisri. Mirip juga Gus Baha yang tetap netral meski Adik Beliau menjadi pengurus PPP. Duan partai Nahdliyin ini berkoalisi memenangkan kursi Bupati Rembang. Ada juga dukungan dari keluarga Mbah Moen (KH Maemoen Zubair). Priinsipnya jika suara jamiyah nahdliyyin bulat memang sangar besar
Ibnu Shonnan
Almamater Kyai Jazuli, yang Abah sebut dengan pondok bintang sembilan itu, alumninya tersebar di beberapa partai. Tidak di partai hijau itu saja. Ada di partai biru, partai kuning pun juga di partai merah. Jadi, hukum wajib itu hanya akan menempel di kaos saja. Akan sulit menempel di hati kulturalnya. Karena politik kebangsaan kyai, lebih tertanam di hati para santrinya.
Budi Utomo
IMHO. In My Humble Opinion. Dengan sejarah sebagai dasarnya, sejak sebelum RI berdiri sudah ada 3 aliran pemikiran dalam Islam yaitu tradisionalis (Nahdlatul Ulama), modernis (Muhammadiyah) dan trans-nasionalis. Yang terakhir ini semakin berkembang pesat dan merekrut pengikutnya dari dua yang pertama. Ini sebuah gerak zaman. Era Sukarno, kebanyakan, rakyat Indonesia tinggal di desa /rural yang mana menjadi basis NU. Lalu di era Suharto terjadi urbanisasi dan di urban/kota adalah jelas basis Muhammadiyah. Dan kini adalah zaman dimana dunia seolah menjadi small village/kampung kecil dengan semakin majunya transportasi, komunikasi, informasi. Dan aliran pemikiran trans-nasional terutama yang digerakkan Saudi, UEA, Qatar, dkk dengan kekuatan petrodollarnya merambah ke NKRI. Sehingga tak aneh bila di DPR sekarang tercermin sejarah itu sendiri. PPP adalah ciptaan Suharto yang berusaha menyatukan NU dan Muhammadiyah. PKB yang NU. PAN yang Muhammadiyah. PKS yang trans-nasionalis. Demikian analisis sejarah singkat saya. Semoga bermanfaat.
Komentator Spesialis
Islam dipakai saat cari suara doang. Setelah itu dipakai untuk cari duit dan kekuasaan. Giliran Islam dihina, Islam dinista, Rosulullah dihina, Rosulullah dinista nggak ada suara. Tidak beriman seseorang sampai Rosulullah lebih kalian cintai melebihi cintamu kepada orang tua dan dirimu sendiri.
No Name