Perampok Bank Cilandak, Analisis Teori Psikopati

Perampok Bank Cilandak, Analisis Teori Psikopati

Perampok begini, jarang. Pria inisial BS (43) sendirian merampok Bank Jabar Banten (BJB) cabang Fatmawati, Cilandak, Jakarta, Selasa (5/4). Ia pegawai bank lain (bukan BJB) bergaji Rp60 juta per bulan. Tak semua perampok miskin.

***

KETIKA beraksi, BS membawa pistol. Namun seorang security inisial F, melawan. Terjadi duel. Sampai polisi tiba di TKP, meringkus BS.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto kepada pers, Rabu (6/4) mengatakan: "Kini tersangka BS kami tahan, untuk diproses."

Kronologi kejadian, seperti diceritakan Kombes Budhi, begini:

Selasa, April 2022 pagi, BS 'menggambar' wilayah Cilandak, Jakarta Selatan. Niatnya merampok bank. Ada beberapa kantor bank di sekitar situ. Ia memilih BJB. "Karena, menurut tersangka, waktu itu bank tersebut paling sepi," kata Budhi.

Jelang sore, sekitar 14.30 BS mendatangi kantor BJB. Ia naik Daihatsu Xenia silver nopol B-2374-SFN, sendirian. Ia turun dari mobil, menggendong tas punggung. Pakai topi hitam, masker hitam. Jalan menuju pintu masuk.

Saat itu, rolling door BJB tertutup separo. Pada pintu kaca tergantung tanda "Close". Di dalam sudah tidak ada nasabah. Hanya karyawan yang berkemas hendak pulang.

BS mendorong pintu. Masuk, sambil menodongkan pistol ke semua orang. Persis adegan film. Ia berteriak: "Semua tiarap…"

Saksi mata, petugas sekuriti Bank BJB Fatmawati bernama Mukhlis (42), kepada wartawan, Rabu (6/4) menceritakan: "Kami semua kaget. Melihat pistolnya, kami semua tiarap."

Seorang security yang tidak tiarap, F. Ia tetap berdiri memandangi pelaku. Dibentak pelaku agar tiarap, F tetap berdiri. Pada jarak sekitar tiga meter dari pelaku.

Mukhlis: "Pelaku marah, menembak. Dor…. Semua orang kaget. Satu tembakan kena pipi F. Ternyata F tidak jatuh. Malah, maju menerjang pelaku."

Mungkin, saat itu F (yang rutin dilatih Polri) tahu, bahwa itu tembakan airsoft gun, berpeluru gotri.

Di saat F maju menerjang, pelaku menembak lagi. Kali ini meleset, kena kaca akrilik. Kaca itu cuma retak tipis. Tidak sampai pecah. Semua orang di situ semakin yakin, bahwa itu bukan senjata api.

Maka, semua orang berlarian keluar. Berteriak-teriak, minta tolong. Sementara, BS dan F duel. Bergumul terbanting ke lantai.

Sumber: