Pemkot Batu Anggarkan Rp 500 Juta untuk Yatim Piatu Akibat Covid-19

Pemkot Batu Anggarkan Rp 500 Juta untuk Yatim Piatu Akibat Covid-19

AMEG - Pelajar yatim/piatu karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19 bakal mendapat beasiswa dari Pemkot Batu. Dinas Pendidikan menganggarkan Rp 500 juta, diserahkan pada 2022.

Kepala Dindik, Eny Rachyuningsih, menyatakan, anggaran Rp 500 juta itu telah diusulkan tim anggaran, namun jumlah penerima belum dipastikan.

"Sudah disetujui tahun 2022. Data yang masuk masih dinamis. Pagu anggaran sebanyak Rp 500 juta untuk beasiswa anak-anak yang orangtuanya korban Covid-19,” beber Eny.

Saat ini pihaknya belum bisa memastikan setiap anak akan mendapat berapa. Saat ini yang masuk data Dindik sekitar 80 anak.

"Untuk beasiswa akan kami berikan mulai jenjang TK hingga SMA. Diberikan langsung kepada setiap anak melalui rekening masing-masing. Beasiswa untuk uang saku, beli buku dan kebutuhan sekolah yang diberikan setiap bulan,” terangnya.

Sebelumnya Dinas Sosial (Dinsos) telah melakukan asesmen kepada anak yang orang tuanya meninggal dunia karena Covid-19. Data terakhir ada 26 anak selesai asesmen dari 87 anak.

Kepala Dinsos, Ririk Mashuri, mengatakan, pihaknya telah memlaporkan kepada Walikota perihal anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.

“Berdasar hasil asesmen yang telah kami lakukan, anak-anak yang menjadi yatim, piatu ataupun yang yatim-piatu butuh pangan dan biaya pendidikan," jelas Ririk.

Pihaknya bersama Dinsos Jatim bakal memberikan layanan berupa dukungan Psikososial. Untuk biaya pendidikan, mulai SD hingga SMA butuh biaya pendidikan.

Setelah asesmen dan diketahui hasilnya, pihaknya merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan bahwa anak-anak itu kesulitan biaya.

"Selain mendapat laporan dari Dinas Pendidikan, kami juga mendapat laporan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu. Juga dari para camat di tiga kecamatan yang ada. Pendataan belum selesai hingga hari ini," rincinya.

Ririk juga menjelaskan, dalam hal ini pihaknya memiliki tugas untuk melakukan asesmen kepada satu per satu anak langsung ke keluarganya. Setelah itu, diteruskan dengan pemberian program-program sesuai dengan kebutuhan masing-masing.  (*)

Sumber: