Pusing 2 T

Pusing 2 T

Prof Hardi pun berbicara. Ia  tetap duduk di kursinya. Sudah ada mikrofon di situ.

Prof Hardi berbicara selama lima menit. Ia menceritakan bahwa dirinya, keluarga Akidi, dan kapolda itu sudah lama bersahabat.

Prof Hardi tidak detail menceritakan seperti apa persahabatan lama itu. Lantas Prof Hardi mengatakan bahwa keluarga Akidi ingin menyumbang Rp 2 triliun.

MC pun lantas mempersilakan gubernur Sumsel untuk juga memberi sambutan. Tapi sang Gubernur nyeletuk: agar penyerahan sumbangannya yang didahulukan.

Maka MC pun memanggil keluarga Akidi maju ke depan. Kapolda mengajak Prof

Hardi untuk ikut maju. Beliau tidak mau. "Cukup yang mewakili keluarga. Saya hanya menemani," katanya.

Siapa yang mewakili keluarga Akidi? Ternyata wanita Tionghoa yang duduk bersama para tokoh agama di sisi kiri itu tadi. Evan kaget. Lho ternyata dia yang keluarga Akidi. Menyumbang Rp 2 triliun hanya duduk di tempat seperti itu.

Sang wanita didampingi seorang laki-laki berbaju batik. Kepala laki-laki itu botak.

Evan tidak tahu siapa bapak itu. Kok ia ikut memegang papan sumbangan. Yang jelas ia bukan suami wanita tadi. Sang suami tidak ikut di acara itu. Dari file foto yang dikirim ke saya, rambut sang suami tidak seperti itu.

Tokoh-tokoh agama tidak ikut berdiri di depan.

Seorang petugas Polda lantas menuju meja dekat MC. Ia mengambil papan kecil terbuat dari stereo form yang ada di meja itu.

Papan kecil itu diserahkan ke wanita tadi untuk diserahkan ke kapolda. Lalu foto bersama. Di papan yang dicat warna merah itulah tertulis:  Sumbangan untuk penanggulangan Covid-19 dan Kesehatan di Palembang-Sumsel.

Tulisan itu berwarna kuning.

Lalu ada tulisan lagi di bawahnya. Berwarna putih: Dari ALM BPK AKIDI TIO DAN KELUARGA BESAR SEBESAR Rp 2 TRILIUN.

Di sebelah tulisan putih itu tertampang foto kecil Alm Akidi Tio. Sangat kecil. Pakai jas dan dasi. Ada bunga kecil di bagian dada.

Sumber: