Dinkes Kabupaten Malang Waspadai Peningkatan Kasus DBD

Ilustrasi nyamuk demam berdarah. Foto : Pixabay--
AMEG.ID, Kabupaten Malang - Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang Ivan Drie menyampaikan di seluruh Indonesia saat ini terjadi tren peningkatan kasus DBD termasuk di Kabupaten Malang. Karena itu penting dilakukan peningkatan kewaspadaan untuk mencegah DBD.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Malang, pada Januari 2025 terdapat sebanyak 306 kasus DBD. Jumlah kasus ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama di tahun 2024 lalu yang hanya mencatat 245 kasus.
Kata Ivan kalau ditemukan kasus DBD di desa maka akan ditindaklanjuti dengan investigasi di lapangan bekerjasama dengan pemerintah desa melalui kader kesehatan.
"Semisal di suatu desa ditemukan kasus DBD, maka akan dilakukan ivestigasi kemudian apakah perlu dilakukan fogging atau tidak," kata Ivan.
Menurut Ivan, fogging bukan lah tindakan utama untuk memberantas nyamuk DBD karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Namun masih banyak masyarakat yang salah paham dengan kegiatan fogging ini.
Di sisi lain, jika fogging dilakukan secara sembarangan akan membuat nyamuk menjadi lebih kebal. Hal ini terjadi karena takaran pencampuran obat tidak sesuai dengan aturan.
"Ada beberapa tempat yang pengadaan (fogging) sendiri karena nggak sabar. Ini semestinya tidak diperbolehkan. Artinya untuk fogging harus dengan bimbingan nakes karena ada teorinya," jelas Ivan.
Ivan mengatakan untuk tindakan utama yang bisa mencegah penyebaran virus DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ada tiga cara yang bisa dilakukan seperti menguras, mengubur, dan menutup sumber perkembangbiakan nyamuk DBD.
"Sebagai preventifnya, PSN dengan 3M plus perlu dimaksimalkan. Sebenarnya hal ini harus dilakukan sebelum siklus hujan datang," tambahnya.
Sumber: