Tanpa Sakit

Tanpa Sakit

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Bung Johanes mungkin belum pernah melihat film yang judulnya plesetan dari lembaga pemberantasan korupsi HK, ICAC -- Independent Commission Against Corruption -- diplesetkan menjadi "I Corrupt All Cops". Saya lupa siapa saja bintangnya. Itu film produksi 2009 atau 2010. Tapi ya tentang betapa korupnya kepolisian Hong Kong dan usaha ICAC untuk membersihkannya. Judul film itu hanyalah salah satu plesetan ICAC. Plesetan lainnya "I Can Accept Cash".

Akagami Shanks

Meskipun itu teknologi kuno bisnis umumnya akan selalu melihat faktor keberuntungan dari hasil kedisiplinan, dan kreatifitas. Ada orang yang dapat jatah bagus padahalnya bisnis standar saja. Ada juga orang yang dapat jatah tidak bagus padahal bisnisnya bisa di bilang luar biasa. Koin itu masih bisa di explorasi secara massive. Tinggal tentukan modal, dan tentukan lapangan. Target kepercayaannya berapa?. Masalahnya kalau cuma bertahan 1 tahun. Ada lagi, yaitu regulasi. Saya pribadi tidak mau gelut dengan regulasi. Karena di belakang regulasi, anda sudah tau, ada Bank Indonesia, ada Menkue, ada perusahaan besar. Itu risiko hukum. 2 risiko tinggkat tinggi. Risiko hukum, dan risiko diperbudak, risiko di peralat, di manfaatkan, atau risiko di tipu (wkwk).

Jimmy Marta

Satu orang satu suara adalah cara paling logis. Ini konsekuensi dari pemilihan langgsung. Coba bayangkan jika suara dibuat bertingkat atau dibuat volumenya beda(hehe.. iseperti usul yg dibawah). Tidak terbayangkan ruwetnya urusan data pembuatan pelevelannya. Urusan mendasar data kependudukan dikita selalu masalah. jika mendekati pemilu selalu datanya kisruh. Pakai pereakilan memang tdk ruwet. Di kita dulu utusan golongan itu yg rawan. Hanya kawan segolongan, saudara seketurunan dan sealiran aja yg dipilih. Jadinya itu lagi itu lagi yg terpilih. Kalau saya melihat bukan sistem yg keliru. Tapi para pelakunya yg harus diperbaiki tingkah lakunya. #Revolusimental

Mister Xi

Kalo komentator Disway ada perwakilan di parlemen,,, maka inyong pilih Boss Pry,,, tegas,,, jujur,,, lantang,,,, menjunjung toleransi beragama,,,

Liam Then

Ibu saya penjahit. Banyak ibu-ibu pegawai yang antri jahit ,walaupun harus tunggu lama satu bulan karena antrean panjang. Padahal kalau beli jadi itu lebih murah. Tapi ternyata lebih pilih beli bahan + bayar ongkos jahit yang bisa dua kali lipat lebih mahal. Di banding beli jadi. Alasan nya semua karena baju yang di jahit khusus itu lebih enak di pakai , karena mengikuti lekuk badan. Begitu lah yang saya harapkan terjadi di RI. Harmoni, ambik yang baik, buang yang buruk. One man one vote itu konsep alami, pemecah kebuntuan. Munculnya Pak SBY, Pak Jokowi ,itu akibat konsep one man one vote. Jika tidak ada konsep itu. RI akan terperangkap dalam konsep elitis yang sudah membudaya. Bayangkan saja , dengan demokrasi one man one vote saja masih lolos beberapa dinasti keluarga. Mau pakai konsep keterwakilan di RI? Sangat tidak realistis. Ingat koor 1000 orang di tahun itu? Pra reformasi? Yang gagang palu sampai patah karena di hantamkan dengan percepatan, yang hanya bisa di jelaskan dengan rumus fisika?. Ungkapan bobot suara seorang tukang becak atau pemulung tidak bisa di samakan dengan suara seorang professor atau dokter. Bagi saya itu adalah "fallacy", saya tau arti kata ini ,karena di kasih tau teman saya yang guru debat. Saya ini bukan sarjana atau apa ,bisa tahu dikit karena hasil membaca. Sebagai penganut konsep kebenaran universal, keadilan universal. Setiap manusia bagi saya bobot nya sama kepentingannya karena sama tujuan hidupnya ; kehidupan yang lebih baik.

Liam Then

Kebijakan seorang tukang becak hampir sama disetiap tukang becak ; kamu bayar 10rb ,saya antar kamu sejauh 10rb. Bahkan kadang kalo lagi hari baik saya bantu carikan alamat. Wisdom seorang profesor tidaklah sama diantara para professor : ada doyan kertas yang di beri angka dan gambar. Sampai-sampai harus di antar dengan kantong kresek dan kardus. Ada yang doyan mengunci diri di ruangan kerja. Bergulat dengan ketertarikan pribadi atas hal tertentu. Ada yang rajin membuat pernyataan , menyerang semua yang tak sejalan dengan pemikiran beliau, sambil mengelus-ngelus kepala keturunan beliau. Bagi saya ,biarlah one man one vote untuk Indonesia, negara lain biar saja. Kualitas personal tak boleh di ekslusifkan ke dalam kurungan yang menjomplangkan bobot hak seorang tukang becak dengan hak seorang professor. Bahaya. Kata hati saya.

No Name

Pengusaha sebenarnya tidak terlalu memusingkan kualitas demokrasi sebuah negara. Yg mereka butuhkan adalah stabilitas & kepastian hukum. Coba tengok Singapura, kualitas demokrasi nya ya begitu2 saja, namun stabilitas negara mereka terjaga dengan baik, kepastian hukum nya cukup jelas & tegas, makanya para pebisnis merasa aman & tenang investasi di Singapura. Terimakasih

Kang Sabarikhlas

tertulis : "kelemahan pemilu langsung bobot suara seorang pengangguran sama dengan bobot seorang direktur utama bank".. mungkin sepintas ada benarnya tapi coba ditelaah lebih dalam, Anda sudah tahu. kalau bobot tubuh saya dengan bobot Abah, ya jelas kalah. Abah sering menikmati durian musang king-kong, lha saya mau beli durian harga 30rb di jl.Arjuna selalu urung beli, mesti ingat beras, lha wong status saya pengangguran tua miskin, Alhamdulillah sehat bukan pelupa.

Sumber: