Uxoricide di Tasikmalaya setelah Hassan-Juju Cerai

Uxoricide di Tasikmalaya setelah Hassan-Juju Cerai

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

"Ngapain menikah, kalau berakhir pembunuhan?" Kalimat pas buat Juju Juariyah (46) dibunuh mantan suami, Jahoor Ul Hassan (42) di Tasikmalaya, Jabar, Selasa (17/5) dengan digorok.

***

TAPI kalimat itu tidak pas buat pasutri yang baik-baik saja. Atau yang belum berkonflik hebat, dan berakhir dengan pembunuhan. Walau tak seorang pun membayangkan bakal jadi pembunuh atau terbunuh.

Konstruksi kasus. Juju cantik. Janda beranak dua, ketika dia jadi TKW di Malaysia 2015. Lalu ketemu Jahoor Ul Hassan, WN Pakistan, di sana. Mereka pacaran.

Awal 2019 mereka sepakat ke Indonesia, lalu menikah. Mereka tinggal di tempat masa kecil Juju, di Kampung Godebag, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Tasikmalaya.

Berbekal tabungan Juju sebagai TKW, mereka menyewa ruko dua lantai di pinggir jalan desa. Berdagang sembako dan sayur. Dagangan mereka maju. Di situ mereka tinggal bersama Jemi (15), anak bungsu Juju, dan keponakan, Galih (19). Anak sulung Juju sudah menikah, tinggal di Bandung.

Desember 2021 Hassan-Juju sepakat bercerai. Mereka sering cek-cok. Hassan pernah digerebek polisi, saat bersama cewek di hotel. Fotonya dipegang adik Juju bernama Lina, yang tinggal sedesa.

Perceraian Hassan-Juju disahkan Pengadilan Agama Tasikmalaya, Februari 2022. Kemudian Hassan menikah lagi, mukim di rumah isteri yang baru di Tasik juga. Sedangkan Juju tidak menikah lagi. Tetap berdagang di ruko.

Selasa, 17 Mei 2022 jelang Subuh, Galih turun dari lantai dua. Melihat Juju masih tidur di lantai satu ruko. Persisnya di bagian belakang yang dijadikan musala. Galih mendirikan salat Subuh di lantai dua.

Usai salat, Galih turun lagi. Hendak membangunkan Juju yang wajahnya tertutup bantal. Kali ini dia menyalakan lampu. Saat bantal dibuka, dia menjerit… Tampak leher luka menganga. Ternyata darah tercecer di sekitar ruko.

Juju keluar minta tolong tetangga. Orang berdatangan melihat. Ada yang memanggil Kepala Desa Godebag, Odin Tohidin.

Odin kepada polisi mengatakan: "Pertama kali saya lihat, leher Mamih Juju (panggilan Juju) sobek menganga. Saya periksa, kaki Mamih terikat lakban. Juga ada lebam di wajah dan luka gores di lengan. Darah tercecer di ruko."

Tim polisi datang. Satuan Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, Iptu Ridwan Budiarta, mengamankan TKP. Langsung memeriksa TKP.

Juju mengenakan celana jeans dan kemeja kotak-kotak. Disimpulkan, dia akan keluar rumah atau baru tiba. Karena lazimnya wanita di rumah pakai daster, atau sejenisnya.

Ruko berukuran sekitar 4 X 8 meter, dua lantai. Lantai satu untuk berdagang dan ada musala. Lantai dua kamar tidur Galih dan anak bungsu Juju, Jemi, yang saat itu ikut tur sekolah ke Yogya.

Sumber: