Jimmy Marta
Bila coba dipikir pikir, bagaimana hoax diproduksi dan menjadi trending, sy kadang kagum juga. Kita kan tahu, sarat utama untuk menjadi produsen top hoax biasanya adalah punya follower yg banyak. Tapi untuk menjadi hoax 'berkelas' dunia ala politisi india ini, ada syarat ketentuan lain yg harus dimiliki. Antaranya pandai mengolah fakta2. Mampu berimajinasi merangkai fakta untuk menjadi cerita lain. Coba kita lihat fakta yg diolahnya: 1. Ada pergerakan pasukan tentara China. 2. Penghentian banyak penerbangan di Beijing 3. Xi Jinping gk muncul bbrp hari. Tentu kemampuan atau naluri mengolah fakta ini tidak dimiliki semua orang. Pak Subramaniam politisi india itu salah satu memenuhi sarat itu. Sekarang ia pasti makin populer. Di india saja punya 10jt follower. Gk terhitung berapa juta lg yg kena prank di Indonesia. Kalau 2024 ia nyalon pasti terpilih. Disurvey pun pasti paling populer…hehe.. Lah..kan pak Subra itu kan orang india?. Iya, India dan Indonesia itu sama saja. Sama2 negeri Astina. Sama2 punya Rama dan Sinta…Hahaha….
Mirza Mirwan
Setiap hari saya pasti menengok dua portal berita Tiongkok, meski seringkali hanya membaca judulnya. Kedua portal itu adalah: Xinhuanet.com milik kantor berita Xinhua, dan People.cn milik People's Daily, koran resmi PKT yang tiap hari dicetak 3,5-4 juta eksemplar. Anehnya, sampai hari ini kedua portal berita itu tidak pernah memuat berita terkait rumor kudeta yang ramai jadi perbincangan di socmed. Headline kedua portal itu selalu tentang topik yang hampir sama. Beberapa hari ini tentang persiapan menjelang Kongres Nasional PKT ke-20. Yang ditulis media barat kebanyakan juga hanya kutipan dari kedua portal tadi. Maka tak berlebihan kalau Pak DI memberi judul "Kudeta Sepi" untuk CHD hari ini. Lha di Tiongkok sendiri tak ada yang meributkannya, kok.
Pryadi Satriana
"Muktamar" Partai Komunis Tiongkok. Jadi keliatan yg nulis "wong sarungan", he..he.. Mestinya kemana-mana Abah pake "peci hitam". Semoga husnul khatimah, Bah. Salam. Rahayu.
Pryadi Satriana
"RG itu useful idiot nya PD". Muannteeb, Bro. Itu sebutan yg pas buat Rocky 'Prengas-Prenges' Gerung, hi..hi.. Berhenti 'jual diri', Rung. Baca "Pengkhianatan Kaum Cendekiawan"-nya J. Benda. Salam. Rahayu.
Pryadi Satriana
He..he.., Anda ndhak paham ada 'kolom komentar' supaya tulisan 'dikomentari', dan 'orang yg komentar pun harus siap dikomentari'. Tapi saya maklum, Anda masih 'blajaran'. Belajarlah dari Abah, mau menerima komen 'se-nylekit' apa pun, karena 'pujian itu memabukkan dan kritikan itu memperbaiki diri.' Aku ndhak boleh komen di komen-mu, lha prasa-mu koen iku sopo? Hati boleh 'panas' - walaupun sebenarnya harus 'jaga hati' - tapi pikiran harus tetap 'dingin', supaya tetap waras. Tetep eling lan waspada. Salam. Rahayu.
EVMF
Seandainya dalam 10 tahun terakhir ini President Tiongkok "bukanlah" Xi Jinping ; apakah kondisi Tiongkok akan tetap sama seperti sekarang ini ; baik itu kekuatan ekonominya, pengentasan kemiskinannya, kemajuan teknologinya, maupun kekuatan militernya, dlsb ?? Saya sangat yakin : kondisinya akan sama, terlepas siapapun President-nya !! Mengapa ?? Karena dasar-dasar pembangunan Tiongkok modern sudah di-fondasi-kan oleh Deng Xiaoping, dikembangkan oleh Zhu Rongji, dan dikukuhkan oleh Hu Jintao. Itulah periode yang krusial dalam me-navigasi pembangunan Tiongkok. Seperti halnya Singapore ; siapapun Perdana Menteri nya, kondisi Singapore akan tetap sebagai negara maju dengan income per kapita yang tinggi, dengan kondisi sosial-ekonomi-politik yang relatif stabil, dengan ke-teratur-an yang sangat baik didalam aktifitas kehidupan masyarakat Singapore, dlsb. Jadi mengapa Xi Jinping seakan-akan menjadi President yang paling berperan didalam kemajuan Tiongkok ; sampai-sampai Undang-Undang pun di-revisi supaya memungkinkan menjadi President untuk periode ketiga ?? My honest answer is : because Xi Jinping plays the role of political bias !!
Budi Utomo
Falsafah Jawa memang banyak yang bagus. Ya karena sudah berevolusi dipengaruhi begitu banyak budaya lokal dan regional bahkan global dalam prosesnya selama 2000 tahun. Jokowi unggul karena filosofi/ filsafat/ falsafah/ philosophy: Lamun Siro Sekti Ojo Mateni. Walau Anda Sakti Jangan Membunuh. Lamun Siro Banther Ojo Ndhisiki. Walau Anda Cepat Jangan Mendahului. Lamun Siro Pinter Ojo Minteri. Walau Anda Pintar Jangan Sok Pintar. Rahayu.
Budi Utomo
Koh Liam Then. Saya setuju Sha Wu Jing 沙悟净 orang Timur Tengah karena ada simbol bulan sabit di ikat kepalanya. Tapi bisa juga India khususnya penganut Shiva/Siwa yang juga kalau kita perhatikan dengan cermat ada simbol bulan sabit di kepalanya. Hmmm. Kalau dari penelitian arkeologis, agama Hindu telah menyebar ke Arab pada awal Masehi. Sama seperti agama Hindu menyebar ke Nusantara pada awal Masehi. Lalu Sun Wu Kong 孙悟空 alias Sun Go Kong itu adalah personifikasi orang Turki. Kala Dinasti Tang, orang Turkilah yang menyebarkan agama Buddha ke Tiongkok. Turki itu bangsa nomaden yang juga ditakuti orang Tiongkok. Saat itu orang Turki memuja Avalokitesvara alias Guan Yin / Kwan Im. Makanya Sun Go Kong diceritakan tunduk sama Kwan Im. Sedangkan 猪八戒 alias Cu Pat Kai adalah personifikasi orang Mongolia! Senang memperkosa wanita! Wkwkwk