Sahabat D-dimer

Sahabat D-dimer

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Pendapat dokter Jeffrey itu juga saya sampaikan ke dokter Ben Chua.

Tapi, saya yang belum bisa menerima pendapat itu. Berbagai upaya terus saya lakukan. Jangan-jangan D-dimer saya itu benar-benar happy hypoxia. Akibat Covid.

Tapi, begitu semua upaya itu gagal, saya pun pasrah. Saya menghubungi kembali dokter Ben Chua. Minggu lalu.

Saya ceritakan bahwa saya baik-baik saja. Tidak punya keluhan. Tidak merasa ada kelainan. Tidak kekurangan suatu apa. Tapi, D-dimer saya tetap tinggi.

"Bagaimana mengatasinya?" tanya saya.

"Kalau ke lab tidak usah periksa D-dimer lagi," jawabnya.

Begitu simpel jalan keluar itu.

Saya memang sering bercanda dengan dokter yang sangat perhatian itu. Ia berpendapat sudah begitu lama saya mengalaminya tanpa ada gangguan apa-apa.

Saya pun tertawa.

Ia juga tertawa.

Saya pun punya sahabat baru: cendol darah di darah saya. (*)

Sumber: