Red-Notes Guntur

Red-Notes Guntur

Tentu percobaan itu tidak jadi. Lima hari sebelum itu terjadi kudeta G30S/PKI –yang konon didalangi CIA. Bung Karno pun dijatuhkan dari kekuasaan.

Tulisan berjudul "Soekarno dan CIA" yang saya baca di medsos kemarin ditulis Guntur setelah terinspirasi berita di Kompas. Yakni terungkapnya intel Iran Gaseem Saberi Gilchalan, yang memalsukan belasan paspor untuk kepentingan intelijen.

Begitu banyak intel Inggris dan Amerika di Indonesia. Berbagai cara pun dilakukan.

Menurut Guntur, intel CIA seperti Bill Palmer sudah muncul di Yogyakarta tahun 1946.

Yakni ketika pemerintah pusat hijrah ke Yogya untuk mempertahankan kemerdekaan.

"Mas Guntur itu banyak tahu, karena sering diajak Bung Karno. Sejak kecil," ujar Basarah kemarin.

Di tahun yang Anda pun belum lahir itu, Palmer sudah bisa masuk Gedung Negara Yogyakarta. Yakni ketika ada acara di ''Istana Jogja'' itu. "Meski samar-samar masih terekam di ingatan wajah dan sosok tubuhnya yang gempal, berbicara serius dengan BK," tulis Guntur.

"Orangnya sangat ramah dan kelihatannya penuh humor diselingi tawa terbahak-bahak".

Setelah lama tidak kelihatan, Bill Palmer muncul lagi ketika BK ke AS pada 1956. Guntur juga diajak kunjungan kenegaraan itu.

Di Washington DC, tulis Guntur, Bill datang ke penginapan BK di Blair House. "Seperti biasa, ia kemudian berbincang-bincang gembira dengan BK layaknya sahabat lama yang bertemu lagi". "Saat itu, tubuhnya sudah gemuk dan agak botak".

Saat hendak meninggalkan penginapan, tulis Guntur, Bill menyodorkan uang USD 200 kepadanya. Katanya, untuk berbelanja.

"Ketika itu tak ada kecurigaan sedikit pun dari tim khusus Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden".

Bill, tulis Guntur, juga terlihat di semua kota yang dikunjungi BK. Mulai dari New York, pusat industri mobil di Detroit, hingga pusat pendidikan pasukan khusus AA di Fort Bragg.

"Yang dilakukan hanya ngobrol dengan pejabat-pejabat Indonesia seperti Menlu Roeslan Abdulgani, Sekretaris Negara Mr Tamsil, dan Komandan DKP Mangil Martowidjojo".

"Palmer muncul lagi di Istana Merdeka Jakarta tahun 1957. Jabatannya direktur American Motion Picture Association yang berkantor di gedung United States Information Service (USIS) di sebelah Istana Negara".

Sumber: