Belajar Hidup Sendiri

Belajar Hidup Sendiri

Itu pula yang dialami Evie Suhartono. Setelah dua tahun mengonsumsi TKI generasi 2, kankernya kebal. Tanda-tanda berkembang muncul lagi. Obat yang sama tidak mempan lagi.

"Untungnya saat itu ditemukan TKI generasi ke-3," ujar Mas Ton. Maka sang istri diberi obat generasi baru itu. Manjur. Kualitas hidup tidak sampai menurun. Aktivitas sehari-hari berjalan normal.

Dua tahun kemudian, dua minggu lalu, obat baru itu tidak manjur lagi. Kankernyi sudah kenal obat itu. Sudah kebal.

Lalu kembali berkembang. Evie masuk rumah sakit. Obat TKI generasi 4 belum ditemukan. Mungkin tidak lama lagi.

Tapi Evie lebih dulu menemui takdirnya.

"Sekarang saya harus belajar hidup sendiri. Selama ini saya sangat tergantung istri," ujar Mas Ton. Sampai pun yang menyiapkan sikat gigi dan celana dalam, istri. Ia juga tidak tahu punya uang berapa. "Tahu saya ya berapa yang ditaruh istri di dompet saya," katanya.

Mereka punya tiga anak. Laki semua. Yang dua jadi dokter –ahli kandungan semua. Satunya memilih bidang bisnis.

Seberapa tertekan selama lima tahun mengidap kanker stadium 4? "Istri saya tidak tertekan. Sama sekali. Dia tipe wanita yang tidak pernah mengeluh. Agamanya kuat sekali," katanya.

Suatu saat Mas Ton mengatakan ke istrinya: lebih baik kalau ia yang meninggal dulu. Hasil pemeriksaan lab rutin mereka selalu saja Mas Ton yang lebih jelek. Sudah operasi jantung pula.

Sang istri juga tidak pernah masuk rumah sakit. Kok sekali sakit kanker stadium 4.

Saya dan istri melayat ke rumah Mas Ton jam 5 pagi di hari Minggu itu. Mumpung masih sepi. Dokter Brahmana dan istri juga terlihat sudah di rumah duka. Jenazah baru tiba dari RS, baru akan dimandikan.

Mas Ton adalah dokter kandungan istri saya. Anak wedok saya pun ditangani Mas Ton. Juga Ivo, menantu saya. Dari situ saya tahu Mas Ton bisa masih di ruang praktik pada pukul 02.00 dini hari.

Sebelum pandemi pun Mas Ton masih praktik dokter. Maret tahun lalu pun masih. Padahal pandemi sudah mulai. Baru mulai April Mas Ton tidak praktik lagi.

Selama 40 tahun praktik, Mas Ton sempat mengalami permintaan aneh-aneh dari keluarga yang mau melahirkan. Terutama dari golongan Tionghoa. Misalnya banyak yang minta dioperasi caesar jam 00.05. Agar shio-nya sudah masuk shio yang lebih baik.

"Saya layani saja. Itu kan keyakinan mereka," kata Mas Ton.

Sumber: