Jembatan Merah

Jembatan Merah

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Fauzan Samsuri
Bangsa dan yang lebih sempit lagi orang memiliki sejarah dan riwayatnya sendiri-sendiri, bagi orang seperti Ted Truz dan Trump; jalan untuk mencapai keamanan harus ditegakkan dengan senjata, sekan-akan tidak ada jalan lainnya, karena pengalaman hidup yang tersimpan dimemorinya memang demikian, padahal banyak negara yang aman tanpa senjata, mungkin Ted Truz juga lupa perampok bisa dengan mudah membeli senjata karena ada kebebasan kepemilikan senjata

Yea A-ina
Om Aji @AS, menyisipkan tgl 12 Januari 2020 Mantri "sesuatu" yunior Abah Dis, mengkritik Telkom sbb "Enak jadi Telkom. Telkomsel (kasih) dividen, revenue Telkomsel digabung ke Telkom hampir 70%. Mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel dimiliki oleh Kementrian BUMN. Devidennya jelas." : : Laba bersih Telkom 5ahun 2019 sebesar Rp 18,66 triliun. Sebagian besar memang di topang Telkomsel. dah cuma itu saja wkwkwk

musa st
Sudahlah… Abah nggak akan bahas Goto meski komentatornya non stop bahas itu. Soalnya kapan hari Pak ET kan mampir rumah Abah. Sungkanlah kalo bikin tulisan orang yang sudah pernah ke rumah beliau.. Hehehe *peaceABAH

Dacoll Bns
Langkah pertama dan ketiga sangatlah tidak bijak, bisa jadi mereka adalah anak muda yang sedang belajar, baru lulus dan pengalaman di Disway adalah pengalaman pertama mereka bekerja di dunia nyata beserta belajar menghadapi problematikanya (termasuk saat membaca komentar seperti anda, karena sebagai IT enthusiast, saya tahu IT itu tidak gampang, kebanyakan learning by doing, tidak semua problem hanya tinggal searching, belum lagi perbedaan topografi dari sisi networking). Langkah kedua lebih bijak menurut saya, bagaimanapun mumpuni dan seprofesional apapun IT outsourcing , mereka pasti perlu bertanya kepada anak2 muda yg memegang disway saat ini agar bisa menganalisa lebih tepat problematika yg ada meskipun belum tentu juga mereka bersedia berbagi knowledgenya. Bayangkan kalau langkah ketiga diambil tanpa adanya support dari Tim IT yg saat ini menghandle Disway, bisa jadi website harus didown dulu untuk mencermati problem yg ada sebelum bisa dilakukan perbaikan cmiiw…

Agus Suryono
ALTERNATIV PENGELOLAAN IT DISWAY YANG BISA DITEMPUH ABAH.. 1. Membiarkan dan mempertahankan tim IT yang sekarang bekerja, dengan tambal sulam dan tertatih-tatih memperbaiki kinerja sesuai tuntutan Abah dan para perusuh.. 2. Menyewa jasa outsourcing yang profesional untuk membereskan kekurangan selama setahun, sambil tim IT yang sekarang ada mendampingi tim outsourcing agar bisa belajar.. 3. Mengganti full tim IT yang sekarang dengan jasa perusahaan IT yang profesional.. @terserah Abah lah..

thamrindahlan
Kata pembuka disway hari ini sejatinya bukan nasehat Abah, namun lebih kepada penyadaran diri agar awak dan juga mungkin sobat komentator sesekali (lebih juga tidak apa) mencoba memahami jalan pikiran orang lain. Peringatan ini seiring dengan pepatah nenek moyang melayu bahwa perbandingan antara berbicara dengan mendengar 1 : 2. Artinya seperti jumlah telinga 2 maka patut disesuaikan dengan jumlah mulut yang satu itu. Banyak banyaklah mendengar setelah itu boleh berbicara atau kalau tidak lebih baik diam. Selain itu pesan tersebut mengisyaratkan jangan pula egois ingin memeng sendiri dengan jalan pikiran yang belum tentu benar seluruhnya. Soal senjata bebas di Amerika setelah membaca ulasan Abah , wajar saja mereka mempersenjatai diri dan keluarga agar ada rasa aman dari tindak kekerasan perampokan di kediaman. Paling tidak para begal dinegeri Paman Sam itu berpikir 3 kali sebelum melaksanakan niat mencuri. Paling tidak Donalt Trump agar longgar sedikit soal pemilikan senjata bebas tersebut hanya untuk orang dewasa saja. Soal batasan umur disesuaikan dengan kedewasaan psikologis seperti di Indonesia ketika seseorang warga sipil boleh saja memiliki senjata api asalkan lulus test segala macam dengan dilihat dari kepentingan. Usia tua tak membuat kemelut / Tetap bersinar miliki jiwa perwira / Makna dua telinga satu mulut / Banyak mendengar dari berbicara / Salamsalaman

Akagami Shanks
Mau mendengar pak, capek ngomel terus. Belum ada berita dari @wishnutama. Ayolah sampai ke publik. Terangkan kenapa bisa memiliki posisi seperti itu. Melanggar peraturan atau tidak, gitu.

Budi Utomo
Suami istri punya pistol dan senjata api laras panjang. Demikan Abah bercerita. Tapi itu adalah masa lalu ketika imigran kulit putih mendarat di benua Amerika dan mendirikan koloni. Itu adalah era Wild Wild West ketika sipil berhak punya senjata konon untuk melindungi diri dari binatang buas. Dan suku-suku asli Amerika termasuk dalam kategori binatang buas. Intinya kulit putih menganggap diri mereka lebih superior. Mereka berhak merampok tanah suku-suku asli Amerika. America is land of free. Lebih tepatnya America land is free to rob. Itulah pola pikir White Supremacy yang masih bertahan hingga kini. Walau suku-suku asli Amerika sudah tinggal sedikit. Walau kulit hitam sudah tidak jadi budak. Namun mentalitas White Supremacy tetap survive. Dan bersatu di bawah Partai Republik. Bersatu di bawah Protestant. Untuk bersatu harus punya common enemy/musuh bersama. Kini migran Amerika Latin membanjiri USA. Mereka takut migran Katolik Roma ini bisa menjadi mayoritas sehingga Republik ingin membangun semacam tembok China. Musuh kedua adalah Tiongkok yang menggerogoti ekonomi USA. Kulit coklat dan kulit kuning adalah common enemy dari White Supremacy. Tak aneh bila kulit coklat dan kulit kuning umumnya menjadi kader Partai Demokrat. Itulah polarisasi sipil USA zaman now. White Protestant umunya Republik. Non White Non Protestant umumnya Demokrat. Is that American Dream?

agus budiyanto
Di desaku rakyatnya dilarang punya sejatai api, nanti gara gara ayam atau kucing berak di halaman tetangga, bisa saling tembak menembak.

Jimmy Marta
Medsos yg mentranformasi pola komunikasi masarakat bumi. Di us aplikasi yubo 79 jt anggota. Twitter 77 jt. Angka2 yg menggiurkan bagi dunia pariwara. Data sekarang begitu berharga. 150 jt us dollar atau Rp 2,1T itulah nilai denda kepada twitter. dituduh secara ilegal menggunakan data untuk urusan pariwara.

Nicko Kurniawan
Titip pesan buat admin disway. Saya buka pakai mozilla firefox banyak iklan bertebaran dan mengganggu membaca berita. Bukannya mementingkan agar berita enak dibaca tetapi seperti melihat iklan dibaliknya ada berita, atau seperti kue lapis 2 baris berita, kemudian iklan, kemudian 2 baris berita, iklan lagi dst nya

DeniK
Ini Amerika,Bung ! Disebut juga wild west land. Penjahatnya bukan kelas clurit ,mereka bergerombol dan berpistol seperti di film coboy. Jadi wajar kalau harus punya senjata. Budaya rakyat Amerika tidak suka Yang namanya kumpul kumpul.tanah mereka ratusan hektar hanya sendirian.

Lukman bin Saleh
Tdk usah jauh2. Suku Komering dan Madura kan juga gitu. Bawa sajam ke mana2. Pun suku2 d Papua yg membawa panah. Tp jangan d samakan dg senpi doong. D mana2 d dunia ini aturan kepemilikan senpi beda dg sajam. Pun d Amerika. Tetp ada aturan khusus. Krn semua sadar dampak dr senpi jauh lebih bahaya dr sajam…

donwori
mirip seperti kearifan lokal warga pulau Madagaskar yang suka bawa celurit kemana-mana. apakah pemerintah berhak melarang? padahal kejadian carok mencarok sudah sering terjadi. di Madagaskar.

Yoga The Iceman
narasi republikan seperti Trump biasanya "good guy harus dipersenjatai untuk melawan bad guy dng senjata". yg jadi pertanyaan apakah si good guy siap mengorbankan segalanya? si bad guy besar kemungkinan sudah mempersiapkan sebaik mungkin termasuk memakai vest anti-peluru. si good guy agak mustahil mau memakai vest anti-peluru setiap hari. belum kalau si good guy tertembak mati oleh si bad guy tanpa memberi dampak apapun thd situasi, dia sudah meninggalkan keluarga yg dicinta dan hasil usahanya selama dia hidup. resikonya terlalu tinggi, kalau saya jadi good guy di kasus itu, saya ga akan pernah siap, karena kemampuan dan resiko yg dihadapi.

Sumber: