Begal Bekasi Analisis Victim Precipitator

Begal Bekasi Analisis Victim Precipitator

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Buku itu mengulas hasil riset. Di New York, Amerika, pada 1950-an. Riset ini terkenal di kriminologi. Yang kelak dikonter dengan teori baru.

Di riset itu New York Police Department menyewa tim riset, untuk mengetahui, apakah penodong dan perampok memilih target mereka? Asumsi awal peneliti, diduga, penjahat punya pola untuk menentukan calon korban.

Teknisnya, seorang perampok berpengalaman yang dipenjara, dikeluarkan dari sel. Ia diberitahu petugas, disuruh menodong di suatu tempat di luar penjara. Tapi, ia dalam pengawasan ketat polisi.

Penjahat dibawa mobil polisi, berputar keliling kota, agar penjahat memilih lokasi penodongan. Lalu penjahat menentukan, di depan supermarket yang tidak terlalu ramai.

Mobil berhenti, penjahat bebas keluar dari mobil. Tim polisi mengintai di seputar wilayah itu. Penjahat mengamati orang-oarang yang belanja. Akhirnya, ia menentukan target. Seorang pria agak gemuk. Didekati, ditodong pisau.
[12.58, 27/5/2022] Dwo Jkt: Tak sampai lima detik, korban menyerahkan semua isi kantongnya. Jam tangan, dompet, dan barang belanjaan yang dibawa. Penjahat merampas. Lalu membentak korban agar berjalan cepat, tanpa menoleh.

Kejadian itu direkam kamera polisi dari lokasi yang tak terlihat penjahat dan korban.

Setelah kejadian itu, penjahat kembali dimasukkan mobil polisi. Dan, polisi mengembalikan barang-barang yang dirampok, kepada korban. Itu semacam syuting film, yang tidak diketahui sebelumnya oleh penjahat dan korban.

Kejadian itu diulang-ulang oleh tim peneliti. Pelakunya berganti-ganti penjahat. Kemudian mereka menganalisis para korban. Maka, dihasilkan profil "Victim Precipitator".

Hasil riset, diulas bentuk atau profil calon korban. Mereka adalah yang gerakannya lambat. Matanya tidak jelalatan (suka mengamati sekeliling). Jalan tidak tegap. Langkah tidak lincah. Baik untuk korban pria atau wanita.

Uniknya, pria atau wanita kurus dihindari penjahat (sebagai calon korban). Sebaliknya, pria wanita besar, tinggi kekar, ditarget sebagai korban.

Ternyata, pertimbangan penodong adalah kecepatan lari calon korban. Orang yang kira-kira larinya cepat, tidak dijadikan korban. Karena, ada kemungkinan korban akan mengejar pelaku.

Wolfgang: "Ini sama seperti hewan predator di alam liar. Mereka punya stereotipe khas calon mangsa. Mereka mengincar hewan paling rentan di kelompoknya. Perampok bersenjata juga sama. Mereka memilih calon korban yang tidak gesit. Kalau perlu yang jalannya agak terseok."

Menurutnya, penjahat sudah cukup berpengalaman dengan tiga kali menodong. Itu batas reputasi mereka untuk disebut 'berpengalaman'. "Setelah melewati tiga kali perampokan, mereka memilih calon korban dalam hitungan detik. Dan, biasanya korban tidak melawan," tulisnya.

Begal Bekasi sudah enam kali membegal motor. Pada korban ke enam, mereka ditangkap polisi. Merujuk teori Wolfgang, mereka masuk golongan berpengalaman.

Terpenting bagi masyarakat, pelajari riset di atas. Supaya Anda tidak jadi "Victim Precipitator". Karena fungsi kriminologi: 1) Mengapa kejahatan terjadi? 2) Bagaimana cara menghindari kejahatan? (*)

Sumber: