Akagami Shanks
Kalau di luar jam itu di buka semua hehe. Misal transaksi (LG) yang 2,250T per tanggal 18 Desember 2020 itu. Sampai kemudian (ARTO) di oseng-oseng ke Rp20.000 hanya dalam waktu kurang dari satu tahun saja. Pindah saku dari kantong siapa (LG) iya. Yang saya heran ini, dulu @DahlanIskan sepertinya melarang kalau perusahaan swasta ngutang sama BUMN. Yang @MTN itu. Ini kalau Telkomsel itu utang di konversi, atau bagaimana. Kok bisa ngutangin swasta, terus di konversi?. Saya nggak paham bagian ini.
Akagami Shanks
Dengan memiliki senjata maka orang yang jadi sasaran rampok bisa membela diri. Mereka juga tidak mudah merampok karena tahu kita pasti punya senjata untuk melawan. Kami tidak ada senjata pak. Mata kami saja di tutup satu kalau jam 9 - jam 15
Ibnu Shonnan
Jika kita mampu memahami jalan pemikiran orang yang tidak setuju dengan kita. Maka, kita juga berpotensi menjadi juru bicaranya….hehe
Fauzan Samsuri
Bangsa dan yang lebih sempit lagi orang memiliki sejarah dan riwayatnya sendiri-sendiri, bagi orang seperti Ted Truz dan Trump; jalan untuk mencapai keamanan harus ditegakkan dengan senjata, sekan-akan tidak ada jalan lainnya, karena pengalaman hidup yang tersimpan dimemorinya memang demikian, padahal banyak negara yang aman tanpa senjata, mungkin Ted Truz juga lupa perampok bisa dengan mudah membeli senjata karena ada kebebasan kepemilikan senjata
Yea A-ina
Om Aji @AS, menyisipkan tgl 12 Januari 2020 Mantri "sesuatu" yunior Abah Dis, mengkritik Telkom sbb "Enak jadi Telkom. Telkomsel (kasih) dividen, revenue Telkomsel digabung ke Telkom hampir 70%. Mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel dimiliki oleh Kementrian BUMN. Devidennya jelas." : : Laba bersih Telkom 5ahun 2019 sebesar Rp 18,66 triliun. Sebagian besar memang di topang Telkomsel. dah cuma itu saja wkwkwk
musa st
Sudahlah… Abah nggak akan bahas Goto meski komentatornya non stop bahas itu. Soalnya kapan hari Pak ET kan mampir rumah Abah. Sungkanlah kalo bikin tulisan orang yang sudah pernah ke rumah beliau.. Hehehe *peaceABAH
Dacoll Bns
Langkah pertama dan ketiga sangatlah tidak bijak, bisa jadi mereka adalah anak muda yang sedang belajar, baru lulus dan pengalaman di Disway adalah pengalaman pertama mereka bekerja di dunia nyata beserta belajar menghadapi problematikanya (termasuk saat membaca komentar seperti anda, karena sebagai IT enthusiast, saya tahu IT itu tidak gampang, kebanyakan learning by doing, tidak semua problem hanya tinggal searching, belum lagi perbedaan topografi dari sisi networking). Langkah kedua lebih bijak menurut saya, bagaimanapun mumpuni dan seprofesional apapun IT outsourcing , mereka pasti perlu bertanya kepada anak2 muda yg memegang disway saat ini agar bisa menganalisa lebih tepat problematika yg ada meskipun belum tentu juga mereka bersedia berbagi knowledgenya. Bayangkan kalau langkah ketiga diambil tanpa adanya support dari Tim IT yg saat ini menghandle Disway, bisa jadi website harus didown dulu untuk mencermati problem yg ada sebelum bisa dilakukan perbaikan cmiiw…
Agus Suryono
ALTERNATIV PENGELOLAAN IT DISWAY YANG BISA DITEMPUH ABAH.. 1. Membiarkan dan mempertahankan tim IT yang sekarang bekerja, dengan tambal sulam dan tertatih-tatih memperbaiki kinerja sesuai tuntutan Abah dan para perusuh.. 2. Menyewa jasa outsourcing yang profesional untuk membereskan kekurangan selama setahun, sambil tim IT yang sekarang ada mendampingi tim outsourcing agar bisa belajar.. 3. Mengganti full tim IT yang sekarang dengan jasa perusahaan IT yang profesional.. @terserah Abah lah..