Dikutip dari Kamus Oxford University, berjudul "Eunuch" (Oxford, Clarendon Press. 1998) disebutkan, raja-raja jadul mengalami ini: Permaisuri atau selir-selir, diselingkuhi pengawal. Maka, ditemukan cara: Eunuch.
Eunuch, dari Bahasa Yunani Kuno, berarti pria kasim. Pria yang dikebiri. Bentuk kebiri berbeda-beda di setiap negara. Di Yunani, pria itu diamputasi testis, tidak mungkin ereksi. Di China kuno, diamputasi testis sekaligus penis. Bablas. Sehingga rata mulus seperti jidat.
Eunuch tidak mungkin selingkuh dengan permaisuri, selir, bahkan wanita siapa pun. Sehingga, raja pasti percaya kepada Eunuch. Merasa aman.
Disebutkan di kamus itu, Eunuch sudah ada sejak tahun 2000 sebelum Masehi. Atau 4.000 tahun silam.
Dipaparkan, di zaman Kekaisaran Ottoman (1300 Masehi) berpusat di Byzantine, Konstantinopel, ada Harem Agasi. Di situlah ada beberapa orang kasim, penjaga harem, tempat selir raja. Itulah orang kasim yang tercatat sejarah.
Tapi, sejak ribuan tahun sebelumnya, sudah ada Eunuch. Fungsinya sebagai abdi dalem, atau pembantu rumah tangga kerajaan. Tugasnya kemudian berkembang, tidak hanya pembantu rumah tangga. Melainkan jadi mata mata raja.
Tugas utamanya, membantu rumah tangga. Seperti merapikan tempat tidur penguasa, memandikannya, memotong rambutnya, bahkan menyampaikan pesan.
Kasim umumnya tidak loyal kepada militer, aristokrasi, atau keluarga kasim sendiri (setidaknya tidak memiliki keturunan atau menantu, tapi punya saudara). Kasim hanya loyal kepada raja.
Dengan demikian mereka dipandang lebih dapat dipercaya dan kurang tertarik untuk mendirikan dinasti pribadi. Dinasti berarti keturunan. Sedangkan, kasim tidak mungkin berhubungan seks.
Karena kondisi mereka begitu, maka status sosial mereka rendah. Terutama di lingkungan kerajaan. Oleh kalangan kerajaan, mereka disebut juga "orang baik".
Peninggalan sejarah tentang kasim, tampak di relief dinding batu kapur yang menggambarkan seorang pelayan kerajaan Asyur, seorang kasim. Dari Istana Pusat di Nimrud, Irak pada tahun 744–727 SM. Dan, relief itu kini tersimpan di Museum Timur Kuno, Istanbul, Turki.
Keuntungan pihak raja yang punya kasim, sangat banyak. Selain jadi penjaga harem yang setia, juga mencegah jabatan turun-temurun. Maka, penunjukan dilakukan berdasarkan prestasi;
Orang kasim bekerja berdedikasi pada pekerjaan. Tidak terganggu kewajiban keluarga. Atau, tidak pulang pun tak masalah. Kasim tidak memenuhi syarat untuk takhta. Atau, tidak mungkin merebut kekuasaan raja.
Dari uraian tersebut disimpulkan, pria jadi 'ganas' jika punya gairah seks. Dengan potensi seks, pria jadi berbahaya. Baik sebagai pembantu raja. Bahkan, setelah lama jadi pembantu raja, pria berpotensi seks juga berpotensi merebut tahta kerajaan.
Dalam kasus Duren Tiga, diduga potensi bahaya itu meledak. Merujuk ucapan Prof Mahfud soal motif perkara Sambo "hanya konsumsi 18 tahun ke atas", berarti diduga terkait perzinahan.
Kamus Oxford University bertajuk "Eunuch", terkait erat dengan kasus Duren Tiga. Tapi, Eunuch sudah tidak ada sejak puluhan tahun silam.