Atap Bocor

Atap Bocor

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

AMEG - Semula saya ragu kebenaran isi medsos ini: begitu banyak IGD rumah sakit yang tutup di Surabaya. Lalu medsos itu saya konfirmasi ke IDI Surabaya: benar adanya.

Lihatlah daftar di bawah ini:

RSUD Soewandhie
RS William Booth
RSI Jemursari
RSI A. Yani
RSUD Husada Prima

Lantas muncul berita program terobosan. Akan dibangun rumah sakit darurat di halaman RSUD dr Soetomo –yang terbesar di Jawa Timur. Pun di lapangan olahraga hoki. Yang letaknya di seberang rumah sakit itu.

Secara teknis ide terobosan itu baik. Mobilisasi tenaga dan peralatan medis lebih mudah. Lebih masuk akal. Lokasi itu masih di satu kompleks rumah sakit.

"Tapi ini bukan hanya soal jumlah tempat tidur," ujar dr Brahmana, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.

Itu juga menyangkut kecukupan tenaga medis. Jumlah dokter yang terkena Covid-19 sangat banyak.

Sampai tadi malam angkanya mengerikan. Dokter yang sedang terpapar 196 orang. Sebagian besar isolasi mandiri: 146 orang. Yang 50 orang lagi sedang dirawat di rumah sakit.

Tenaga medis lain juga tidak sedikit yang terkena Covid-19. Pun pengaruhnya sampai kamar mayat –kalau sopir ambulans pun terpapar.

"Semoga PPKM Darurat kali ini efektif," ujar Brahmana. Kalau tidak maka ibarat ngepel lantai di rumah yang atapnya bocor.

Menambah jumlah tempat tidur darurat bisa diadakan. Tapi dapat tenaga medis dari mana?

Selama ini ada tenaga darurat. Para dokter yang lagi melanjutkan kuliah spesialis diperbantukan di garis depan. Di rumah-rumah sakit type A. Yang juga menjadi rumah sakit pendidikan.

Tapi rumah sakit di bawah tipe A tidak akan mendapat bantuan seperti itu Di RSUD dr Soetomo Surabaya, misalnya, sekarang ini ada sekitar 1.200 calon dokter spesialis berada di garis depan penanganan Covid-19. Demikian juga di rumah sakit seperti dr Sardjito, Yogyakarta.

Mereka itu sekarang ini menjadi tenaga penting. Sekaligus berisiko. Pun masih pula harus membayar uang kuliah –yang mahal itu.

Sumber: