Gadis Lugu dengan Lima Kepribadian
AMEG - Film Taiwan yang diangkat berdasar novel berjudul Transfer Soul karangan Jiang Bo itu dimulai dengan peristiwa pembunuhan yang kejam dan aneh: seorang konglomerat terbunuh di kediamannya dalam sebuah ritual.
Saat menangani kasus tersebut, Jaksa Liang Wen Chao (Chen Chang) dan istrinya Ah Bao (Janine Chang) mengungkap banyak peristiwa dan keganjilan. Sutradara Wei Hao Cheng menggiring penonton film thriller itu dengan tiga bumbu kuat misteri, sci-fi, dan drama secara halus dan bergantian.
Pertama kita digiring untuk memercayai alam misteri sebagai sebab pembunuhan. Tradisi Buddhisme Vajrayana khas Tibet kemudian dipilih sebagai latar belakangnya. Penggambaran ritual dengan penggunaan Vajra dan Mandala sebagai penarik roh sangat menunjang kesan misteri, sedangkan adegan mirip Paranormal Activity memperkuat efeknya. Simpati kepada istri muda sang konglomerat, Li Yang (Anke Sun), bisa saja muncul di bagian misteri ini.
Sebelum kita mengambil kesimpulan, kita disuguhi latar belakang dunia sci-fi adalah motivasi pembunuhan, penemuan teknologi RNA menjadi biang keladinya. Motif tersebut dijabarkan dengan detail, walau itu bukan kebenaran akhir. Menjelang akhir kita disuguhi bumbu Drama serta Twist yang sangat manis.
Kerapian meracik 3 bumbu tersebut patut diacungi jempol. Sentuhan sci-fi dalam set bernuansa misteri maupun drama tetap hadir tanpa mengganggu. Pewarnaan hangat juga hadir di bagian bagian yang diperlukan, walau sebagian besar film ini memakai tonal gelap.
Akting tiga pemain utama Chen Chang, Janine Chang, dan Anke Sun sangat prima. Hal yang luar biasa tentang akting Anke Sun di film keduanya ini, dia sanggup menghadirkan lima persona berbeda dalam film ini, dan cukup berani. Keberhasilan peran Li Yan memang sangat penting untuk film. Dia tidak hanya menghubungkan semua karakter, tetapi juga penampilan lima kepribadian Li Yan sangat menentukan pengembangan plot.
Di antara segala keberhasilan itu, ada sedikit ganjalan dalam The Soul ini. Nuansa klenik yang seolah dimentahkan mulai di pertengahan film belum menjawab adegan jatuhnya sebuah tas dengan cara yang tidak biasa. Lalu, bagaimana nasib bayi yang di kandung Li Yan ? Selain itu yang juga kurang begitu disuka adalah pemecahan kasus yang hanya didiktekan pemain, bukan dari kesimpulan yang diperoleh penonton sendiri.
Mungkin memang Sutradara Wei Hao Cheng tidak berniat membuat filmnya menjadi genre kriminal layaknya Sherlock Holmes. Sutradara justru lebih condong filmnya ke genre drama-thriller.
Wimpie, Karyawan Swasta.
The Soul adalah film panjang ke-empat dari sutradara Cheng Wei-hao, yang juga merangkap sebagai penulis naskah untuk film ini. Film panjang pertamanya, The Tag Along, pernah saya tonton, tetapi tidak mengesankan. Beda dengan The Soul yang membawa nuansa yang sama sekali baru bagi saya.
Saya juga menyukai bagaimana Cheng Wei-hao memasukkan dialek Hokkian, sementara keseluruhan dialog masih dalam bahasa Mandarin Taiwan, sentuhan kecil ini membuat film terasa lebih rapi dan teliti yang menunjang ke karakter utama film, yaitu Wen Chiao Liang, seorang jaksa penuntut umum tersohor.
Deduktifnya ala Sherlock Holmes dan Poirot. Hal-hal kecil bisa disingkapkan sebagai hal utama untuk membuka tabir sebuah kejahatan. Dengan demikian Cheng Wei-hao mendapuk tokoh utamanya menjadi tokoh disegani di kalangan penegak hukum dan juga khalayak ramai.
Keputusan sutradara membuat plot seperti ini saya kira patut menjadi sebuah kajian bagi masyarakat Asia pada khususnya, yang saat ini sedang galau ingin mengikuti trend dunia (positif dan negatifnya), bahwa sebenarnya kearifan lokal itu sangat diperlukan, harus dipelajari dan dikenal sebaik mungkin. Karena sampai kapan pun, manusia tidak bisa lepas dari kondisi di mana ia bertumbuh sejak kecil. Jangan seperti kacang yang lupa kulitnya.
Sementara dari sisi teknis, kehendak sutradara dan juga studio Netflix yang menginginkan film bertonal gelap saya kira memang seperti itu trend zaman ini. Menurut saya penyajian seperti ini tak selalu berhasil. Juga adegan berdarah-darahnya. Jika saja Wei-hao menggunakan index, sekadar kain bernoda darah, bayangan tubuh diburamkan, itu sudah lebih dari cukup. Sebab toh saat film bergulir, malah adegan awalnya tidak berguna sama sekali.
Dan jika saja ditambahkan sebuah adegan di antara adegan kunci, twist yang sudah ada akan jauh lebih rumit dan lebih menarik. Akan menjadi film bergenre kriminal, bukan sekadar thriller - drama - sci-fi saja.
Re Carlina, Ibu Rumah Tangga.
Sumber: