Aremania Ngamuk, Begini Teorinya

Senin 03-10-2022,15:36 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Mengapa Aremania ngamuk? Tidak jelas penyebabnya. Diduga, karena Arema FC kalah. Tapi, mengapa kalah kok ngamuk?

Profesor Edward Hirt dalam bukunya: "Journal of Personality and Social Psychology" (1990) menyatakan, ada korelasi antara fanatisme orang terhadap suatu tim olahraga dengan individu orang itu sendiri.

Buku itu hasil riset tim pakar yang dipimpin Prof Hirt (Guru Besar Psikologi dan Otak di Indiana University Bloomington, AS) pada 1989 di sana.

Hipotesis riset, ada efek kesetiaan terhadap tim olahraga pada keyakinan individu, tentang kompetensi dan harga diri mereka sendiri. Artinya, seorang fanatik pada tim olahraga, bukan hanya mengagumi tim itu. Tapi, selain mengagumi tim, juga dikaitkan dengan kompetensi dan harga diri orang tersebut.

Teknis risetnya begini: Sekelompok responden (mahasiswa) pengagum fanatik tim bola basket kampus mereka. Lalu mereka diajak oleh tim peneliti, masuk ke laboratorium riset.

Di dalam lab, responden cuma menonton video rekaman pertandingan basket tim pujaan mereka. Ada dua video. Satu video, tim pujaan mereka menang. Satu lagi, tim pujaan mereka kalah.

Setelah itu, masing-masing peserta diminta untuk memprediksi seberapa baik dia pikir, pujaan mereka akan bertanding di masa depan. Semacam analisis.

Responden juga diminta untuk membuat perkiraan, yang tidak terkait tim pujaan mereka. Melainkan fokus pada diri masing-masing responden sendiri. Tentang kuliah mereka, juga diteliti motorik, mental dan keterampilan sosial responden.

Hasil riset, Prof Hirt berkata: “Hal yang paling kuat yang kami temukan adalah, bahwa untuk penggemar yang sangat fanatik (terhadap tim basket), mereka benar-benar melihat kesuksesan tim, sama dengan bagaimana mereka melihat kesuksesan pribadi mereka sendiri."

Responden yang menyaksikan tim pujaan mereka menang laga, melaporkan prediksi yang jauh lebih tinggi tentang kinerja masa depan tim tersebut. Mereka juga memprediksi kinerja kuliah dan karir mereka, serta harga diri mereka, dengan semangat yang positif.

Responden saat menonton video, tim pujaannya kalah tanding, menjadi sebaliknya. Bahwa kinerja kuliah dan karir mereka diprediksi bakal suram.

Dorongan psikologis yang diterima tim pemenang, mirip dengan dorongan yang diterima peserta ketika mereka secara pribadi berhasil atau gagal dalam suatu tugas.

Prof Hirt: “Tim basket, adalah perpanjangan dari diri individu yang fanatik itu sendiri."

Dilanjut: "Ketika tim pujaan mereka sukses (menang), maka semua penggemar fanatiknya akan menyatakan: Bahwa saya sangat pintar."

Gampangnya: Sukses tim basket atau bola, atau olahraga apa pun, adalah sukses kelompok pendukung fanatiknya. "Jagoan saya menang. Saya sangat pintar".

Begitu juga terjadi, jika sebaliknya. Jika tim pujaannya kalah. Jadi lemes. Merasa, harga diri mereka letoy.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler