Soal anarkis, William C. Anderson dan Zoé Samudzi dalam buku mereka: "As Black as Resistance: Finding the Conditions for Liberation" (2018) mengatakan: Jangan percaya dalih pemerintah, bahwa demo cenderung anarkis. Itu bohong.
Buku best seller di Amerika itu mengajari pendemo, begini:
“Fokuskan kemarahan dan frustrasimu pada orang-orang yang berkuasa, yang melakukan pembunuhan dan penindasan. Jangan percaya semua omong kosong tentang anarkis. Terutama jika Anda bahkan tidak tahu, apa sebenarnya anarkisme.”
Kalimat terakhirnya itu tidak enak. Sengak-menohok. Jadi, apa itu anarkisme?
Anderson & Samudzi: "Anarkisme adalah radikal. Ideologi politik kiri revolusioner yang menganjurkan penghapusan pemerintah dan semua sistem kekuasaan yang tidak setara lainnya. Demi masyarakat yang terorganisir di sekitar demokrasi langsung dan asosiasi sukarela."
Stop dulu. Ideologi kiri di Indonesia: PKI. Di Amerika: Pendukung kesetaraan sosial dan egalitarianisme. Berlawanan dengan sistem hierarki sosial sayap kanan (Norberto Bobbio, Left and Right: The Significance of a Political Distinction, University of Chicago Press, 1997).
Lanjut, buku Anderson & Samudzi mengungkap prinsip-prinsip anarkisme. Ada lima:
1) Saling membantu. Berbentuk pendekatan timbal balik untuk kepedulian masyarakat, menganjurkan orang berbagi sumber daya.
2) Tindakan langsung. Demo lapangan, protes politik untuk mencapai tujuan.
3) Horizontalisme. Sistem organisasi non-hierarki, yakni keputusan dibuat dengan konsensus.
4) Hapus kemapanan. Advokasi penghapusan institusi seperti penjara, polisi dan militer, yang mereka anggap secara inheren menindas.
5) Per definisi. Anti-kapitalis, anti-rasis, penentang semua bentuk kefanatikan dan penindasan. Baik dari institusi terhadap individu, maupun antar individu.
Isi buku itu ketinggian buat aktivis, pendemo kita. Tepatnya, ada pluralisme pemahaman. Kata 'anarkis' dari bahasa Yunani 'anarchos', artinya perindu kebebasan. Pada awal abad ke-18 diserap Bahasa Inggris: Anarchy. Artinya sama dengan Yunani.
Ya, tentunya ketinggian buat kita. Asal katanya pun dari sono. Kita cuma niru.
Belum lagi, rata-rata lama sekolah penduduk Amerika (Mean Years of Schooling - MYS) 14,02 di tahun 2020 (data: Kumpulan indikator pembangunan World Bank). Artinya, rata-rata pendidikan warga sana setara Diploma Dua (D-2).
Maka, pendemo Indonesia tidak sebanding dengan Amerika. Tidak aci, jika dibandingkan. Ketinggian sana.