Ada juga yang menghubungkan dengan sumber bahan baku mereka. Induk perusahaan ini sudah sangat global. Jaringannya di seluruh dunia. Pabrik penyulingannya ada di mana-mana termasuk di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Bisa saja induk Vivo punya anak perusahaan yang lincah: bisa membeli bahan baku dari Iran atau Rusia. Yang Anda pun sudah tahu: harganya jauh lebih murah.
Pemerintah tentu diuntungkan. Rakyat punya banyak pilihan. Tapi bisa juga pemerintah merasa terpojok: bagaimana mungkin yang tidak disubsidi bisa lebih murah dari yang disubsidi.
Vivo memang baru punya satu SPBU tapi kehadirannya sudah serasa 1000.(*)
"Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 4 September 2022: Siapa Membunuh Putri (1)
Agus Suryono
KALAU ABAH SUDAH BEGINI.. Maksudnya, memasukkan tulisan orang lain sebagai bagian dari tulisannya. Maka ada beberapa kemungkinan.. 1). Kemarin Abah sibuk, tidak sempat nulis. 2) Abah kehabisan ide. 3) Abah sependapat dengan Hasan. 4). Abah mengagumi Hasan. 5) Abah melihat "dirinya" seakan ada pada "diri Hasan". Cuma pikiran ISENG-nya muncul, Hasan dikasih honor oleh Diswày gak ya. Ah, gak usah dipikir "itu". Kemungkinan besar sih "tidak". Soalnya KOMENTATOR kan juga tidak dapat honor. He he..
Wahyudi Kando
Dato' DI Menulis di mana di kota ini saya besar & bertumbuh seperti alur cerita itu, tapi menurut saya isi cerita itu model dan gaya wartawan dan mungkin aparat di era itu. Saat ini sdh jauh berbeda baik kotanya, pewartanya dan juga aparatnya…..JAUH LEBIH DAN BAGUS SAAT INI
dabaik kuy
…..bang jon itu kapolres bayangan… sdh ngeri kali itu…. tp ada yg lbh ngeri… presiden bayangan… dan itu ada… bahkan keputusan presiden berani dia anulir…dikoreksi…ngeri super ini… rusak negara ini. ada juga redaktur bayangan disway… itu tuh yg suka ngasih nilai tulisan abah… kt nya tulisan abah nilainya 55 wkwkwk btw… tulisan dia ttg daud bukan nabi juga nilainya 55 krn tdk berdasar data otentik. ktnya berdasar sejarah.. kalau sejarah justru hrs ada fakta otentik… prasasti misalnya…
agus budiyanto
Wartawan daerah pada waktu itu sangat dekat dengan Bupati, Kapolres, Dandim, kemana mana sering disangoni, sering ditraktir makan di warung, tidak pernah ditilang Polisi. Bahkan sering sebagai pejembatan keinginan bawahan ke atasan. Wartawan waktu itu iso nguripi tapi ora iso nyugihi.
Arala Ziko
sorry ya san, saat ini gelar lebih polisi dari polisi itu bukan njon, tapi si mbo koboi