Benci Ras

Benci Ras

WANITA lagi. New York lagi. Pembunuhan lagi.

Pokoknya orang keturunan Asia kini merasa tidak tenang di Amerika Serikat. Kian lama kian tidak aman. Setahun terakhir setiap satu dari lima orang mengalami kejadian akibat kebencian ras.

Korban terakhir: Christina Yuna Lee. Kejadiannya menjelang subuh hari Minggu lalu. Pagi buta itu, pukul 04.30 dia baru pulang. Sendirian. Naik taksi.

Rumah Lee di sebuah apartemen di China Town, Manhattan, New York. Yakni di depan taman Roosevelt yang panjang itu. Yang kalau hari Minggu penuh dengan pengunjung Tionghoa. Banyak juga yang main musik klasik Tiongkok di sana. Menyanyi. Menari. Dan segala macam atraksi kebudayaan Tionghoa.

Lee, 35 tahun, tinggal di lantai 6 apartemen itu. Belum lama di situ. Baru setahun terakhir. Yakni sejak dia pindah dari New Jersey ke New York. Dia berhenti bekerja sebagai profesional creative di platform musik digital di New Jersey. Empat tahun dia bekerja di situ —sejak lulus kuliah di Rutgers University. Itulah universitas tertua kedua di negara bagian tetangga New York itu: didirikan tahun 1766.

Lee keturunan Korea. Yang di Amerika sering dianggap sama saja dengan dari Tiongkok. Bahkan pernah ada orang asal India dibunuh di Texas dikira dari Tiongkok.

Kalangan tertentu di Amerika menganggap semua orang asal Asia sebagai asal Tiongkok.

Peristiwanya sendiri Anda sudah tahu: subuh itu Lee turun dari taksi. Dia langsung menuju pintu masuk apartemen. Dia buka pintu itu dengan kartu akses miliknyi. Semua penghuni apartemen punya kartu seperti itu.

Lee tidak memperhatikan keadaan. Dia tidak tahu kalau ada orang yang menguntitnyi. Begitu membuka pintu Lee langsung naik tangga apartemen. Dia tidak menutup pintu itu —otomatis akan menutup sendiri. Mengunci sendiri.

Sebelum pintu itu menutup, seseorang menahan pintu itu. Ia menyelinap. Ia ikut naik tangga ke lantai 1 ketika Lee sudah belok naik ke lantai dua. Ia pun mulai naik ke lantai 2 ketika Lee sudah membelok naik ke lantai 3. Dan seterusnya: ia ikut naik ke lantai 6 ketika Lee sudah terlihat membuka pintu kamar apartemennyi.

Sekali lagi terjadi: Lee tidak menutup pintu kamarnyi —yang memang akan menutup sendiri secara otomatis.

Sebelum pintu itu menutup dengan sempurna, Si Penguntit menahan pintu itu. Ia pun memasuki kamar Lee: menyerang wanita sendirian itu.

Rupanya terjadi perlawanan. Si Penguntit terluka sedikit di badan, tangan, dan pundak. Lee sendiri tewas. Dengan luka sekitar 40 tusukan.

Mayatnyi ditemukan polisi di bak mandi. Ceceran darah di mana-mana. Lee terlihat telanjang di bagian pinggang ke atas. Rupanya dia sudah copot atasan untuk mandi.

Sumber: