Kalau ini saya tahu kenapa tidak mau diaspal. Yang lewat ratusan truck tronton batu bara yang puluhan km itu. Jiwa bisnis selalu bisa dimunculkan dan bisa dimainkan : 1. bisa rentalkan water truck buat penyiraman jalan hauling coal 2. hitung berapa dump truck yang lewat, berapa rit/ hari x Rp 50,000,- 3. adanya debu bisa diklaim uang pencemaran debunya tiap bulan 4, belum kalau hujan air lumpur masuk ke lahan padi atau pohon gatah bisa diklaim terjadi pencemaran air. Nego akhirnya bisa memasukkan dump trucknya buat hauling coal………ger cep cuan cuan cuan.
andi asmadi
Abah kok paham benar asbabun nuzul viralnya jalan rusak di Lampung yang berujung kunjungan fenomenal Presiden Jokowi. Benar sih, sikap reaktif dan emosional Gubernur Arinal Djunaidi terhadap kritik melambungkan isu itu ke pentas nasional. Kasihan juga melihat Gubernur Arinal jadi bulan-bulanan di medsos. Hampir tak ada baiknya. Ada hal menarik dari kasus jalan rusak ini. Peran media mainstream seperti media cetak dan media online, termasuk TV, diambilalih oleh medsos. Satu VT dari mahasiswa dengan follower tak seberapa banyak (saat itu) bisa menggoyang para petinggi Lampung hingga Presiden Jokowi. Hanya satu VT itu membawa pengaruh yang sangat besar dan sangat baik, terkait perbaikan jalan rusak di Lampung. Dulu kita masih percaya media mainstream bisa membawa perubahan. Laporan investigasi bisa bikin heboh yang memberi dampak perbaikan. Sekarang? Pada kasus jalan rusak itu, hampir semua media arus utama di Lampung nyaris diam. Pengguna medsos tidak punya kepentingan apapun terhadap pejabat pemerintah. Media besar jelas terikat kepentingan: ada anggaran publikasi ratusan juta rupiah (untuk sekelas Lampung) yang diguyurkan setiap tahun. Maka, mana berani media utama itu mengkritik Gubernur? Kritiklah daku kau kujitak. Bisa dimaki-maki oleh Gubernur (apalagi kalau Gubernurnya memang pemarah), dan atau, dana publikasi tidak dikucurkan. Pada kondisi ini, mana bisa redaksi tidak terkooptasi oleh kepentingan bisnis?
Chei Samen
Selamat Pagi Pemirsa. Selamat Pagi Indonesia. Tahun 2015, dari Merak saya menyeberangi ke Bakauheni. Ke Tg Karangnya Lampung. Ke Palembang. Terus ke Jambi. Meliat Muaro Jambi dan Jambi Tua! Berhari-hari. Bermalam-malam. Nyetir sendiri bersama isteri-Minangku tercinta (ampon Bli LP-saya juga cinta sama ibu negara). Saya alami sendiri kerosakan jalan itu. Jalan Lintas Timur. Khusus dari Palembang ke Jambi, sekitar 10 jaman. Ya, namanya jalan- jalan!
Di Australi blio menyambung pendidikan/
Menggapai hasrat ortu ditinggalkan/
Luahan Mas Bima jadi bualan/
Lalu Bapak Presiden buat kejutan./
Pak Jokowi merasai peritnya perjalanan/
Sebagai bukti pemimpin jempolan/
Jemputlah ke Istana sebagai penghargaan/
Sebagai contoh pemuda tauladan./
#pantun sopan. Salam Senin sobat!
Chei Samen
Bang Andian, di Malaka ada istilah "tobat". "Tobat Sambal Belacan". Pedas! Minum air seteguk, nyambung lagi si pedas samval terasi! Salam Sehat Bang!